Apa itu Black Rose?

1682 Words
Brak! Felix mengambil satu balok kayu, dia melemparkan ke arah berlawanan dengan tempat dia berdiri sekarang. Dia sengaja membuat kegaduhan hanya untuk memancing beberapa orang yang ada di dalam itu keluar dari gedung. Bukannya banyak yang keluar hanya ada satu orang yang keluar dari gedung itu. Terlihat suasana yang semula banyak penjaga kini terlihat sangat sunyi. Felix mengerutkan keningnya dalam-dalam, kedua mata itu menyipit. Merasa ada yang aneh dengan gedung di depannya itu. Felix segera berlari. Bersembunyi di balik tumpukan balok kayu yang memang sengaja di taruh samping gedung, dan beberapa kardus bekas yang tergeletak, berantakan. Satu penjaga itu berjalan pelan menatap was-was mengamati sekelilingnya. “Siapa kamu?” Tanya seorang penjaga yang ada di sana. Mereka berjalan dengan langkah was-was mengamati sekelilingnya. Kedua bola mata itu memutar “Jangan coba untuk mencari masalah dengan kita.” Kesal penjaga itu, dia meraih kayu balok. Mencengkeramnya sangat erat, bersiap untuk segera memukul. Bugh! Sebuah tendangan keras dari belakang, membuat penjaga gedung itu tersungkur menatap dinding pagar, tak sadarkan diri. Felix menarik kedua kaki laki-laki itu membawanya di balik dinding gedung tinggi itu. Tepat di belakang parkiran mobil. Felix mengambil semua baju laki-laki itu. Dan, segera memakainya. Tanpa menunggu lama, Felix segera keluar dengan pakain lengkap sama seperti laki-laki yang dibunuhnya tadi. Felix berjalan masuk ke dalam gedung. Dia menatap para penjaga lainya yang berpakaian sama, berjubah hitam dan memakai topeng. Bahkan seperti perkumpulan mistis yang menyeramkan. Namun, ini hanya perkumpulan organisasi yang membuat Felix merasa sangat penasaran. Apa sebenarnya yang mereka lakukan. Sebuah tim yang dibentuk khusus. Seperti seorang pembunuhan yang memang direncanakan khusus dengan membentuk beberapa team yang bertugas. Felix berjalan pelan, dia mengamati sekelilingnya. Dia terlihat kebingungan melihat beberapa orang yang naik ke lantai atas. Dia ingin ikut pergi, namun entah kenapa dirinya merasa sangat ragu. “Hai.. Kamu.” Panggil salah satu orang yang berjalan mendekati Felix. Dia menepuk pundak Felix, membangunkannya dari lamunan. Felix menoleh ke kanan, dia melihat sosok yang berpakaian sama seperti dirinya berdiri tepat di depannya. “Saya?” Tanya Felix. “Iya, kamu. Memangnya siapa lagi.” Kesal orang di depannya, dari suara yang terdengar serak, sedikit berat. Seperti seorang laki-laki. Sama seperti dirinya. “Dari mana kamu.” Tanya laki-laki di depannya. Felix yang sempat diam dan gugup. Dia menarik napasnya dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan dirinya. Dan, mulai menjawab pertanyaan laki-laki di depannya itu. “Oo.. Aku baru saja keliling. Tadi ada suara keributan di luar. Jadi aku coba cek, ternyata hanya kucing.” Ucap Felix mencoba untuk mencari alasan, Dia sedikit menghela nafasnya. Sepertinya laki-laki di depannya itu mulai percaya dengannya. “Oo.. Baiklah, sekarang kamu cepat ke atas, boss ingin bicara dengan kalian semua.” Ucap laki-laki itu. “Iya.. Saya akan segera menghadap.” Kata Felix, dia menundukkan kepalanya. “Felix dan laki-laki itu segera berjalan menuju ke lift. Dan, pergi ke lantai atas. Dia berdiri santai di samping laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal. Sesekali Felix melirik ke samping. Memastikan laki-laki yang sekarang juga ada di sampingnya. Suasana di dalam lift tampak sanga sunyi, mereka semua hanya diam, sampai tepat di lantai atas. Pintu lift perlahan mulai terbuka. Mereka berdua berjalan keluar, dan segera menghampiri gerombolan orang berjubah hitam. Felix terdiam seketika, dia menghentikan langkahnya. Kedua matanya mulai tampak kebingungan. Apa yang ada di depanya ini? Berbagai pertanyaan muncul di kepala Felix. Dengan otak yang cerdas, Felix memutar cincin di jari telunjuk tangan kanannya, yang ada di balik jubah hitam. Dan, rekaman mulai berjalan. Dia menyimpan semua itu otomatis di ponsel Yuan. Dan, sengaja tidak terhubung dengan ponselnya supaya tidak bisa dilacak atau bahkan meninggalkan jejak. “Kenapa kamu masih berdiri disitu?” Tanya laki-laki yang bersamanya tadi. “Kemarilah.” Felix berdiri di belakang. Sepertinya dia sudah ketinggalan banyak hal. “Hari ini, kalian semua berpencar. Jangan datang lagi ke tempat ini. Kita akan berkumpul di kota selanjutnya. Lakukan semua tugas yang diperintahkan boss.” Ucap seorang di depan yang memberikan perintah pada mereka. Dan, semua orang yang ada di sana menganggapnya dengan boss. “Untuk penelitian lebih lanjut kalian bilang padaku. Kalian jangan pergi, dan ikut denganku ke lab yang sudah di sediakan oleh bos. Kalian hanya meneliti hewan yang beracun. Mengubahnya sesuai dengan perintah bos.” Jelas laki-laki itu, suara kerasnya mulai menggema di atas gedung. “Black Rose.” “Black Rose.” Sekitar hampir 20 orang berdiri di sana menyebut nama yang sama, Felix yang mendengar itu merasa bingung. Nama yang asing baginya. Dia bahkan baru tahu ada perkumpulan Black rose. Tapi apa tujuan mereka? Dan, siapa target mereka. Apa mereka pembunuh bayaran yang sudah diperintahkan oleh seseorang. Atau, mereka hanya seorang perkumpulan yang membuat penelitian sesuai yang dikatakan tadi. Tapi, mereka juga ditugaskan untuk membunuh. Siapa yang di bunuh? Berbagai pertanyaan muncul di kepala Felix, kali ini tugasnya semakin banyak. Dia sudah terlanjur masuk ke dalam perkumpulan itu. Dan, dirinya tidak akan menyia-nyiakan semuanya. Dia akan terus melanjutkan investigasinya sendiri. Dia mencari informasi semuanya. Sebelumnya, Felix bahkan sudah memastikan ponselnya. Dan, menyembunyikan semua barang-barangnya di mobil taksi kosong yang tidak terpakai di dekat hotel. Dia bahkan tidak berpikir apakah di sana aman atau tidak. “Boleh aku Tanya sesuatu padamu?” Tanya Felix pada seorang di sampingnya. “Apa?” “Apa yang akan kita lakukan setelah ini. Aku tidak tahu.” Ucap Felix. “Kita hanya menunggu tugas, tidak perlu tahu lebih banyak. Kita menjalankan tugas. Kerjakan selesai. Dan, soal masalah lainya, atau kita terkena masalah. Ada komplotan sendiri yang akan mengusut. Bahkan jika kita mengkhianati black rose. Kita juga yang akan terkena masalah. Bisa dibunuh. Atau bahkan dihilangkan dari kota.” Jelas laki-laki yang ada di sampingnya. “Bentar, bukannya kamu sudah lama disini. Kenapa kamu tidak tahu kebiasaan disini?” seorang laki-laki bertopeng itu menoleh ke arah Felix. Felix tahu orang di sampingnya itu pasti curiga padanya. Felix hanya diam, dia tidak mau berbicara. Takut jika salah. Dan akan berakibat fatal baginya. Felix menggigit bibir bawahnya, mencoba untuk berpikir sejenak. Apa yang harus dia katakana agar orang di sampingnya tidak terlalu curiga dengannya. “Dia anak baru.” Seorang datang memeluk pundak Felix. “Oo.. Anak baru? Apa dia yang datang minggu lalu?” Tanya laki-laki di samping Felix. “Iya, dia baru datang. Minggu lalu ada dua orang, dan salah satu dia.” Felix akhirnya bisa bernapas lega, akhirnya orang yang bersamanya tadi sedikit tahu tentang orang yang bajunya sedang dipakai oleh Felix. Meski tidak ada yang tahu jika ada pembunuhan yang dilakukan. Felix menghela napasnya berkali-kali, dia berusaha untuk tenang. Dan, fokus menatap kedepan. Beberapa orang sudah siap untuk melakukan berbagai tugas yang sudah di sebar sesuai dengan kertas yang didapatkannya nanti. Jika dapat foto maka harus membunuh da mencari orang yang ada di foto itu. Jika dia tidak mendapatkan tugas, maka keberuntungan ada di pihaknya. Felix memejamkan kedua matanya kesekian detik. Dia berharap jika dirinya tidak mendapatkan tugas. Agar bisa tinggal di markas selama beberapa hari, dan bisa sedikit mengetahui informasi tentang organisasi yang sekarang di ikuti. “Kalian semua sudah berkumpul disini.” Suara keras dari depan, terlihat dia seperti pemimpin dalam kelompok ini. “Kalian semua sudah saya berikan tugas sesuai dengan kemampuan kalian. Bagi yang mendapatkan penelitian. Kalian ikut denganku nanti. Aku akan tunjukan dimana kalian harus melakukan penelitian. Dan, bagi yang sudah mendapatkan foto target pembunuhan. Lakukan tugas kalian dengan sangat rapi. Jika sampai ada polisi yang tahu. Maka kita yang akan membunuh kalian.” Ucap seorang pemimpin. “Dan, untuk malam ini kita mendapatkan keberuntungan bisa kedatangan dari pendiri organisasi ini. Dan, kelompok ini memang tidak ada yang tahu. Semuanya disusun dan direncanakan dengan sangat baik. Semua bisa jadi boss disini. Kalian bisa meminta anak buah kalian sendiri untuk membunuh. Atau kalian membunuh dengan tangan kalian.” “Setiap tugas kalian berbeda. Jangan ikut campur dengan tugas orang lain. Kerjakan apa yang kalian dapatkan. Ingat, jangan pernah ikut campur. Apalagi ikut campur dengan kepolisian atau anggota intelijen. Kita bergerak jauh di bawah mereka. Jangan tunjukan diri kita.” Semua hanya diam, mendengarkan setiap detail apa yang pemimpin katakan. “Dan, sekarang kalian tahu orang yang ada disampingku saat ini?” Tanya sang pemimpi, dia menoleh ke seorang di sampingnya. Orang itu menganggukan kepalanya satu kali. “Dia pendiri Black Rose.” Jawab sendiri pemimpin. Semua hanya diam tanpa berani satu saja orang yang menjawab atau bahkan mengeluarkan suara. Salah bicara sedikit saja bisa langsung nyawa melayang. “Oke, untuk kalian semua. Selamat menjalankan tugas kalian. Kalian tahu tempat perkumpulan kita selanjutnya dimana. Kalian harus mengucapkan kata sandi organisasi milik kalian untuk bisa masuk ke dalam markas selanjutnya. Dan, di sana jauh lebih aman dari penyusup atau apapun yang ingin mencari informasi tentang black rose.” Deg! Keringat dingin mulai bercucuran. Felix seketika menegang. Dia menelan ludahnya natar takut dan bingung harus berbuat apa jika mereka semua tahu jika dirinya adalah penyusup. Dari suara yang orang yang ada di samping pemimpin seperti suara perempuan. Felix semakin penasaran. Namun jantungnya masih belum aman jika dirinya belum segera pergi dari sana.” “Aku datang hanya untuk memberikan arahan pada kalian. Aku hanya ingin memberitahukan pada kalian untuk tetap tenang. Aku tidak mau jika sampai ada yang berurusan polisi. Maka kalian siap resikonya untuk dihilangkan dari dunia. Dan, untuk kalian yang ingin membuka identitas anda, Maka aku yang akan bertindak langsung.” Jelass seorang wanita yang bertopeng dan berjubah hitam sama dengan yang lainya. “Black Rose.” Teriak wanita itu. “Black Rose.” Jawab semua dengan suara lantang yang menggema di seluruh penjuru ruangan. “Oke, kalian bisa kembali ke basecamp kalian.” Pinta wanita itu. Untuk kedua kalinya Felix bisa lolos dari kecurigaan mereka. Namun, bukan Felix namanya jika dia merasa mereka semua tahu jika ada penyusup. Felix masih saja tetap berhati-hati agar dia bisa aman dan segera menjalankan tugas dengan sangat sempurna nantinya. Felix memegang cincinya lagi. Dia memutar cincinnya. Dan, segera pergi dari sana. Bersama dengan beberapa orang yang sudah berjalan. Sementara Felix masih bingung dia harus kemana. Namun, lagi-lagi dia beruntung. Seorang yang tadi bersamanya. Dia datang menghampirinya. Dan, mengajaknya pergi. “Kamu ikut denganku.” Ucap laki-laki itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD