Setelah perjalanan yang sangat melelahkan mereka berdua masih berjuang untuk menemukan jalan untuk keluar dari sana.
“Kita harus segera keluar dari sini.” Zevandra berjalan di depan.
“Apa kita akan kesana lagi?” tanya Gemma, penampilan Gemma mirip ODJ dengan kepala botak, badannya yang gendut penuh lumpur ditambah jaket yang dipakai kekecilan memperlihatkan sebagian bongkahan di d**a Emma.
“Kita tidak bisa kesana lagi. Mereka pasti masih mengawasi villa.” Mata Zevandra berhenti lalu menatap Gemma dengan wujudnya yang sangat berantakan. Zevandra mengeluarkan ponselnya lalu pura-pura mengecek pesan, padahal ia merekam Gemma dengan penampilannya yang sangat berantakan. Tidak ada yang tahu untuk apa Zevandra mengambil foto Gemma diam-diam. Mana ada laki-laki yang mau peduli dan memberikan perhatian untuk Gemma. Tapi dr. Zevandra melakukannya, entah apa yang membuat dokter tampan itu tertarik dengan Gemma, lalu ia melepaskan kaos yang ia pakai dan memberikan untuk Gemma.
“Gunakan ini untuk menutup bagian depanmu,” ucapnya dengan tatapan datar.
Melihat tatapan dingin itu, Gemma tidak berani membantah, ia menutupi bagian tubuhnya yang terekspos. Saat ia mendongak menatap ke arah Zevan, matanya terpana dengan penampilan Zevan . Ia baru menyadari kalau pria itu memiliki tubuh berotot, bahkan otot di bagian perut berbentuk kotak-kotak.
‘Astaga ternyata dia memiliki tubuh yang atletis’ Gemma membatin dengan mata masih menatap tubuh Zevandra yang tidak memakai baju.
Dokter itu berbatuk kecil , Gemma buru-buru mengalihkan wajahnya pura-pura berjalan mendahului Zevandra.
“Dia punya badan bagus seperti itu, istrinya pasti sangat mencintainya. Lalu kenapa saat itu memintaku jadi istri keduanya. Apa dia hanya ingin meledekku?” Gemma berjalan dengan mulut mendumal .
“Hei!” panggil Zevandra saat Gemma berjalan jauh di depannya.
“Ya, Apa?”
“Kamu mau kemana?”
“A-a … pulang, kan?” tanya Gemma menunjuk jalan ke depan.
“Kamu salah jalan, yang benar dari sini.” Zevandra menunjuk jalan yang ada di sebelah kanannya.
Saat jalanan terjal, dokter tampan itu kembali menyodorkan tangannya untuk membantu Gemma, saking groginya Gemma terlebih dulu mengusap tangannya ke jaket. Ia takut tangannya mengotori tangan Zevandra. Merasa minder dan tidak percaya diri, itulah yang terlihat dari Gemma saat itu. Bagaimana tidak, ia bersama dengan pria tampan, dokter pula, sementara Gemma terlihat seperti badut yang kejebur got.
“Apa kamu lelah?” tanya Zevandra menatap wajah Gemma yang memerah.
“Ya, sedikit,” sahut wanita itu dengan pundak naik turun.
“Kita istirahat sebentar,” pintanya lagi.
“Apa masih lama?” tanya Gemma mengusap dahinya yang basah kuyup.
“Tidak jauh di depan kita akan menemukan pemukiman warga,” ujar Zevan.
Gemma hanya mengangguk, tubuhnya yang gemuk membuatnya gampang lelah, belum lagi dadanya yang terasa berat karena ukurannya semakin bertambah setelah Zevanra meminum susunya. Keringat sudah membasahi seluruh pakaian. Gemma membuat jarak dengan Zevan, ia tidak mau pria itu merasa kebauan karena bau keringat dari tubuhnya.
“Apa kita sudah bisa lanjut?”
Gemma mengangguk, ia berjalan sengaja memberi jarak beberapa meter dari Zevan. Tidak ingin dokter itu merasa mual karena bau tubuhnya.
“Kenapa berjalan jauh dibelakang? Kita harus tetap bersama,” ujar Zevandra.
“Bapak berjalan aja lebih dulu, saya akan mengikuti dari belakang.”
“Kenapa? Kamu takut padaku? Kamu takut memperkosamu di tengah perkebunan ini?” tanya Zevandra.
“Ti--tidak Pak,” jawab Gemma terbata-bata.
“Lalu kenapa kamu menjauh?”
“Saya tidak ingin Bapak merasa mual, karena tubuhku berkeringat,” ujar Gemma jujur.
“Tidak apa-apa Gemma, itu tidak penting saat itu. Yang paling penting saat ini, kita bisa selamat,” ujar Zevand.
Gemma mengangguk kecil, lalu berjalan tidak jauh dari Zevan. Hingga akhirnya tiba di sebuah perkampungan, Zevan tidak ingin berlama-lama melihat di pemukiman itu ada mobil menganggur, Zevan menyewa dan meminta yang punya mobil untuk mengantar mereka ke sebuah apartemen, ia juga meminjam pakaian. Karena uang yang ditawarkan Zevandra jumlah yang besar pemilik mobil setuju mengantar mereka ke apartemen yang disebutkan Zevan.
Setelah beberapa jam perjalan akhirnya tiba disebuah apartemen.
Gemma diam, ia takut untuk turun, ia takut ada suami dan orang suruhannya ada di tempat tersebut
“Ini rumah siapa?” tanya Gemma memperlihatkan wajah waspada.
“Jangan takut ini apartemenku.”
“Rumahmu banyak amat. Apa Bapak itu jual beli rumah juga pekerjaanmu?” tanya Gemma dengan polos.
Zevan tidak menyahut ucapan Gemma, lelaki itu menekan tombol password kunci apartemen lalu mereka masuk. Sebagai orang kampung Gemma wajar bersikap norak. Tiba di ruangan apartemen mewah itu Gemma selalu berdecak kagum melihat semua interior dalam apartemen Zevandra.
“Apa ini rumahmu. Ini mah mirip hotel,” ucap gemma lagi.
“Bukan rumah, tapi apartemen,” sahut Zevandra menjelaskan pada Gemma.
“Ya, apartemen. Apa ini milikmu juga?”
“Ya.”
“Bapak kaya sekali, punya rumah banyak, punya mobil banyak. Apalagi yang kurang. Oh bapak juga memiliki istri yang sangat cantik.”
“Apa kamu mau minum?” Zevandra, sepertinya tidak suka kalau Gemma menyinggung tentang istrinya, terlihat tatapannya yang sinis.
“Oh, baiklah.” Gemma menuju dapur. Disana ia buat kagum lagi dengan desain dapur yang sangat luas dan nyaman, “ wah, kalau aku memasak di dapur seperti ini pasti menyenangkan,” gumma Gemma sembari menatap sekeliling dapur.
“Kamu mandi saja, agar kita bicara,” ujar Zevandra.
**
Gemma tidak membantah apapun yang dikatakan Zevan padanya, ia mandi dan memakai pakaian ganti milik Zevan. Ternyata Gemma akan tinggal di sana untuk melakukan pelatihan.
“Kamu akan tinggal di sini. Aku akan melatihmu banyak hal.”
“Tunggu … maksudnya pelatihan untuk apa? Apakah pelatihan untuk bisa membalas dendam?”
“Iya.”
“Aku akan melapor polisi, atas kejahatan mereka. Anakku diambil paksa,” ujar Gemma dengan marah.
“Dengar, kalau kamu melapor polisi. Apa kamu pikir mereka akan langsung menahanya? Apa kamu punya bukti?” tanya Zevan.
“Tidak punya, polisi akan percaya padaku.” Gemma berpikir kalau polisi akan langsung bertindak saat itu juga.
“Tidak semudah yang kamu pikirkan. Mereka pasti sudah punya bekingan yang kuat, kalau kamu tidak punya uang untuk membayar pengacara kamu akan kalah. Melapor polisi itu tanpa bukti sama saja kamu bunuh diri,” ujar Zevandra menjelaskan.
“Lalu bagaimana dengan putraku?”
“Aku akan meminta orang untuk menyelidikinya.” Zevandra berjanji membantu mendapatkan anak Gemma yang dijual suaminya.
“Kalau begitu aku bercerai dengannya,” ujar Gemma mengusap air mata.
“Jangan, kamu tidak boleh bercerai dulu.”
“Ha!? Kenapa?”
“Kalau kamu ingin membalas perbuatan suamimu tetaplah jadi istrinya. Tapi kamu akan berubah jadi cantik, dengan begitulah kamu bisa membalas suamimu,” ujar Zevandra.
“Baiklah.”
“Kalau begitu, mulai sekarang kamu akan mengikuti apapun yang aku katakan. Dengan begitulah aku bisa mengubahmu jadi wanita yang paling cantik,” ucap Zevandra.
Zevandra seorang dokter kecantikan, mengubah Gemma jadi wanita yang cantik hal yang mudah. Tapi ia tidak ingin Gemma melakukan operasi plastik seperti yang dilakukan Erina. Ia ingin mengubah Gemma cantik dengan cara perawatan. Karena sang dokter bisa melihat Gemma memiliki perawakan yang cantik kalau tidak gendut.
Apakah Gemma bisa berubah wujud jadi wanita yang cantik untuk membalas suaminya?
Bersambung