Sore harinya, Hendra pulang dari proyek, saat warung Citra sudah tutup, tapi masih ada aktifitas di dalam warung. "Assalamualaikum." Hendra memberi salam. "Waalaikum salam. Duduk, Bang. Aku buatkan minum dulu." Citra meraih telapak tangan Hendra, dicium telapak, dan punggung tangan Hendra. "Tidak usah, anak-anak mana?" "Ada di rumah." Citra menunjuk ke arah pintu rumah yang terbuka. "Aku mandi dulu. Kangen ingin gendong mereka." Hendra masuk ke dalam rumah. Citra masih berdiri di tempatnya, menatap Hendra yang masuk ke dalam rumah. "Mang Hendra kelihatan sayang sekali dengan si kembar ya, Kak Citra," kata Imah yang sudah berdiri di samping Citra. "Iya." Citra tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Lalu ia melanjutkan pekerjaannya. Mereka bertiga menyiapkan bahan yang akan dimasak subu