Bab 1

1767 Words
MIKE  - Setiap pagi menjelang siang, sekitar pukul sembilan, ketika cahaya matahari telah merangkak naik di atas kepalanya, Michael Suvillian alias Mike, mengendarai mobilnya melintasi jalur yang sama untuk sampai di kantor keamanan setempat. Selama tak terhitung banyaknya, sedannya melintasi jalur yang sama, tempat dimana rumah-rumah penduduk hanya berjarak lima sampai sepuluh meter jauhnya dan hutan pinus yang memanjang dari arah barat sejauh dua kilo meter sebelum berakhir di dekat perbatasan.                 Mobilnya juga melintasi anak sungai yang memanjang sejauh dua ratus meter dan berakhir di dekat tanah luas tempat dimana bangunan-bangunan tua dan sisa-sisa reruntuhan tak tersentuh selama hampir setengah abad lamanya berada. Mike mengenali setiap sudut kota kecil itu dengan baik: mengetahui hal-hal besar hingga ke bagian terkecilnya. Sebanyak dua ratus penduduk yang menempati kawasan terpencil itu mungkin mengenalinya melalui siaran televisi lokal atau surat kabar. Sebagian mengenalnya cukup dekat, sebagian yang lain hanya mampu mengenali wajahnya, sedangkan sisanya hanya pernah mendengar namanya sesekali disebutkan di berita.                 Selama empat puluh dua tahun ia menempati kawasan itu, nyaris tidak satupun hal tentang kota itu yang terlewatkan. Mike mengenali wajah-wajah penduduknya yang taat membayar pajak, hingga wajah para pelaku kejahatan yang menempati kota itu. Ia mengenali status dan kekuasaan mereka dengan baik, mengetahui sejumlah catatan pelanggaran yang menjadi rahasia mereka selama bertahun-tahun, orang-orang kaya hingga p*****r-p*****r yang berkeliaran di pinggiran kota.                 Delapan tahun yang lalu, ketika seluruh penduduk lokal memercayainya sebagai sheriff di kota itu, Mike mulai bekerja siang malam untuk membersihkan seisi kota. Nyaris tidak ada satu hari sejak pemilihan itu Mike dapat duduk santai untuk melamun. Meja-meja di ruang kerjanya dipenuhi oleh tumpukan kertas berisi laporan harian petugas polisi yang berjaga. Setiap sepuluh atau lima belas menit, telepon di kantornya akan berdering dan seseorang dari kantor pusat akan mengajukan sejumlah pertanyaan serta memintanya untuk menjelaskan laporan yang akan dikirimnya setiap hari. Baru dua pekan yang lalu FBI melakukan kunjungan tanpa aba-aba khusus dan kedatangan mereka segera mengacaukan pekerjaan Mike selama satu minggu ke depan.                 Mike menyelesaikan beberapa kasus kejahatan seperti pencurian dan narkoba, namun selama satu dekade lamanya nyaris tidak ada tindak kejahatan berat seperti kasus penculian atau pembunuhan. Kota itu dapat dikatakan bersih dari tindak kejahatan kelas kakap, namun itu hanya gambaran yang ingin ditunjukkan Mike di hadapan publik dan media massa. Tidak banyak penduduk yang mengenali kebusukan yang tersembunyi disana, bahkan ketika kebusukan itu tersembunyi di bawah atap-atap mereka.                 Selama empat puluh dua tahun ia mengenal kota itu, Mike berhasil menyembunyikan apa yang diketahuinya, menutup mata, hidung, dan telinga seluruh penduduk di sana dari bahaya yang mungkin telah mengintai mereka selama lebih dari satu dekade sejak ia bertugas sebagai anggota polisi. Dan pada hari itu, Mike kembali menciumnya: kebusukan lama yang terkubur selama satu dekade lamanya kini terkuak dan mungkin itu akan menjadi akhir dari segalanya – persis ketika telepon rumahnya berdering tiga kali dan seseorang dari kantor kepolisian melaporkan kematian seorang penghibur bernama Jessie Sue di kediamannya.                 Kematian Jessie Sue alias Jess bukan yang pertama, keganjilan yang sama juga pernah terjadi sekitar dua belas tahun yang lalu ketika ia ditugaskan untuk menyelesaikan kasus pertamanya. Saat itu seorang penghibur bernama Sylvia Marlene ditemukan tewas di dalam bathup-nya dalam keadaan pucat dan tidak berpakaian. Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya, tidak ada bukti penyiksaan pada organ vitalnya, namun polisi menahan sejumlah pil yang ditelan Sylvia beberapa jam sebelum kematiannya. Mike mengajukan autopsi pada atasannya yang saat itu bertugas sebagai sheriff, berkali-kali ia menyakini bahwa ada sesuatu yang ganjil tentang kematian Marlene, namun William Nelson yang bertugas sebagai sheriff lokal kala itu memutuskan untuk menutup kasusnya sebagai kasus bunuh diri dan mengumumkannya pada publik satu hari setelahnya. Sejak hari itu, tidak pernah untuk sedetikpun Mike memercayai asumsi Nelson terhadap apa yang mungkin terjadi pada Marlene. Sementara itu media dan publik tidak menggembar-gemborkannya karena kenyataannya tidak ada penduduk di kota itu yang cukup peduli tentang kematian seorang penghibur, terutama mereka yang berniat membersihkan jalanan kota dari penghibur yang tinggal disana. Aku dapat meyakinkanmu bahwa orang-orang senang mendengar berita kematian pelacur.. mungkin mereka akan merayakan itu untuk membuktikannya, ucap Greg Olsen yang kala itu bekerja sebagai rekannya. Mike mendapati bahwa pekerjaannya menjadi semakin sulit terutama karena kantor pusat tidak meletakkan perhatian besar pada keamanan lokal dalam kawasan terpencil seperti yang ditempatinya. Tidak ada peralatan canggih yang akan mendukung penyelidikan dan mereka membutuhkan lebih banyak dana untuk melakukan tes forensik. Hal terbaik yang dapat dilakukannya adalah menyerahkan kasus itu pada FBI, namun biasanya polisi lokal enggan berhubungan dengan agen federal karena banyak alasan, terutama masalah aturan yang ketat dan selama hampir satu dekade terakhir, Mike berhasil menghindari masalah. Ia tahu bahwa suatu saat – hanya masalah waktu sebelum kejadian yang sama terulang kembali. Pagi sebelum Mike mengendarai mobilnya untuk pergi bertugas, ia sedang duduk menikmati sarapannya dan menatap permukaan meja itu sembari melamun. Judith Suvillian – atau yang akhir-akhir ini kembali menjadi Judith Delores – bangun lebih pagi seperti biasanya. Wanita itu berkeliaran di sekitar pekarangan untuk memulai rutinitas hariannya: menyiram tanaman, lari pagi mengelilingi jalur sepanjang lima kilometer dan kembali pada pukul delapan untuk memanaskan kopi mereka. Judith alias Judy akan memastikan semua pekerjaan rumah tangga terselesaikan dengan baik sebelum wanita itu pergi bekerja. Judy tidak begitu pandai memasak, ia menghabiskan setengah masa hidupnya untuk bekerja di kantor kepolisian yang sama sebagai salah satu penyelidik veteran dan menghabiskan lebih dari dua belas jam waktunya untuk bekerja, jadi Judy menyukai sarapan seadanya. Roti isi selai apel adalah favoritnya, Mike telah memastikan lemari mereka terisi penuh oleh berbagai jenis selai dan sirup mapel untuk panekuk. Sesekali ketika Judy tidak sempat menyiapkan semua itu, mereka akan pergi ke kedai untuk menyantap sarapan. Namun Judy tidak akan melewatkan kesempatan untuk membuat kopi karamel panas kesukaannya setiap pagi. Meskipun begitu, meja makan terasa dingin tanpa percakapan. Pagi itu Judy sibuk menyiapkan panekuknya dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan membaca ulang catatan resep yang mungkin telah dibacanya belasankali. Tidak hanya dalam satu kesempatan Mike merasa bahwa wanita itu berusaha menghindarinya. Namun hal serupa telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Puncaknya terjadi pada musim panas tahun lalu ketika wanita itu mendapati Mike baru kembali ke rumah pada pagi buta dan tidak menghubunginya untuk memberi kabar. Namun Mike tidak mau berbohong bahwa ia hanya berharap dapat menghindari Judy untuk sementara dan mengambil waktu lebih lama untuk menyendiri. Judy tampaknya juga tidak mau repot-repot bertanya. Paginya wanita itu menghabiskan sarapan dengan cepat, tanpa menatapnya, Judy bahkan enggan untuk memulai percakapan atau sekadar menyebut namanya. Suasana dingin itu terjadi beberapa pekan berikutnya dan dalam hitungan bulan mereka terbiasa untuk tidak mengacuhkan keberadaan satu sama lain. Di tahun-tahun awal pernikahan mereka, segalanya belum menjadi sedingin itu. Pertemuan pertama mereka terjadi secara tak terduga dalam satu acara konfersi pers. Judy lulus sebagai salah satu sarjana hukum terbaik di Washington sebelum memutuskan untuk menjalani kariernya sebagai penyelidik di kantor pusat. Pada musim dingin sekitar tiga belas tahun yang lalu, wanita itu ditugaskan untuk membantu penyelidik lokal, insiden itu kemudian menyeret Judy lebih jauh untuk terlibat sebelum Judy sepenuhnya dipindahtugaskan untuk membantu Mike sebagai salah satu penyelidik veteran. Judy bekerja dengan baik. Pengetahuannya tentang hukum sangat memukau dan wanita itu banyak memberinya saran sebelum ia mengambil keputusan. Selama hampir dua belas tahun, Judy telah menjadi istri yang baik untuknya. Terkadang Mike berpikir bahwa Judy terlalu sempurna. Emosinya sangat stabil sehingga Mike merasa bahwa wanita itu sama sekali tidak pernah bersikap terbuka padanya. Judy jarang mengungkapkan perasaannya secara gamblang. Pekerjaannya sebagai polisi melatihnya untuk lebih banyak diam dan terkadang hal itu membuat Mike terganggu. Tapi Judy juga sangat setia, wanita itu hadir setiap kali dibutuhkan. Ia dapat berperan sebagai istri yang baik – wanita elegan dengan tinggi yang nyaris menyainginya, memiliki postur tubuh ideal, berpenampilan menarik serta mampu membawa dirinya di hadapan khalayak ramai tanpa sedikitpun membuat dirinya terlihat konyol – atau sebagai rekan kerja yang profesional. Judy menyelesaikan pekerjaannya secara profesional, wanita itu tidak mencampuradukkan hubungan rumah tangga mereka ke dalam lingkungan kerja dan ia juga seorang patner yang dapat diandalkan. Selama dua belas tahun terakhir, mereka behasil menjaga segala sesuatu berada di tempatnya dan membuat segalanya tampak normal, namun Mike juga tidak dapat berbohong bahwa ia menginginkan sesuatu yang lebih dari apa yang telah dimilikinya sekarang. Rekannya, Greg Olsen, akan menganggapnya bodoh. Mike memiliki istri yang sempurna. Judy masih cukup menarik diusianya yang tidak lagi muda, wanita itu memiliki isi kepala yang brilian dan kemampuan yang telah menyaingi Mike selama belasan tahun. Meskipun tidak pandai memasak, Judy benar-benar dapat diandalkan untuk menangani semua urusan rumah tangga lainnya. Nyaris tidak pernah sekalipun wanita itu membiarkan rumah yang mereka tempati tampak kotor dan setelah sepuluh tahun berlalu Judy bahkan tidak melupakan detail kecil seperti saluran pipa yang perlu diperbaiki setiap tiga bulan atau rutinitas untuk mengecat ruang bawah tanah setiap akhir tahun. Judy membuat setiap agenda mereka tersusun rapih, membersihkan ruang kerja dan perpustakaan kecil mereka dan nyaris tidak pernah membiarkan setitik debu mengotori setiap sudut tempat di dalam kamar pribadi mereka. Dapat dikatakan, Judy adalah ujung tombak rumah itu. Mike meyakini bahwa kehadiran Judy lebih penting ketimbang kehadirannya sendiri di dalam rumah yang ia beli dengan penghasilannya itu. Namun dalam satu tahun terakhir, seisi rumah benar-benar terasa dingin. Tidak hanya sekali Mike menghabiskan malam dengan memandangi tungku api di perapian sembari melamun, kemudian hanyut dalam pikirannya sendiri hingga ia terlelap di atas sofa. Dan dalam beberapa kesempatan, Mike hanya berusaha menghindari kebersamaan mereka. Judy sama sekali tidak memprotes – seperti biasanya, wanita itu hanya akan diam sehingga Mike meyakini bahwa Judy mungkin sama sekali tidak merasa terganggu tentang hal itu. Pagi ketika wanita itu menuang sirup mapel di atas panekuknya, Mike mengamatinya dari belakang, menyadari bahwa cairan sirup itu telah memenuhi seisi porselen sebelum suara deringan telepon yang memecah keheningan menyentak Judy dari lamunannya. Judy nyaris melompat di tempatnya karena kaget, sementara itu Mike berjalan cepat menyambar gagang telepon. Suara Joey Myrtle muncul di seberang segera setelah Mike mendekatkan gagang telepon ke telinganya, dan seperti biasa, petugas polisi itu berbicara dengan cepat. “Kabar buruk,” katanya. “Kau ingat Jessie Sue, salah satu penghibur kembar bersaudara itu? Jessie Sue saudari Jeannette..” “Ya?” “Dia tewas. Seorang wanita bernama Julia Maureen melaporkannya. Dia mengatakan bahwa ia datang pagi sekitar pukul tujuh dan menemukan jasad temannya sudah seperti itu.” “Seperti apa?” “Aku tidak bisa memastikannya, belum ada yang mengirim laporan dari TKP. Sebaiknya kau datang untuk melihat langsung. Wanita ini, Julia, dia sangat histeris, tidak ada petugas yang berani mendekatinya saat ini untuk meminta keterangan.” Mike tidak meminta informasi lebih detail dan memutuskan untuk mengakhiri panggilan telepon itu dengan kalimat, “aku segera kesana.”   - Beritahu saya tanggapan kalian untuk cerita ini..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD