Limapuluhsatu

1046 Words

Dhifa duduk menunggu kedatangan Hanif. Sudah hampir satu jam ia duduk termenung di sebuah kafe menantikan kehadirannya, namun pemuda itu tak juga menampakkan diri. Dhifa mulai duduk tak nyaman. Pesan darinya pun tak ada balasan. Panggilannya juga tak di jawab. Ia hampir putus asa dan berniat untuk pergi jika dalam waktu lima menit lagi Hanif tak datang. Besok biar dirinya yang datang ke kantornya. Ia tak peduli dengan omelan Papa Dany yang sudah mewanti-wanti agar tak mengganggu Hanif. "Sudah lama menunggu?" Tiba-tiba terdengar suara Hanif yang menentramkan jiwa. Pria muda itu memiliki suara yang mampu menyihir Dhifa. Kemarahannya Seketika mereda. "Lumayan," jawab Dhifa seraya menatap ke arah Hanif yang penampilannya masih terlihat rapi meskipun hari sudah sore. Aroma parfumnya pun m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD