23. Maaf

1051 Words

Dipta dan Gista bertatapan cukup lama. Wajah Dipta semakin mendekat dan hal itu membuat jantung Gista berdebar lebih kencang. Dalam hati ia berharap Dipta tidak akan menciumnya tapi nyatanya wajah lelaki itu semakin mendekat. Tidak. Dipta tidak boleh menciumnya. Tangan Gista pun mendarat di kepala Dipta dan membuat lelaki itu kesakitan. "Sakit, Ta... " Keluh Dipta sambil memegangi kepalanya. "Siapa suruh kamu mau cium aku." Gista bangun sari posisi tidurnya. "Eh-" "Tuh, bener, kan, dugaan aku. " "Tapi kamu mau juga, kan? " Dan guling pun mendarat di kepala Dipta. *** "Kamu pasti tau apa yang terjadi sama Gista, " Kata Dipta pada Zalfa. Sebagai seorang sahabat, Zalfa pasti tahu apa yang terjadi pada Gista. Sepulang bekerja Dipta mengajak Zalfa bertemu. Dia ingin mengeta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD