When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Leon terbangun saat ia merasa luka ditangannya berdenyut sakit. Luka tembak itu baru terasa sakit saat efek obat perangsang hilang dari tubuhnya. Leon tidur telungkup dengan tubuh masih polos hanya ditutupi sehelai selimut. Setelah pertandingan panas malam itu, ia tertidur pulas sampai pagi dan bangun kesiangan. Saat membuka mata ia menoleh kesamping matanya melotot ada sosok wanita tidur di ranjangnya. Otaknya belum sepenuhnya pulih. ‘Siapa?’ Mata Leon menatap punggung Jovita Hara yang tidur memunggunginya, tentunya tidur tanpa pakaian sama seperti dirinya. Leon bangun dan melangkah hati-hati menuju kamar mandi menguyur kepalanya dengan air dingin untuk memulihkan ingatannya, memaksa otaknya untuk bekerja untuk mengingat kejadian malam itu, akhirnya ingatannya pulih. “Oh, busy