When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah meninggalkan Jovita di Villa, Leon menuju kantor polisi, niatnya ingin menghajar pria berambut gondrong tersebut, karena pria itu menyebabkan masalah besar padanya. “Pak Wardana, lelaki itu sudah meninggal tadi malam di dalam sel,” ucap polisi intel teman Leon. “Apa yang terjadi?” tanya Leon tidak percaya. “Bos mereka sepertinya tidak ingin anak buahnya membuka mulut. Jadi dia meminta penghuni lapas untuk melenyapkan.” “Tadinya, saya ingin tahu siapa bosnya." Polisi hanya menggeleng . “Bahkan polisi belum bisa menembus siapa dia,” ucap Polisi. Leon kembali kehilangan petunjuk, karena lelaki berambut gondrong itu dilenyapkan. Begitulah dunia mafia, tidak ingin informasi tentangnya bocor, maka bos itu akan mengorbankan anak buahnya. Nyawa manusia seolah-olah tidak berarti bag