Denta berguling di atas tempat tidur, mengeratkan selimutnya mencoba memejamkan mata. Walau kini ia melirik jam dinding doraemon berdiameter lumayan besar tak jauh dari pandang. Sudah jam sepuluh, kurang sepuluh menit. Gadis itu mendesah, mencoba menenangkan diri. Tetap saja belum bisa tenang. Jantungnya berdebar. Tidak, tidak! Memangnya Denta ingin berharap apa? Dihubungi oleh Gasta? Padahal berhari-hari kemarin, pesan dan panggilan cowok itu selalu diabaikan olehnya. Masa iya sekarang malah ngebet ingin dihubungi?
“Ck, udahlah, emang dia udah nggak mau hubungin gue lagi. Ngapain gue tungguin,” dengkus Denta. Akhirnya meraih ponselnya berniat membuat story w******p. Sekalian berniat memancing Gasta, kali saja bakal dihubungi. Dia juga sengaja mengganti foto profil w******p, menjadi fotonya saat selfie tadi siang.
Status saya :
Dicari pemuda tampan berumur 18 tahun, yang penuh perhatian dan berkarisma. Langsung siap menjadi pacarku. Nggak perlu kapten basket atau bos geng sekolah. Yang penting baik, perhatian dan nggak cuek.
Tanpa pikir panjang, Denta langsung membuat status pribadi di aplikasi chat. Denta tau, dirinya tidak waras. Bahkan, banyak orang yang akan mengatainya gila nanti. Masa bodoh.Lagipula, siapa yang akan melihat status nggak jelas itu, selain temannya sekelas dan beberapa kontak dari temannya yang dari sekolah lama.
Denta menoleh mendengar notifikasi yang masuk berulang kali, secara beruntun. Gadis itu dengan gerakan cepat mengambil ponselnya. Seketika remaja cantik itu, langsung mendelik saat banyak sekali pesan, bermaksud mengomentari statusnya.
Karrel
Emangnya Gasta ke mana?
Aryan
Aduh guguk sekali statusnya ^_^
Dira
GASTA MAU LO KE MANAIN
Hauri
Sedih aku lihat temanku
Melihat chat Karrel ada di barisan teratas, Denta memutuskan untuk membalas lebih dulu. Daripada pusing-pusing mikirin Gasta yang nggak jelas, mendingan chatting sama teman-temannya.
Denta
Pacarku hilang diambil orang. Apakah aku kurang cantik?
Denta mencoba bercanda dengan membalas chat Karrel pakai sebuah lirik lagu. Biar tidak kaku-kaku amat.
Karrel
Diambil siapa? Gasta lagi sama gue nih. Ada Nugraha sama anak lain juga. Dia juga lagi baca chat lo sekarang.
Di Gotta Go. Mau ke sini nggak?
Matanya langsung jadi membelalak ketika membaca chat masuk dari Karrel. Gasta ada di sana? Bersama Nugraha dan lainnya juga. Apalagi, Gasta ikut membaca chat-nya? Dengan jantung berdebar, Denta membalas. Ah, sudahlah. Lagipula, status ini memang untuk menyindir Gasta kan? Ngapain panik.
Denta
Siapa Gasta? Tiba-tiba aku jadi hilang ingatan.
Sorry! Cowok gue banyak sekarang. Nggak cuma Gasta doang
Saking larisnya gue, Rel. ^__^
Denta melengos. Tak terlalu ambil pusing. Walau dia sangat yakin, kalau mereka yang tengah berkumpul di Gotta Go kafe tengah membicarakannya. Tiba-tiba saja kupingnya panas sampai getaran ponsel mengejutkannya. Denta langsung membuka pesan itu. Si*lnya, itu bukan dari Karrel, namun dari Gasta.
Bulbul
Padahal sore tadi baru gue jemput di sekolah.
Sekarang, lo malah mau nyari cowok lagi -_-
I love you!
Gadis itu menggigit bibir. Langsung berbalik menempelkan wajah ke atas bantal dan memekik tak jelas. Bahkan dia mengeluarkan suara ayam jantan dengan kaki ditendang-tendang ke udara, sampai selimutnya berantakan bukan main.
Denta
HA HA HA NGGAK BAPER
SORRY AJA YA, PAK, KATA2 INGGRISMU TAK MAMPU, MEMBUAT DIRIKU JATUH PADA PESONAMU LAGI
Denta merubah posisi jadi duduk, sambil merapikan rambutnya dan berdehem-dehem, entah untuk apa.
Denta :
SAYANG DOANG, NGGAK ADA BUKTI. ^_^
Bulbul
Mau bukti apa?
Denta
KALAU LO PEKA, YA USAHA DONG! MASA HARUS DIKASIH TAU.
Bulbul
Caplock lo nyala trus, Nta
Gue jadi teriak bacanya
Cowok mana peka, kalau yang cewek cuma nebar kode
Denta
SINI, GUE GARUKIN GINJAL LO BIAR PEKA
GARA-GARA LO, GUE JADI FLU SEKARANG. LO NYEBARIN VIRUS KE GUE
Bulbul
Maaf ya!
Denta
NGGAK PEDULI!
Sekitar dua puluh menit, Denta tidak juga mendapatkan pesan masuk dari Gasta. Cewek itu melengos, memandangi ponselnya dengan garis wajah yang ditekuk masam. Merasa kesal setengah mati, karena cowok itu mengabaikan balasannya.
“Nyebelin,” gumamnya. Akan tetapi perkiraan Denta salah besar. Cowok itu membalas pesannya lagi. Meski kesal, dia tetap membaca.
Bulbul
Gue udah letak makanan di teras lo!
Obat flu juga
Diminum obatnya!
Raut wajah Denta berubah, tidak percaya kalau makhluk itu akan melakukan hal semacam ini.Gasta pasti bercanda!
Bulbul
Gue serius!
Buru-buru Denta menyibak selimut dan turun dari kasurnya. Melangkah keluar kamar dengan langkah yang tergesa-gesa. Membuat Vero yang ada di ruang tengah bersama beberapa temannya mengerutkan kening.
“Mau ke mana lo, Kak? Udah malemr! Gue aduin mama loh,” ancam Vero, membuat beberapa temannya terkekeh. Masih fokus bermain PS.
“Apa sih? Gue ambil makanan, habis pesan pakai go-food tadi,” balasnya lalu melengos. Terlalu excited. Sesudah pintu utama rumahnya terbuka, alangkah terkejutnya Denta melihat sekantong makanan dan obat flu sudah nangkring di atas mejanya yang ada di teras. Kemudian melihat post it tertempel di sana. Seketika pipi Denta jadi memerah karena malu.
Get well son, Denta.
“Ini serius dari dia?” pekik Denta langsung kegirangan laluburu-buru meronggoh ponsel dari dalam saku celana bahannya.
Denta
Lo kesambet ya, tiba-tiba jadi baik gini?
Bulbul
Dih ngatain? Sorry, gue nggak mampir. Udah malam. -_-
Denta
Emangnya puncak gunung es paling tinggi udah cair?
Bulbul
Khusus buat lo. Sama lo, gue nggak mau jadi cold bad boy
Denta
Hehehemakasih!
Mau insert titik dua dan bintang, tapi terlalu gengsi. Sampai sebuah senyum misterius terpatri di wajah cantiknya. Di depan teras rumah, bahkan Denta sempat mengadakan konser dadakan. Cewek itu menyanyikan lagu Let It Go yang merupakan soundtrack film Frozen. Parahnya, dia malah pakai joget goyang dumang yang heboh. Tidak sadar saja, jika dua pasang mata memperhatikan tingkahnya sambil tertawa geli. Mungkin, jika mereka keluar dari tempat sembunyi, dan nongol di depan gadis itu pasti Denta akan sangat malu bukan main.
“Rel!” panggil Gasta.
“Hm?” Karrel hanya berdehem saja.
“Thanks,” katanya singkat tanpa menoleh. Masih terlalu senang, saat melihat wajah bahagia Denta. Apalagi melihat gadis itu berjoget gila, Gasta jadi semakin senang bukan main.
“For what?”
“Udah dibantu.”
“Gue cuma pengen lihat Denta seneng, jangan geer lo,” sinis Karrel, membuat Gasta mendelik tak kalah sinis.
***