Part 28 Mual di perutku mulai berkurang, aku Kembali melacu mobil menuju apartemen. Malam sudah larut, namun mataku belum juga mengantuk. Kepalaku tidak bisa berhenti memikirkan Sky. Lelaki flamboyant itu, ternyata sama menyebalkannya seperti Mossa. Jam dinding sudah menunjuk angka tiga dini hari. Aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh, mungkin setelah mandi, mataku akan terpejam. Aku berendam di air hangat menikmati aroma melati dari sabun cair. Tubuhku tertutup busa putih. Jemariku meraup busa itu lalu meniupnya. Gelembung-gelembung putih berterbangan bagai hujan salju. Sejenak, aku lupa dengan mual diperutku, lupa dengan Sky, lupa dengan Mossa. Usai mandi aku menyeduh secangkir teh manis hangat ditemani camilan ringan yang selalu tersedia di toples. Acara televisi tidak cu