Pengaruh Susuk yang Dahsyat

1121 Words
Aksi panas semalam disambung pagi hingga siang hari membuat Risna benar - benar kelelahan. "Sayang kamu kenapa sih?, aku benar - benar nggak sanggup lagi, lagian ini udah siang banget apa kamu nggak ngantor?" keluh Risna memutar mata malas dengan sikap Danu yang tak henti - hentinya menghantam tubuhnya. "Pokoknya, seharian ini aku ingin bercinta terus dengan mu sayang, kamu tahu kenapa?, karena aku sangat menginginkan anak darimu kalau perlu jangan kurang dari satu, aku ingin punya anak banyak hehe" kekeh Danu tanpa beban yang terus mencumbui tubuh Risna "Iya, tapi aku sangat kelaparan aku juga sangat lemas, lagian aku ada janji dengan temanku" gerutu Risna merajuk "Tidak bisa sayang, kamu tidak akan ku ijinkan karena seharian ini aku ingin bersamamu terus dikamar ini" bisik Danu membuat Risna kesal Risna pun hanya menurut saja tak bisa menolaknya. "Ya udah, aku pesan makanan dulu karena perut udah keroncongan begini, apa kamu tidak lapar mas, aku lelah nih" "Aku juga lapar sih, ok nanti kalau udah makan kita lanjut lagi ya sayang" kata Danu bergegas ke kamar mandi. Risna pun tak menghiraukan ucapan Danu, ia sibuk dengan gawainya memesan makanan. Seharian ini mereka hanya menghabiskan waktu untuk melakukan aksi panas mereka diranjang. Danu sangat menginginkan buah hati, makanya ia terus menggempur Risna tanpa ampun. "Aish, aku lupa meminum pil kb ah.., mas Danu kurang asem ni.., mana dia gak pake pengaman lagi " gerutu Risna meremas rambutnya frustasi. Danu yang melihat Risna menjadi heran. "Kamu kenapa sayang?,masih kepingin ya.." goda Danu sambil memeluk Risna, membuat Risna merasa sesak karena pelukan Danu terlalu kencang. "Ish.. kamu itu ya.. ini lepasin dulu pelukanya aku sesak nih.., ah.. iya sayang kamu gak pake pengaman? tanya Risna memicingkan matanya " Kalau nggak kenapa emang?, kan biar cepat punya debay sayang, malah kalau bisa kita bikin tiap hari..hehe" kekeh Danu membuat Risna geram menepiskan tangan Danu yang melingkar di pinggang rampingnya. "Kamu, melanggar aturan kita mas, aku kan udah bilang dari awal aku itu nggak mau hamil, ini malah pingin punya anak" rajuk Risna membuat Danu memicingkan matanya tak setuju, tangannya meraih dagu Risna dengan kasar "Dulu emang begitu sekarang aku ingin punya anak, aku udah ngajak nikah kamu biar kita menjadi pasangan suami istri sah, mempunyai anak dan kita menjadi satu keluarga utuh, apa yang kamu cari sebenarnya Risna apa kamu tidak mau berkeluarga?, aku sudah muak dengan semua ini, sekarang terserah kamu saja, kalau kamu nggak mau nikah dan punya anak dariku lebih baik kita berpisah saja" ancam Danu terlihat kilat kemarahan dimatanya. Risna yang sedang merajuk hanya terdiam, mencerna semua perkataan Danu dan menghela nafas berkali - kali mencoba meredam emosi di hatinya. Risna tak menyangka kalau Danu yang selama ini selalu menurutinya akan marah karena penolakannya untuk memiliki anak dan menikah dengannya. "wow, sebegitu dahsyatkah susuk yang ku kenakan sampai saat ini?, sehingga membuat mas Danu benar - benar ingin menikahiku, mestinya aku merasa bahagia namun entah mengapa hatiku merasa hampa dan malah menginginkan kliennya pak Pramudia yang lebih tampan kharismatik dan kaya raya" guman Risna dalam hati menghela nafas panjang lalu menghempaskannya. Semakin hari Risna semakin berambisi kepada pak Pramudia hingga suatu waktu ia secara sembunyi - sembunyi berkomunikasi dengan pak Pramudia bahkan memberanikan diri untuk mengajak ketemuan. "Hallo, bisa bicara dengan pak Pramudia" "Iya saya sendiri, maaf ini siapa ya?" "Oh, ini dengan Risna" "Maaf Risna siapa ya apa kita saling mengenal?" "Tentu pak, saya Risna yang bersama pak Danu' " Oh, istri pak Danu, ya kenapa bu Risna, ada yang bisa saya bantu?" "Maaf pak, ralat saya bukan istri pak Danu, melainkan asisten pribadinya, dan tolong panggil saya Risna saja jangan panggil bu, kelihatan tua banget.. hehe" Penyangkalan Risna menjadi istri Danu membuat Pramudia curiga dengan niat licik Risna, maka dari itu Pramudia selalu bersikap ekstra hati - hati. Pramudia selalu menghindar dan membuat alasan untuk menolaknya setiap Risna mengajak ketemuan. Itu semua dilakukan agar Pramudia terhindar dari segala kemungkinan yang terjadi. Risna yang begitu percaya diri akan mendapatkan Pramudia tak pernah hilang akal, bahkan bertekad ingin menyingkirkan Fitri yang sedang menyamar menjadi istri Pramudia. "Aku harus mendapatkan Pramudia, harus.. karena setelah aku mendapatkan Pramudia petualangan ini akan ku akhiri saja, lama - lama aku lelah juga dengan hidup yang tidak tentu arah" kata Risna bermonolog sendiri sambil memutar otaknya mencari jalan keluar agar bisa bertemu dengan Pramudia, karena kalau sudah bertemu akan mempermudah memasuki kehidupan Pramudia. Hingga pada akhirnya karena kegigihannya Risna pun berhasil bertemu dengan Pramudia di cafe xx langganannya. Pertemuan pun berlangsung inten, Pramudia menyadari ada yang salah pada dirinya karena setelah bertemu dengan Risna, bayangan Risna selalu ada di fikiranya membuat Fitri kesal dibuatnya, karena walau bagai manapun juga Fitri sudah menyimpan rasa untuk Pramudia namun belum bisa mengungkapkanya karena belum yakin sepenuhnya dengan perasaannya. Fitri merasakan ada kejanggalan pada diri Pramudia. "Mas, akhir - akhir ini kamu sering menemui Risna, jangan - jangan kamu tertarik lagi sama Risna" rajuk Fitri manja membuat kekehan tersungging di bibir Pramudia. Pramudia menyadari Fitri mulai cemburu, namun karena misi untuk membongkar semua kebusukan Risna, ia menutupinya, ada dua keuntungan untuknya, pertama bisa membongkar kebusukan Risna, kedua akhirnya mengetahui perasaan Fitri yang sebenarnya bahwa Fitri pun memiliki perasaan yang sama. Senyum manis tersungging dibibirnya menambah ketampanannya membuat Fitri semakin terpana dan cemburu tentunya. "Kamu cemburu dik?" goda Pramudia membuat Fitri merona, jantungnya mulai tak karuan, sesekali Fitri menahan nafas mengontrol emosinya "Ngg..-" belum Fitri menjawab bibir Pramudia tiba - tiba menempel di bibir Fitri membuat Fitri kaget tak bisa berbuat apa - apa. Terasa dingin dan lembut yang dirasakan Fitri hingga matanya terpejam. Melihat lampu hijau dari Fitri Pramudia pun memegang tengkuk Fitri melumat bibirnya yang mungil. Mereka hanyut dalam pertautan, tangan Pramudia mulai berselacar menelusuri bukit kembar milik Fitri, dan Fitri pun semakin terhanyut. "Mmmph...-" desahan kenikmatan keluar dari mulut Fitri membuat Pramudia b*******h dan menegang. Namun aktifitas mereka harus terhenti karena dering suara ponsel milik Pramudia berbunyi nyaring. Ada rasa malu dan kecewa yang dirasakan Fitri, dan itu membuat Pramudia tambah yakin kalau Fitri mencintainya. "Tenang, saja dik aku gak akan pernah menduakanmu, maaf aku telah lancang" bisik Pramudia dengan wajah penuh dengan keseriusan nampak dari wajahnya merasa bersalah tangannya menyentuh bibir mungil Fitri menyeka sisa salivanya, Fitri pun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, sikap salah tingkah dan malu - malu Fitri membuat Pramudia tambah senang menggodanya. "Aku tahu dan menyadari ketika berdekatan dengan Risna ternyata ada gairah dalam diriku yang bergejolak seakan menarik diri untuk melakukan hal yang tidak semestinya, itu mungkin adalah sihir atau semacamnya namun itu tidak akan mempan terhadapku kerena dari awal aku telah menyadarinya ada kelicikan dan kebusukan tersembunyi pada diri Risna, apalagi dia adalah gundik suami Fitri, maka dari itu aku harus secepatnya menikahi wanita yang paling ku cintai.. Fitri sebelum semuanya terlambat".
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD