Aku mengawasi dengan seksama petugas aparteman yang di panggil papa untuk membersihkan kamar bang Nino. Itu pesan mama sebelum pergi membawa bang Nino yang sedikit pincang ke rumah sakit. “Lihatin ya Dis, takut ada barang abangmu yang hilang, kalo barang yang bisa di beli lagi bisa gampang di ganti, kalo sampai foto Noninya dan foto bersama teman temannya hilang karena tidak sengaja terbuang, nanti mama bingung kalo abangmu cari. Kalo dia masih punya data fotonya, kalo tidak ada, kasihan abangmu” kata mama lalu beranjak pergi setelah aku mengangguk. Benar mama, kenangan tidak bisa di beli, itu yang membuatku mengumpulkan foto foto yang berserakan di lantai dan berhati hati karena banyak sekali beling dari figura kaca yang di hancurkan abangku. Aku sampai berpikir bang Nino ngamuk sekuat