Yuan terlihat mencurigakan

1151 Words
Bella menyipitkan ujung matanya. Melihat Yuan yang tampak aneh, seolah dia menyembunyikan sesuatu. Bella memutar bibirnya, terukir senyum, penuh kelicikan di bibirnya. Sembari mengangguk-anggukan kepalanya pelan. “Yuan, apa ada yang kamu sembunyikan dariku?” Tanya Bella. Kedua mata Bella terus mengamati setiap gerak-gerik Yuan. “Bukannya sudah aku kasih tau, jika kamu masih Tanya.” Kesal Yuan, dia segera menutup laptopnya, sebelum Bella, kembali menatap layar laptopnya. Yuan menatap wajah Bella yang sepertinya dia masih juga belum percaya dengannya. Bella menautkan kedua alisnya. Yuan juga mengerutkan alisnya. Kedua mata mereka saling memandang. “Kamu tidak menyembunyikan sesuatu dariku, kan?” Tanya Bella memastikan lagi. Yuan menghela napasnya. Terlihat dari raut wajah Yuan tampak sangat kesal dengan Bella. Dia mengambil laptopnya. Mendekapnya dengan satu tangan. Pandangan ,ata Yuan sekilas melirik ke arah kamar yang ditempatinya saat ini. Serasa dia ingin segera kabur dari hadapan Bella seblum wanita itu mulai menghujaninya dengan berbagai pertanyaan padanya. “Yuan…” Bella menarik sudut bibirnya, seketika senyum picik keluar dari bibirnya. Yuan tahu diirnua sekarang dalam bahaya saat Bella sudah mengeluarkan senyuman itu. Dia pasti punya rencana padanya. Bella memegang lengan Yuan. Yuan yang semula ingin bangkit dari duduknya. Dia mulai mengurungkan dirinya untuk berdiri. Memilih diam duduk mengikuti arahan Bella. “Aku Tanya jawab dulu.” Pekik Bella. “Tanya apa?” Yuan bertingkah seolah lupa dengan apa yang ditanyakan Bella. Bella memainkan lidahnya, mendorong pipi bagian dalam sedikit mengembang, sembari tersenyum kesal. “Bilang lagi, kamu nggak tau aku bicara apa?” Tanya Bella, dia melotot tajam. Yuan hanya meringis, menunjukan gigi putihnya. “Maaf! Maaf! Tapi aku benar lupa kali ini.” Kata Yuan. Bella menghela napasnya, kali ini dia mencoba untuk pasrah. Dan, perlahan meredakan emosi hatinya. “Oke, aku ulangi lagi pertanyaanku.” Kata Bella. Dia menggerakkan tubuhnya, memposisikan duduknya senyaman mungkin. “Kamu tadi bilang Felix dalam bahaya, sekarang dia dimana? Dan, bahaya apa? Kenapa kamu bisa tahu jika dia dalam bahaya? Terus siapa yang menyerangnya? Gimana kondisi dia sekarang? Apa dia bisa lolos?” Bella langsung saja menghujani berbagai pertanyaan pada Yuan. Sementara Yuan hanya diam, dengan bibir setengah terbuka. Mata melebar. Yuan menelan ludahnya susah payah. Hanya bisa diam dengan banyaknya pertanyaan Bella. “Udah?” Tanya Yuan memastikan. “Kalau belum silahkan Tanya lagi. Aku mau balik tidur,” Yuan mengemasi barang-barangnya yang berada di sekitarnya. Seketika Yuan mulai terdiam kembali melihat Bella berkacak pinggang. Melotot tajam. Tatapan matanya mengobarkan api kemarahan, yang membuat lawannya bergidik takut. Bisa-bisa jadi daging cincang jika berhadapan dengan wanita yang sedang marah. Bahkan setan aja takut melihat amarah wanita jika meledak-ledak. “Jawab!” pekik Bella. “Iya.. Iya, aku jawab.” “Tadi dia menghubungiku, setelah itu dia pergi. Entah kemana, terakhir dia bilang jika ada seseorang. Dan, sampai saat ini belum ada kabar lagi.” Jelas Yuan. “Aku sering telepon dia Tanya pekerjaan. Jadi ya memang aku tahu semuanya.” Kata Yuan. “Aku sudah jelaskan tadi, kamu terus saja bertanya.” “Baiklah, lanjut tidur. Aku pinjam laptop kamu. Ada beberapa yang harus aku analisi nanti tentang tadi.” Kata Bella. “Tentang kasus yang kita akan selesaikan sekarang atau tentang Felix.” Bella menggerakkan kepalanya pelan. Bola mata hitamnya membulat seketika. “Iya jelas tentang pekerjaan kita. Soal Felix, apapun masalahnya dia pasti bisa menyelesaikan sendiri. Lafgian dia ketua, dia bisa segalanya. Dia paling pintar di antara kita semua. Dan, pastinya punya cara sendiri untuk menghadapi masalah apapun sendiri.” “Kemampuan dia juga sudah tidak diragukan lagi dalam menyelesaikan semua kasus yang tersulit sekalipun.” Jelas panjang lebar Bella. Dia mengangkat tangannya, membuka telapak tangan kanannya, sembari menari kedua alisnya ke atas secara bersamaan. “Mana laptop kamu?” pinta Bella. Wajah Yuan terlihat sangat pasrah memberikan laptopnya. Lagian, semua sudah dikembalikan seperti semula, Bella juga tidak akan tahu. “Aku pergi dulu ke kamar.” Ucap Yuan, diabangkit dari duduknya. Sementara Bella yang sudah mendapatkan laptop Yuan, dia tidak memperdulikan Yuan masih di sisinya atau tidak. Bella mulai membuka laptop Yuan, memasang wajah seriusnya. Kedua mata itu mulai fokus pada layar laptop. Dan jemari tangan lentiknya itu, seakan begitu mahirnya menyentuh setiap tombol keyboard laptopnya. “Dimana dia menyembunyikan rahasia itu?” Tanya Bella, dia tidak berhenti terus mencoba untuk mencari. Meski dirinya tidak begitu mahir tentang IT. Bella menghembuskan napasnya dari sela-sela bibirnya yang setengah terbuka. Wajahnya mulai serius. Bella menangkap laptopnya. Tak lupa juga dia mengangkat kedua kakinya. Duduk bersila. “Sepertinya hanya aku yang terlalu curiga pada, yuan.” Bella menggerakkan kepalanya pelan, dia menoleh ke arah kamar Yuan. Sambil menghela napasnya. “Selama dia tidak terbukti bohong. Oke, tidak masalah.” Gerutu Bella. Dia mematikan laptopnya, dan segera mengembalikan pada Yuan. Bella berjalan pelan mendekati kamar Yuan. Dia hanya berdiri di depan pintu kamar Yuan. “Yuan, kamu sudah tidur?” Tanya Bella. “Belum, ada apa?” Tanya balik Yuan. “Aku mau mengembalikan laptop kamu.” “Bentar!” Yuan tersenyum tipis, dia beranjak dari ranjangnya, dan segera membuka pintu kamarnya, dengan cepat mengambil laptop Bella di dekapan wanita itu. “Makasih, aku mau tidur dulu. Kamu juga segeralah istirahat jangan begadang apalagi jika kamu masih memikirkan pekerjaan. Masih ada hari esok, lebih baik pikirkan kesehatanmu nanti. Jangan menyusahkan orang lain.”ucap Yuan dengan nada cepat, setelah selesai berbicara. Belum juga mendapatkan balasan dari Bella. Dia langsung menutup pintunya. “Eh.. Eh.. Ini gimana maksudnya, kurang ajar.. Kamu sudah mulai berani denganku.” Kesal Bella, mengerutkan bibirnya, sembari menahan amarahnya Brak! “Sialan! Yuan, awas saja kamu.” Bella membalikkan badannya. Dengan raut wajah penuh dengan amarah yang menggebu. Tak hentinya Bella berdesis kesal. Menghentakkan kakinya, laku menendang pintu itu meluapkan kekesalannya. "Kau belum berbicara kamu udah tidur. Awas kamu." gerutu Bella. Dia segera melangkahkan kakinya pergi dari sana Sementara Yuan, dia hanya tersenyum di dalam kamarnya. Tetapi senyum itu hanya sesaat. Saat dia mulai mengingat tentang Felix. Dia kembali lagi membuka laptop ya. Dan, segera mencari dimana keberadaan laki-laki itu. Apalagi Yuan sudah berhasil mendapatkan alamat dimana Felix berada. Dan, sudah bisa menyabotase semua cctv di gedung itu. Bahkan, dia juga sudah menyiapkan rencana. Untuk memastikan listrik disana. "Felix semoga kamu baik-baik saja. Lagian lawan kamu tidak hanya satu. Takutnya kamu yang akan jadi korban mereka." ucap Yuan lirih, jemari tangan laki-laki itu terlihat begitu lihainya menyentuh setiap tembok di keyboard laptopnya. Yuan menghela napasnya. Wajahnya kini tampak mulai serius. Kedua mata Yuan berkerut saat dia melihat Felix yang datang ke gedung itu penuh dengan percaya diri. Dia berhasil menyamar menjadi salah satu anggota dari mereka. Mereka semua memakai jubah hitam dan topeng yang membuat felix mudah masuk. Yuan tersenyum tipis. Dia tidak menyangka Felix menggunakan otaknya lebih cerdik untuk melawan banyak musuh di depannya. "Eh.. Berhenti! Siapa kamu?" seorang berjubah hitam memanggil Felix. Terpaksa laki-laki itu menghe tikam langkahnya. Sementara Yuan hanya bisa melihatnya dari balik laptop ya. Lewat cctv yang ada di sana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD