Menjadi model Elen

707 Words
Terdengar suara ketukan beruntun di pintunya. Lander bangkit untuk pergi membukakan pintu. Saat pintu terbuka, dia didorong keras hingga terjatuh. Seseorang menerobos masuk mengabaikannya. Lagi, dia tidak dihargai di tempatnya sendiri. Dia mengikuti langkah orang itu, dan terlihat orang itu langsung memeluk Zoya sangat erat. Seolah-olah dia sedang menculik gadis itu, dan orang yang baru datang adalah penyelamat. Sangat lucu. "Kenapa gak ngabarin lo lagi disini?" Raksa memegang pipi Zoya, memaksanya untuk menjawab. Zoya menatap mata Raksa agak bingung. Ini pertama kalinya Raksa menyebutnya dengan sebutan 'lo.' Laki-laki itu juga tampak berkeringat, seperti baru lari maraton. "Biasanya juga gak ngabarin kan?" jawab Zoya dengan kerutan samar di keningnya. "Iya, tapi kamu pergi begitu aja setelah bertengkar dengan mamamu!" Raksa melihat pada Lander, Zoya pergi ke tempat Lander, padahal bisa saja pergi ke rumah Mia atau Ariel. Zoya menggelengkan kepalanya. "Lo pikir gue bocil yang kabur-kaburan cuma karena sedikit bertengkar sama mama kayak tadi. Gue tadi ke rumah Tisa, terus pas lewat mampir ke sini. Lander lagi sakit, gue cuma jenguk aja!" Merasa ditipu, Raksa menghela napas panjang. "Ya udah, ayo balik. Gerald nunggu di bawah!" "Hah, Gerald?" Zoya makin tak habis pikir. Tidak biasanya mereka akan menjemputnya tanpa dia minta. "Dia bilang kamu mungkin ada di sini. Karena aku gak tahu rumah Lander, dia anterin!" Raksa menutupi yang sebenarnya Gerald katakan untuk menipunya. Laki-laki itu tidak bilang ini apartemen Lander, Gerald hanya mengatakan Zoya mengencani laki-laki yang tinggal di sini. Dan mungkin mencoba memanfaatkan Zoya. Payahnya dia percaya saja, karena Gerald menunjukkan bukti rekaman Zoya datang pagi-pagi sekali, diam-diam pagi tadi. — Di mobil Gerald puas menertawakan Raksa. Dia memang merekam saat Zoya datang ke sini. Pagi tadi dia pergi ke rumah Zoya untuk memintanya membantu mengerjakan tugas, agar tidak terlambat dia datang pagi-pagi sekali. Tapi saat hampir sampai di depan rumah Zoya, dia melihat Zoya pergi dengan taksi. Dia penasaran dan mengikutinya, saat Zoya mengambil makanan di restoran, dan saat gadis itu pergi ke apartemen ini, yang dia ketahui menjadi sebagai tempat tinggal Lander. Dan kenapa dia langsung memiliki ide tentang leluconnya pada Raksa, karena saat dia menelpon Tisa menanyakan tentang Zoya, Tisa mengatakan mungkin Zoya ke rumah Lander jika memang belum pulang. Karena Zoya sempat menanyakan kondisi laki-laki itu. "Diem. Candaan lo gak lucu!" Raksa masih merasa kesal. "Lagian Lo percaya aja. Zoya udah biasa bepergian sendiri. Kekhawatiran Lo berlebihan!" Gerald tidak merasa bersalah, bahkan mengedipkan matanya kearah Zoya. Sebenarnya Zoya juga merasa Raksa terlalu polos. Mudah sekali ditipu. Benar-benar anak baik. Mana pakai mengkhwatirkannya segala, tidak mau melihatnya kesal, dia mengusap pundaknya. Karena posisinya saat ini dia duduk di belakang, dan keduanya di depan. Raksa masih kesal, dia hanya diam saja sepanjang perjalanan. Mungkin bagi mereka dia konyol, tapi untuknya tidak. Dia tidak mau terjadi sesuatu pada Zoya. Dan akan membuat Zian dan Shana sedih nantinya. Baginya, kekhawatirannya itu bukan candaan. "Lo masih mau lanjutin keinginan Lo untuk jadi Modelnya Elen? Artinya Lo harus pergi ke London selama hampir dua Minggu, dan Tante Shana juga gak setuju!" Gerald bertanya, dia mendengar dari Raksa tentang pertengkaran Zoya dan mamanya sore tadi. "Hm, gue bisa sekolah online. Gue udah bilang sama wali kelas gue tentang gue akan pergi ke London. Dia sepertinya akan bicara pada papaku untuk membicarakan tentang masalah ini!" Zoya merespon dengan santai. Dia telah merencanakan semuanya. Tidak ada yang kurang dengan itu. Raksa masih hanya diam saja. Karena sama seperti mamanya Zoya, dia kurang suka dengan rencana Zoya tersebut. Gerald hanya mengangguk. Dia memahami tujuan Zoya. Kesempatan emas sebaiknya tidak disia-siakan. Karena tidak butuh proses panjang, Zoya bisa tampil untuk pertama kalinya di depan dunia. Karena Elen adalah designer terkenal. "Lo mungkin akan sulit mengikuti pelajaran nantinya kalau tertinggal begitu lama. Kalau menurut Lo worth it!" Gerald selalu menunjukkan bentuk dukungannya. "Besok gue akan melakukan video call dengan Elen. Kami akan melakukan sesi wawancara singkat, dan perkenalan dengan tim Ele juga. Mereka penasaran tentang gue, karena biasanya Elen selalu milih model berpengalaman dan matang dalam bidang modeling. Dari pada mengambil model pendatang baru!" "Lo tahu banget tentang Elen!" Gerald pikir Zoya adalah fans Elen kalau begitu. "Hal kayak gini mudah diketahui!" Zoya menjawab santai. Padahal karena dia dulu hanya bisa mengenal karya-karya Elen dan mendengar namanya. Kini dia akan menjadi salah satu modelnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD