Dengan sentuhan lembut, Bram mengulurkan tangannya dan memegang dagu Meggie dengan lembut. “Aku tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan. Aku hanya ingin jadilah dirimu sendiri. Tidak perlu berpikir mengenai keluargaku. Mereka mempunyai sikap dan pendapat sendiri begitu juga dengan aku. Aku menyukaimu sebagai Meggie Dirga bukan sebagai wanita yang tidak aku kenal,” bisik Bram sebelum mendekatkan bibirnya untuk menyentuh mulut Meggie dan menghisap nafasnya. Ciuman dan cumbuan yang dilakukan oleh Bram pada Meggie seperti hal yang biasa dan Meggie tidak pernah bisa menolaknya membuatnya berpikir apakah ia sudah benar-benar berada dibawah pengaruh Bram? Menjadi salah satu wanita yang berhasil ditaklukkan?. Mereka berjalan menuju halaman yang sangat luas untuk bertemu dengan a