59. Kebenaran Yang Terlambat

2516 Words

Aku sudah menahan debar jantungku yang menggila karena mendekat pada bang Roland dan kak Rara yang menungguku di kantin pojok sekolah. Mau batal menemui bang Roland, aku sudah terlanjur janji, udah gitu Risda menolak menemaniku. “Gue malas lihat elo jambak jambakan sama kak Rara perebutin bujang keceh” jawabnya menolak. “Mana mungkin” jawabku jadi sewot. Dia tertawa. “Elo belum tau aja, bang Roland tuh makin kelihatan delicious semenjak dia kuliah. Kalo gue ketemu dia aja rasanya mau banget gue sedot” jawab Risda lagi jadi sakit jiwa. Sudah cukup aku memaksa. Jadi aku menemui bang Roland sendirian setelah izin pada mamaku pulang telat dan jujur mau ketemu bang Roland. Dan benar Risda, bang Roland semakin kelihatan keren. Udah kuliah kali ya, jadi keliatan dewasa wajahnya, dan tidak s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD