Sudah dua bulan aku menikah dengan Mas Afif. Tak ada bulan madu seperti yang telah direncanakan olehnya. Hari-hari kami lalui seringnya di rumah sakit. Bukan untuk bekerja melainkan menjalani pengobatan. Kondisi Mas Afif semakin hari semakin memburuk. Tubuhnya kurus dan nafsu makannya pun berkurang. Sebagai istri aku tidak pernah meninggalkannya sendirian. Meski dia memintaku pulang ke rumah untuk istirahat. Hari ini, Dokter mengatakan jika Mas Afif bisa pulang ke rumah. Mendengar kabar itu dia langsung tersenyum dan mengajakku pergi pantai. Katanya, kangen suara ombak. “Apa di dalam tas ada baju bersih?” tanyanya saat aku berkemas. “Semua baju habis laundry. Mas mau ganti baju?” Mas Afif menggeleng. Wajah pucat nya terlihat berseri-seri saat aku setuju pergi ke pantai. “Menginap bebe