Chapter 10

1881 Words
Pagi ini suasana mansion Byun tidak terkendali. Hal ini terjadi karena salah seorang pelayan menemukan seorang penjaga tewas di halaman belakang mansion itu mengapung di kolam berenang. "Kami tidak menemukan jejak apapun di tubuhnya" Chanyeol menghela nafas panjang, laki - laki tinggi itu meminta Sehun dan Jongin untuk keluar dari ruangan nya. Dia merasa benar-benar ceroboh, bagaimana bisa seorang penjaga terbunuh tanpa diketahui siapapun. Jalan masuk kedalam mansion hanya satu dan itu dijaga oleh lima orang. Sekeliling mansion itu dilengkapi oleh kamera pengawas tapi yang membuatnya semakin frustasi adalah kejadian pembunuhan itu tidak terekam oleh kamera pengawas manapun. "Chanyeol, mana sarapanku?" Chanyeol langsung mengalihkan pandangannya kearah pintu yang terbuka. Laki - laki mungil itu sudah siap dengan seragam sekolahnya. "Maaf, akan segera aku siapkan" Baekhyun mengikuti Chanyeol menuju meja makan, tidak lama Luhan muncul juga dengan seragam sekolahnya duduk disebelah Baekhyun. "Kau sudah mendengarnya? Aku jadi takut untuk tidur sendiri malam nanti" Baekhyun hanya diam, Luhan mengambil roti dan selai yang ada diatas meja. "Sepertinya rumah ini sudah tidak aman" "Hanya diam dan makan sarapanmu" Luhan mengerucutkan bibirnya sambil mengunyah roti yang baru dibuatnya tadi. Chanyeol muncul dengan sepiring pancake strawberry dan segelas s**u. "Chanyeol!" Krystal memanggil Chanyeol membuat kepala Baekhyun langsung menoleh kearah perempuan itu. "Maaf tuan muda tapi ini benar-benar penting" Tanpa mengindahkan tatapan ganas laki - laki mungil itu, Krystal langsung menarik Chanyeol pergi meninggalkan meja makan. Luhan tertawa kecil melihat laki - laki disebelah nya itu. "Bagaimana jika Chanyeol berselingkuh darimu? Kau tau bukan Krystal itu sangat cantik dan tubuhnya..." Luhan melirik Baekhyun menatap seluruh tubuh laki - laki mungil itu "Kau kalah telak hahaha" "Apa kau ingin bola matamu menjadi sarapan anjing Sehun?" Luhan langsung mengulum bibirnya dan berlari meninggalkan meja makan sedangkan Baekhyun menghempaskan pisau dan garpu yang ada di tangannya dengan kesal. ** Kyungsoo melirik Baekhyun yang hanya diam menatap ponsel miliknya. Laki - laki bermata bulat itu menutup buku yang dibaca lalu beralih menghadap kearah sahabatnya itu. "Apa yang kau pikirkan?" "Hn?" Baekhyun menoleh kearah Kyungsoo sambil meletakkan ponsel nya diatas meja. "Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" "Hanya ujian minggu depan" Kyungsoo mengernyitkan dahinya tidak percaya. "Aku mengenalmu bukan hanya sehari atau dua hari saja. Kau tidak akan pernah memusingkan ujian apapun karena aku tau bagaimana otakmu" Baekhyun tersenyum tipis lalu bangkit dari duduknya. "Ayo kita makan saja, aku lapar" Kyungsoo hanya menggelengkan kepalanya melihat Baekhyun yang sudah melangkah meninggalkan kelas lalu bangkit mengikuti sahabatnya itu. Keduanya mengambil jatah makan siang mereka dan duduk di salah satu kursi untuk menikmati makan siang mereka sebelum seorang perempuan dengan gugup mendatangi keduanya. "Ba-Baekhyun" Keduanya menoleh dan Kyungsoo langsung tersenyum kecil kearah perempuan itu. "Joohyun-ah, ada apa?" Perempuan itu melirik kearah Baekhyun sambil menggerakkan jarinya dengan gugup. "Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu" Baekhyun mengernyitkan dahinya, sedangkan perempuan itu terus menundukkan kepalanya menatap lantai. "Duduklah" Joohyun duduk dihadapan keduanya sambil memainkan jemarinya, dia bahkan tidak menatap kedua laki - laki mungil dihadapan nya itu. "Aku sangat berterima kasih padamu, aku tidak berpikir akan bisa duduk disini dan bersekolah kembali. Saat itu aku benar-benar pasrah jika aku sudah tidak akan bisa kembali. Terima kasih sudah menyelamatkanku" Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil mengambil potongan kimchi dan memasukkan kedalam mulutnya. "Baekhyun-ah.." Perempuan itu mengangkat wajahnya, Baekhyun diam menunggu apa yang akan perempuan itu katakan selanjutnya. "Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi tapi sepertinya aku harus mengatakan ini padamu" "Waktu itu aku benar-benar takut dan tidak mengerti apa yang terjadi, aku frustasi dan mungkin kau akan mengataiku gila tapi saat itu aku benar-benar melihat..." "YAK! Kalian tega sekali meninggalkanku sendiri huhu, kenapa kalian pergi tanpa mengajakku? Untung saja aku bertemu dengan Minseok hyung dan mengajak nya makan siang bersama" Perkataan Joohyun terpotong saat Luhan berteriak sambil memukul pelan meja dihadapan nya. Joohyun terkejut melihat kedatangan kedua laki - laki itu langsung berdiri dari duduknya membuat Baekhyun dan Kyungsoo menatapnya bingung. "A..Aku harus pergi" Joohyun menundukkan kepalanya saat pandangan matanya bertemu dengan kedua laki - laki yang baru saja tiba itu dan bergegas berlari meninggalkan kantin. "Ada apa dengan perempuan itu?" Kyungsoo mengedikkan bahu sambil menggelengkan kepalanya. Dia juga tidak mengerti kenapa perempuan itu langsung melarikan diri. Luhan menghempaskan tubuhnya di kursi diikuti oleh Minseok di sebelah nya. "Perempuan aneh, aku bahkan baru melihatnya lagi setelah beberapa minggu tidak masuk sekolah" "Kau bahkan lebih aneh" "Baek, kau ingin berkelahi?" Baekhyun mengangkat dagu acuh sambil menatap remeh laki - laki cantik itu. "Sial! Aku harus segera merebut Chanyeol agar bisa mengalahkan bocah manja ini" Sedetik kemudian sebuah sendok melayang kearah wajah Luhan dan sudah bisa dipastikan siapa pelakunya. ** Sehun memasuki ruangan dengan beberapa orang yang mengikutinya. Laki - laki albino itu belum sepenuhnya sembuh dari lukanya, tapi dia memiliki tugas penting untuk dikerjakan. "Periksa bagian kiri" Sehun memerintah beberapa orang untuk memeriksa bagian kiri bangunan itu sedangkan dirinya mengambil langkah hati-hati menuju bagian kanan bangunan. Yixing yang mengikuti laki - laki itu hanya diam mengikuti sambil menggenggam senjata di tangannya. "Bangunan ini kosong" Yixing mengernyitkan dahinya saat Sehun membuka ruangan terakhir yang isinya kosong. Laki - laki China itu menggaruk kepalanya tidak mengerti. Menurut beberapa informasi yang didapatkan nya, seorang laki - laki berpakaian serba hitam yang diduga sebagai salah satu anggota BlackFrost memasuki tempat itu. Maka dari itu keduanya di perintahkan untuk memeriksa bangunan tersebut. "Informasi itu tidak mungkin salah" "Tapi tidak ada siapapun disini!" Sehun mengeram frustasi, dia mengambil langkah cepat meninggalkan tempat itu sebelum suara tembakan beruntun membuatnya segera berlindung dibalik tembok bangunan. Dia dapat melihat dari balik tembok jika beberapa orang yang dibawa olehnya tadi sudah tewas dengan peluru yang bersarang di tubuh mereka. Yixing terdiam ditempat nya membuat Sehun harus mengambil langkah cepat jika tidak mereka juga akan mati ditempat ini. "Cepat berlindung, hubungi bantuan dan jangan lakukan apapun yang membuatmu mati!" Sehun mengambil senjata nya dari balik jas yang dikenakannya dan menatap awas sekelilingnya. Bangunan itu benar-benar terlihat kosong saat mereka tiba ditempat itu, bagaimana bisa mereka tidak menyadari jika ada segerombolan orang yang mengincar mereka saat mereka lengah. "Aku sudah menghubungi Chanyeol" Sehun mengangguk mantap dan mulai melangkah keluar dari tempat persembunyian nya. Yixing yang melihat itu juga mengikuti langkah Sehun. Seorang pria dengan setelan hitam serta masker hitam di wajahnya muncul dari balik tembok, Sehun langsung mengarahkan senjata ditangan nya tapi karena lengannya yang masih belum sembuh secara total, tembakan nya meleset membuat pria tadi menyadari keberadaan Sehun. Yixing mengambil alih dengan menembak pria itu tapi gerakan mereka terlalu terlambat karena segerombolan pria mengenakan setelan hitam dan masker diwajah nya sudah berdiri mengepung keduanya. Sehun meringis pelan sambil memegangi bahunya, jika saja dia tidak terluka waktu itu sudah pasti mereka sudah dia habisi hanya dalam beberapa detik. Dia tidak bisa mengandalkan semuanya pada Yixing karena Sehun tau laki - laki China itu tidak pandai menggunakan senjata. "Jangan biarkan mereka melukaimu!" Yixing menganggukkan kepalanya dengan senjata yang siap dia tembakkan pada siapapun yang mengelilingi mereka. Tiba-tiba suara hantaman keras dari luar bangunan mengalihkan perhatian mereka. Sebuah mobil hitam memasuki pekarangan bangunan itu tanpa perduli menabrak apapun hingga memecahkan kaca bangunan dan berhenti tepat dihadapan Sehun dan Yixing. Sehun tersenyum miring saat melihat Chanyeol dan Krystal didalam mobil itu. Tembakan bertubi-tubi tidak bisa dihindari, Sehun dan Yixing berlindung dibalik mobil sedangkan Chanyeol sudah menembaki beberapa orang dengan handgun ditangan nya sedangkan Krystal menggunakan shotgun kesukaannya meledakkan kepala hingga pecah. "Ini lebih menyenangkan daripada harus menyamar. Kau harus sering membawaku menghabisi sampah-sampah ini Chanyeol" Chanyeol melirik kearah Sehun yang sudah memasuki mobil itu bersama dengan Yixing. "Kami tidak menemukan apapun. Sepertinya ini hanya jebakan" Chanyeol berdecak kesal lalu melempar asal handgun miliknya dan segera mengambil alih mobil meninggalkan tempat itu. Krystal ingin mengajukan protes karena dia masih ingin meledakkan beberapa kepala lagi tapi Chanyeol tidak peduli dan dengan cepat pergi dari tempat itu. ** Baekhyun menatap sinis laki - laki yang berdiri dengan kikuk dihadapan nya ini. Dia sedang menunggu Chanyeol menjemputnya tapi yang membuatnya kesal adalah bukan laki - laki tinggi itu yang muncul dihadapan nya melainkan laki - laki ceroboh yang baru dipungut nya. "Ma-Maaf tuan muda. Tapi tuan Chanyeol sedang terburu-buru dan meminta saya untuk menjemput anda" "Berisik!" Tao langsung membungkam mulutnya sedangkan Baekhyun bersedekap kesal dihadapan nya. Luhan yang berdiri disebelah nya menepuk pelan bahu laki - laki mungil itu. "Mungkin Chanyeol sedang sibuk? Ayo pulang" Baekhyun mengabaikan Luhan dan langsung membuka pintu mobil untuk masuk kedalam nya. Luhan beralih kearah Kyungsoo dan Minseok yang berdiri di belakangnya. "Kalian tidak ingin kami antar pulang?" "Tidak perlu, aku akan ke restaurant orang tuaku" "Aku akan naik bus saja" Luhan mengerucutkan bibirnya tidak setuju. Tao membukakan pintu untuk Luhan sebelum dirinya ikut masuk kedalam mobil itu. Tanpa disadari oleh siapapun, seorang laki - laki tengah tersenyum miring karena rencananya sudah berjalan sesuai dengan apa yang dia inginkan. ** Chanyeol tiba dirumah dan tidak menemukan Baekhyun dimanapun. Bagaimanapun juga mansion itu sudah tidak betul-betul aman untuk tuan mudanya itu. Laki - laki tinggi itu bertanya pada Luhan dan mengatakan jika laki - laki mungil itu tidak keluar dari kamar sejak pulang dari sekolah. Chanyeol melangkah memasuki kamar Baekhyun dan tidak menemukan laki - laki mungil itu dimanapun. Tapi saat dirinya ingin mencari kembali, pintu kamar mandi terbuka dan Baekhyun keluar dari sana hanya menggunakan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Tubuhnya masih basah dengan air yang menetes dari helaian rambutnya. Chanyeol menghela nafas pelan dan segera mendekati laki - laki mungil itu. Baekhyun langsung membuang wajahnya saat melihat Chanyeol di kamarnya. "Kau akan sakit jika tidak segera mengeringkan tubuhmu" Baekhyun masih bungkam tanpa melirik sedikitpun kearah laki - laki tinggi itu. Chanyeol meraih handuk lainnya untuk mengusak rambut basah tuan mudanya itu. Dengan lembut dirinya menempelkan handuk itu di tubuh Baekhyun yang masih basah. Chanyeol mengambil kaos biru dari dalam lemari lalu memakaikan nya di tubuh mungil itu. Setelah semuanya sudah selesai, Chanyeol menarik Baekhyun untuk duduk di pinggir ranjang. Laki - laki tinggi itu bersimpuh dihadapan nya yang lebih mungil sambil menggenggam kedua tangannya. "Masih tidak ingin mengatakan apapun?" Baekhyun membuang wajahnya dengan pipi yang menggembung lucu. "Benar tidak ingin mengatakan apapun?" Laki - laki mungil itu masih bertahan dengan keterdiamannya. Chanyeol menghela nafas pelan lalu perlahan berdiri. "Baiklah, aku akan menyiapkan makan malam" Chanyeol melangkah meninggalkan kamar itu dan akan membuka pintu sebelum suara Baekhyun menghentikan langkahnya. "Aku benci!" Baekhyun menatap punggung Chanyeol "Aku benci melihatmu bersama orang lain, aku benci berbagi dirimu" Laki - laki tinggi itu membalikkan tubuhnya dan menatap tuan mudanya. "Baek.." "Aku tau, kau tidak akan pernah membalas perasaanku" Baekhyun mengusap pipinya yang sudah basah "Tapi aku benar-benar tidak ingin berbagi dirimu pada siapapun" Chanyeol mendekat kearah Baekhyun dan dengan segera merengkuh tubuh mungil itu. "Aku benci melihatmu bersama Krystal, aku benci melihatmu lebih memilih hal lain dari pada diriku, aku benci ..." Chanyeol mengelus lembut surai setengah basah laki - laki mungil itu. Baekhyun menumpukan kepalanya di bahu yang lebih tinggi dengan tangannya yang meremas kuat kemeja yang dikenakan laki - laki tinggi itu. "Jangan pikirkan apapun. Aku disini, masih milikmu" Baekhyun mengusakkan wajah basah nya di leher yang lebih tinggi dan mulai meredakan tangisan nya. "Berjanji jadi milikku selamanya?" "Aku milikmu" Baekhyun tersenyum kecil dibalik bahu Chanyeol tanpa menyadari jika sedari tadi ada seseorang yang mengamati keduanya. Dia tersenyum miring sambil mengepalkan kedua tangannya penuh emosi sebelum perlahan menjauh di telan kegelapan malam. **
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD