Kedatangan Greg

782 Words
Tiga hari berlalu dan kematian kedua orang Jess benar-benar meninggalkan duka yang mendalam bagi Jess. Rumah besarnya kini sudah sepi dari pelayat dan Jess masih ada di dalam kamarnya dengan tirai jendela yang selalu tertutup. Thalia— ibu Greg —sudah mendatanginya di hari pertama kematian orang tua Jess. Thalia menawarkan Jess untuk tinggal di mansionnya tapi Jess menolak karena dia dan Greg sudah tak memiliki hubungan apa pun lagi. Thalia sangat sedih dengan kenyataan ini, tapi dia tak bisa ikut campur dalam hubungan putranya dan Jess. Tapi Thalia tetap berusaha berhubungan baik dengan Jess sampai saat ini. Para pelayan Jess mulai dikurangi dari yang lima orang menjadi dua orang saja karena Jess harus menghemat uang meskipun harta yang ditinggalkan kedua orang tuanya sangat banyak. Jess akan menggunakannya untuk membiayai kuliahnya yang biayanya tak main-main. Thalia bahkan menawarinya untuk membiayai kuliah Jess tapi sekali lagi Jess menolak hal itu karena dia tak ingin mengemis pada siapa pun. Jess masih tergolong mampu untuk bisa membayar kuliahnya dan ia akan menjadi dokter kelak dan menghasilkan uang sendiri. * Mata Jess masih terpejam ketika mendengar suara lirih di telinganya. "Hei, are you oke?" bisik suara yang sangat dirindukannya itu. Jess membuka perlahan matanya dan dia melihat Greg di depannya. Pria itu memeluk dirinya di atas ranjang. Jess tak mengatakan apa pun dan hanya memeluk tubuh Greg saja. Air matanya telah habis rasanya dan kehadiran Greg di depannya seolah menjadi obat bagi dirinya meskipun dia menyadari bahwa Greg tak akan lama berada di sisinya. Greg tak mengatakan apapun lagi dan hanya mengusap lembut rambut dan punggung Jess. Jess kembali memejamkan matanya. "I miss you," bisik Jess lirih dan bahkan hampir tak terdengar sama sekali. "I miss you too.” Greg masih memeluk tubuh rapuh itu. Apapun yang terjadi, Greg sebenarnya masih peduli pada Jess. Dan jika mereka tak bisa bersama sebagai sepasang kekasih, maka Greg ingin berteman saja dengan Jess. Greg memang memutus komunikasinya dengan Jess beberapa bulan ini karena dia sangat sibuk dengan kuliah barunya. Bahkan Greg tak akan lama berada di New York karena dia harus kembali ke Inggis besok sore. Hari ini sampai besok, Greg akan menemani Jess di rumah. Setidaknya Greg sudah memberikan dukungan moril pada Jess di saat gadis itu berada di titik terbawahnya. * * Greg menggendong Jess ke bawah karena gadis itu sama sekali tak keluar dari kamarnya selama tiga hari penuh. Anna dan Aston tampak berada di ruang tamu ketika Greg turun dari tangga membawa Jess. "Greg? Kau di sini?" tanya Anna. "Ya.” Greg membawa Jess ke ruang makan. "Aku tak mau makan," ucap Jess di dalam gendongan Greg. "Kau harus makan, Jess. Kau sudah tertinggal banyak pelajaran. Uncle Aron tak akan suka jika kau seperti ini.” Anna yang berjalan di samping Greg berusaha membujuk Jess. Aston sebenarnya tak suka dengan kedatangan Greg, tapi dia tahu bahwa Jess masih sangat mencintai Greg dan kedatangan Greg akan membuat Jess membaik mengatasi kesedihannya. Greg mendudukkan Jess di kursi dan dia sendiri duduk di sebelah Jess. Pelayan mengambilkan makanan untuk Jess dan menaruhnya di atas meja yang ada di depan Jess. "Makanlah, aku akan melihatmu sampai kau menghabiskan makananmu," ucap Greg. Jess hanya memandang makanan itu dan sama sekali tak tertarik untuk memakannya. "Jess … Mau kusuapi?" Jess menggeleng dan kemudian mulai memegang garpunya. Sedikit demi sedikit makanan itu masuk ke dalam mulutnya. Meskipun tak menghabiskannya, setidaknya perut Jess sudah terisi makanan. “Jangan pergi,” ucap Jess ketika Greg membawanya ke beranda belakang. “Aku akan menemanimu sampai besok.” “Pernahkah kau mencintaiku?” Jess menatap mata Greg. “Aku menyayangimu, Jess. Dan akan selalu seperti itu meskipun kita sudah putus. Jika kau membutuhkan bantuanku, maka aku akan selalu siap membantumu. Keluargaku adalah keluargamu.” Jess masih menatap mata Greg. Jess tersenyum meskipun bukan itu jawaban yang diinginkannya. Lalu Jess kembali memeluk Greg. Anna dan Aston sudah pulang tadi setelah mereka selesai makan pagi. Keduanya kini menjadi sahabat dekat Jess dan selalu memberitahukan semua materi pelajaran yang tertinggal pada Jess. “Aku akan menjadi Dokter yang sukses, Honey,” ucap Jess yang tetap memanggil Greg dengan panggilan sayangnya. “Hmm, kau pasti bisa melakukan hal itu. Itu adalah hal yang mudah bagimu, Jess. Aku akan selalu mendukungmu.” “Thank you,” sahut Jess dan kemudian tak lagi mengatakan apa pun setelah itu. Mereka hanya memandang ke arah taman yang masih terlihat hijau. Biasanya Jess akan melihat ibunya di sana sedang menata bunga kesayangannya bersama pelayan. Lalu tak terasa air matanya kembali menetes ketika mengingat hal itu. Jess semakin mengeratkan pelukannya. Ia akan merubah dirinya agar Greg bisa mencintainya dan kembali menjalin hubungan dengannya. Mungkin jika Jess bisa bersikap lebih dewasa, Greg akan mempertimbangkan hubungan mereka kembali.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD