Bintang dan Rindu

1025 Words
Cahaya menangis tersedu-sedu di bawah guyuran sower yang membasahi tubuhnya, masih sangat terasa adegan semalam yang ia lakukan bersama sang kekasih.Sungguh saat ini dirinya amat menyesal, karena sudah membiarkan hal terlarang itu terjadi. Di luar pintu tampak Deri terus memanggil namanya, terdengar suara yang sangat mengkhawatirkan dirinya saat ini. Sampai akhirnya Cahaya memberanikan diri untuk membuka pintu kamar mandi dan melihat Deri yang sudah berdiri dengan cemas di sana. "Sayang, jangan menangis lagi.Aku akan tanggung jawab." Ucap Deri dengan penuh penyesalan.Sungguh ia amat menyesal telah merenggut kegadisan Cahaya sebelum pernikahan, Namun apa daya semua sudah terjadi dan dirinya tidak bisa mengembalikan apa yang sudah hilang. ''Kamu benaran mau tanggung jawab kan Der? Please ku mohon.Jangan campakan aku." Balas Cahaya dengan lirih. Deri menggeleng dengan lembut ia langsung membawa tubuh ramping itu kedalam pelukannya. "Tidak akan sayang, aku gak akan membuang kamu.Kita akan menikah secepatnya,Kamu mau kan?" Balasnya. Cahaya langsung mendongakan kepala melihat wajah Deri yang terlihat tulus itu. ''Benarkah? kita menikah?" Deri mengangguk, "Ya kita akan menikah secepatnya, kamu mau kan?" Cahaya tersenyum,"Ya aku mau,Der.AKu mau menikah dengan kamu." "Good.' Kemudian pria itu merogoh saku celana dan mengambil sebuah kotak beludru berwarna merah di sana. Ia langsung membuka isi kotak tersebut, terlihat jelas sebuah cincin emas dengan mata berlian di sana.Cahaya langsung menutup mulutnya tak percaya ketika melihat benda tersebut. ** Seorang pemuda tampan tengah duduk di sebuah cafe mewah di tengah-tengah kota Bandung, menunggu seseorang yang sudah hampir setengah jam yang lalu tapi belum tampak juga. Karena cemas, pria ini kemudian mencoba menghubungi orang tersbut untuk menanyakan ada dimana gerangan dirinya.Panggilan tersambung, tapi beberapa detik kemudian, terdengar dimatikan tanpa menyahut. "Karena cemas pemuda ini lantas ingin meninggalkan cafe tempatnya menunggu untuk mencari keberadaan orang tersebut. Hingga tiba-tiba, "Bintang..."Teriak seseorang. Pemuda tersebut menoleh saat orang yang ia tunggu-tunggu tengah memanggil namanya.Ia langsung tersenyum dan memeluk orang tersebut. "Kamu kemana saja,Rindu.Aku cemas menunggumu sedari tadi."Kata Bintang. "Maaf, tadi ada sedikit hambatan di jalan.Kamu sudah lama?" Bintang mengangguk,"Gak masalah yang penting kamu sekarang sudah ada disini." Bintang dan Rindu adalah sepasang kekasih yang saling menicntai, dan mereka sudah berhubungan sangat lama, Tepatnya dua tahun yang lalu, tapi hingga detik ini hubungan mereka tidak di restui oleh orang tua Bintang,Karena Rindu yang hanya merupakan gadis miskin dengan latar belakang keluarga yang berantakan. "Aku sudah mutusin untuk pergi dari rumah dan hidup dengan kamu, Rin."Ungkap Bintang, memulai percakapan mereka. Gadis itu langsung mendongakan wajahnya dan menatap kearah sang kekasih. "Tang, kamu..." Bintang mengangguk. ''Aku akan melepaskan jabatan CEO dan akan hidup sederhana dengan wanita yang aku cintai." Dibawah meja,Rindu tampak meremas ujung jari-jarinya, entah apa yang ia pikirkan saat ini, mendengar penuturan bIntang yang akan meninggalkan keluarganya membuatnya sangat tidak senang.Bukan... bukan ini yang ia inginkan. "Bintang, aku..." ''Aku akan berusaha semampuku untuk membahagiakan kamu, Rindu.Kamu percaya sama aku kan?"Ucap BIntang. Rindu menatap sejenak pada pria itu dan akhirnya mengangguk.Hal itu membuat Bintang sangat lega. "Ayo aku antar pulang, ini sudah malam."Ucap Bintang sambil memgangi lengan wanita itu, tapi langkahnya terhanti kala Rindu tak juga beranjak dari kursi dan mengikuti langkahnya. "Rin.." Wanita itu kembali menatap Bintang, kali ini dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. "Bintang, aku minta putus dari kamu." Bintang langsung terpaku dengan apa yang di ucapkan kekasihnya itu. "Apa?" Rindu akhirnya berdiri dan memberanikan diri untuk menatap wajah Bintang. "Ayo kita putus, aku sudah tidak nyaman berhubungan dengan kamu.Jauhi aku sekarang juga.Dan kamu gak perlu nganterin aku pulang." Dunia BIntang saat ini langsung runtuh setelah mendengar permintaan dari sang kekasih yang meminta putus darinya.Bahkan ia tidak menyadari saat Rindu sudah berlalu dari hadapanya. Air mata Bintang langsung berjatuhan, ia begitu memperjuangkan wanita itu agar tetap berada di sisinnya,tapi pada akhirnya justru RIndu yang menyerah untuk berjuang. Seolah tersadar akan Rindu yang tiba-tiba tidak ada di depanya, Bintang langsung keluar dari Cafe tersebut dan mencari keberadaan sang kekasih. "Rindu...Rin..."Teriak BIntang mencari ke berbagai tempat, berharap kekasihnya itu hanya bersembunyi dan ia akan segera menemukanya. Namun hingga sampai Bintang menyusul ke rumah RIndu tak juga ditemukan.Akhirnya pria itu memutuskan untuk pulang. * Di kediaman keluarga besar Gunawan. Bintang baru saja sampai di ruang tamu, ketika terlihat kedua orang tuanya yaitu Tuan Gunawan dan Nyonya Hana sedang bersama seorang gadis cantik.Bintang yang melihat itu hanya bisa mendengus kesal. Tak tertarik dengan pembahasan mereka bertiga.Bintang memilih untuk berlalu dan masuk ke dalam kamarnya,Namun baru beberapa langkah terdengar suara Gunawan yang memanggilnya. "Berhenti Bintang!"Kata pria paruh baya itu dengan lantang. Bintang hanya diam, tanpa berbalik menatap mereka semua. "Papa sudah atur pertunangan kamu dengan Via minggu depan, tidak ada penolakan untukmu." Bintang langsung berbalik dan menatap kedua orang tuanya itu. ''BIntang sudah bilang tidak mau menikah ataupun bertunangan dengan wanita lain,.Bintang hanya mau Rindu seorang pah."Tolak nya, dan ini adalah penolakan Bintang untuk yang ke sekian kalinya pada gadis yang sekarang berdiri di tengah tengah kedua orang tuanya. Sungguh, Bintang menganggap Via hanya sahabat, terlebih memang mereka tumbuh dan besar bersama.Dan selama itu pula ia tidak pernah punya perasaan apapun pada gadis itu, seperti perasaannya yang menggebu seperti pada Rindu. "Ayolah Bi, papa mohon.Mungkin ini permintaan terakhir Papa, bertunangan dan menikahlah dengan via."Bujuk Gunawan lagi. Bintang menggeleng.Bagaimanan mungkin dirinya bisa menikah dengan wanita yang tidak ia cintai, sedangkan hati dan raganya telah menjadi milik Rindu seorang. "Maafkan Bintang, Pah.Bintang hanya mau menikah dengan Rindu saja tidak ada wanita lain,.Ini sudah keputusan BIntang." Pria itu kembali berbalik badan hendak menaiki anak tangga menuju kamarnya. Namun sekali lagi Gunawan berteriak yang membuat dirinya langsung berhenti seketika. "Ok jika kamu tetap bersikukuh untuk mempertahankan wanita tak tau malu itu, maka kamu bisa keluar dari rumah dan perusahaan.Lepaskan semua yang melekat di diri kamu,Bintang!"Ucap Gunawan dengan lantang.Sampai dua orang wanita yang ada di sisinya terkjur. "Pah!"Ucap Nyonya Hana, yang merasa keberatan dengan ucapan sang suami untuk putra pertama mereka. "Mama tidak usah ikut campur, anak itu sudah terlalu kurang ajar dan papa harus memberinya pelajaran."Jawab Pak Gunawan. "Gak kaya gitu juga pah, dia tetap putra kita." "Papa masih punya Badai yang bisa papa andalkan daripada dia yang kurang ajar." Bintang hanya mendengus kesal sebelum akhirnya ia tetap melangkah menuju kamarnya sendiri. "Persetan dengan semua ini, aku tak peduli.Yang aku inginkan hanya Rindu seorang.Hanya wanita itu."Bisiknya lirih.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD