Pengantin Baru VS Bujang Merana

1520 Words

Permintaan Mas Afif tidak langsung aku kabulkan. Aku berhasil menawarnya, karena aku sangat gugup dan merasa jika mulutku bau setelah memakan banyak makanan. Setelah mandi, sholat, minum obat, dia mengajakku naik ke atas ranjang. Para orang tua mengatakan jika kami tak perlu kembali ke tempat acara, karena mereka yang akan mengurus sisa tamu undangan yang baru datang. “Mas jangan lihatin aku terus dong!” seruku. Salah tingkah ditatap intens oleh suamiku. Harap maklum, namanya juga pengantin baru. “Sayang, bahagia ‘kan menikah denganku?” “Sangat bahagia. Aku suka melihat Mama dan Opa tersenyum. Begitu tulus seperti tidak memiliki masalah apapun. Belum pernah aku membahagiakan beliau berdua selama ini. Dan, Mas Afif yang bisa mewujudkannya.” “Aku pun begitu, sama sepertimu. Melihat Bun

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD