Photografer

362 Words
Gerald memperhatikan hasil foto di kameranya. Mengangguk puas, tidak menyangka hasilnya benar-benar mengesankan. Padahal dia sendiri bisa dibilang belum terlalu mahir dalam fotografi. Jika bukan karena Zoya memaksanya, dia mungkin tidak akan melihat hasil karyanya yang cukup memuaskan. "Gue pikir awalnya Lo cuma iseng!" Gerald tersenyum miring dengan mata melengkung menunjukkan ketulusan dalam ekspresinya. "Gue serius, tapi Lo aja yang gak percaya. Dan, gue percaya sama skill Lo. Tinggal banyakin latihan aja, Lo bakal lebih baik lagi dalam memotret!" Zoya melepaskan hiasan di rambutnya. Itu seperti jepit rambut, tapi hanya perlu ditempelkan saja. Gerald tersenyum melihat lagi pada hasil jepretannya. Benar-benar suka dengan hasilnya. "Lo cantik di sini!" "Ye, selama ini kemana aja bang?" Zoya meledek. Satu rahasia yang dia ketahui tentang Gerald, tapi tidak akan dia ungkapkan. Di masa depan, dia mendengar dari teman-temannya Gerald menjadi seorang fotografer terkenal. Mengkhianati keinginan orangtuanya, demi menekuni hobi yang digemarinya. Itulah kenapa untuk mengambil sampel fotonya, dia mempercayakannya pada Gerald. Setidaknya keuntungan baginya, mengetahui tentang kesuksesan Gerald di masa depan. "Tapi gue masih heran, bisa-bisanya Lander menyia-nyiakan cewek secantik ini!" gumam Gerald lirih, sambil terus menekan tombol yang sama untuk menggilir seluruh hasil fotonya. Zoya seperti mendengar Gerald bicara, tapi dia melihat laki-laki itu masih sibuk dengan kameranya, dia memilih menyelesaikan kegiatannya membersihkan make up. "Zo, gue kayaknya bakal jadi orang yang gak akan rela kalau Lo sampai gagal jadi salah satu model untuk acara fashion show itu!" Gerald awalnya menertawakan Zoya, saat gadis itu mengatakan padanya ingin di foto untuk mendaftar menjadi model. Tapi setelah melihat bagaimana Zoya berpose begitu natural dan bisa menyesuaikan tema, dia pikir Zoya memang berbakat. Zoya hanya menanggapi dengan senyuman tipis. Karena meskipun kelas modelingnya belum dimulai, Gerald sudah memiliki kepercayaan seperti itu. Artinya aura bintangnya yang pernah membawanya menjadi modal papan atas kelas internasional masih melekat padanya, bahkan setelah dia terbangun dan kembali menjadi Zoya remaja yang masih naif. Menoleh, Zoya memperhatikan senyum di wajah Gerald. Laki-laki itu akan tiba-tiba hilang dari kehidupannya setelah lulus SMA. Seakan kedekatan mereka sebelumnya tidak pernah ada. Tidak bisa untuk merasa kesal, Zoya tahu dia juga tidak akan bermaksud menyalahkannya. Tapi mengingat pertemanan mereka hanya berlangsung singkat, dia agak menyesalkan. "
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD