Aku membuang tatapan kesembarang arah. Matanya membuat darahku berdesir. Aku ingin menemaninya, tapi tidak ingin direpotkan dengan masalah dandan. "Tidak malam ini, Aila! Berdandanlah. Aku ingin kau tampil sempurna." Aku menghela napas, walau kesal, tetap saja aku tidak bisa membantah. Aku mengikutinya berjalan menuju butik. Ini kali kedua Tuan Sky membawaku ke tempat ini. Dulu, saat dia mengajakku nonton konser, di sinilah di dandani. "Selamat sore Tuan Sky. Ada yang bisa saya bantu?" sapa pelayan butik setibanya kami di dalam. "Ambilkan gaun terbaik yang kalian punya. Aku ingin melihatnya!" "Baik, Tuan," penjaga butik itu segera beranjak dan mengambilkan sebuah gaun malam untukku. "Ini, Tuan. Apa Anda suka?" Tuan Sky memandang gaun itu lekat. "Pakaikan padanya dan dandani d