Jo pergi.
Aku sudah tidak pernah merasakan kehadiran Jo lagi sejak malam itu, malam di mana aku mendengar bisikan yang terasa sangat nyata. Bertepatan dengan itu, keesokan harinya justru teror yang aku dapat semakin menjadi.
Aku masih ingat, bisikan itu menyuruhku berhenti. Apa ini ada hubungannya dengan teror-teror itu? Akan tetapi, semakin banyak teror yang kudapat, justru semakin membuatku tidak bisa berhenti. Biarkan Jo tenang di sana, aku di sini akan tetap mencoba semampuku mencari keadilan untuknya.
Bukan aku sok pahlawan, tetapi Jo adalah sahabatku. Satu-satunya orang di luar keluarga inti yang kuperbolehkan mengetahui banyak hal tentangku. Keluarganya juga baik, apalagi ibunya sering sekali mengirimiku makanan.
