Kecupan Mesra

1025 Words
"Dia teman lamaku!" jawab Deon. Dengan nada rendah. "Oo, aku kira masih sama dengan yang dulu pernah kamu bawa kesini." goda Ambar wanita yang saat ini sedang menjaga bar. Deon mengerutkan kedua alisnya. Seketika kedua matanya melebar. Dengan bibir sedikit terbuka. Dia melirik ke arah Bella. Spontan Bella memalingkan wajahnya seolah tidak peduli dengan apa yang di dengarnya. "Siapa?" tanya Deon bingung. "Kemarin?" tanya Amber. Deon menyupitkan ujung matanya. Dia meletakkan tangannya di atas meja bar. Menatap tajam ke arah Ambar. Sembari mendekatkan tubuhnya seidk8t condong kedepan. "Kamu tidak tahu apa yang aku katakan?" tanya Amber "Tidak!" "Kamu lupa?" Ambar menyerahkan satu gelas minuman pada Deon. Dengan tatapan mata menggoda. Dia mendekatkan tubuhnya. Kedua mata mereka saling bertemu sesaat. "Jangan pura-pura lupa!" ucap Amber lirih. "Ada apa sayang?" tanya Cleo sosok penjaga bar laki-aki yabg kini memeluk pinggang Amber dari belakang. Sembari mengecup pipi kirinya. "Cleo!" Amber mencoba melepaskan pelukan Cleo. Dia mengerutkan wajahnya. Seolah merasa sangat risih dengan pelukan Cleo. "Sudah, urus saja urusan kalian. Aku pergi dulu." Bella segera beranjak membawa 4 botol wine yang di pesannya tadi. Berjalan pelan dengan kedua mata berkeliling mencari tempat duduk yang pas untuknya. "Bella!" panggil Deon. Dia melirik sekilas ke arah Amber. Sebelum melangkahkan kakinya pergi mengejar Bella. "Dia siapa kamu?" tanya Cleo pada Amber. "Kenapa?" tanya Amber kesal. Ciri memincingkan matanya. Tatapan matanya terlihat sedikit tajam. Seakan dia sudah siap untuk memojokkan Amber dengan berbagai pertanyaan. "Dia mantan kamu yang pernah kamu ceritakan dulu?" tanya Cleo. "Bukan!" tegas Amber. Dia mengerutkan bibirnya. Dia Menghentakkan kakinya. Menatap tajam dengan aura kecewa terlihat dari pancaran tatapan mata mereka. Ambar memalingkan wajahnya. Dan, segera pergi meninggalkan Cleo. "Kamu mau kemana?" Cleo menoleh menatap punggung Amber. Saat Amber menghentikan langkahnya. Menggerakkan kepalanya seidk8t. Menoleh ke arah Cleo. "Aku tunggu kamu di bekakang!" ucap Amber. "Baiklah!" jawab Cleo. Sementara Bella dia sudah duduk di sofa. Dia menuangkan satu gelas Wine. Tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk Deon yang ini menemaninya. "Kamu marah padaku?" tanya Deon. "Tidak, memangnya aku marah kenapa," tanya Bella. Melipat kaki kirinya di atas kaki paha kaki kanannya. Sembari tangan menggenggam satu gelas Wine. Perlahan dia mulai meneguk satu gelas Wine perlahan. "Apa yang dia katakan semuanya salah." ucap Deon. "Aku tidak peduli!" jawab Bella dengan santai. "Kenapa?" tanya Deon. "Memangnya Apa pedulinya aku dengan kekasih kamu atau mantan kamu. Kita bukan siapa-siapa. Aku mau jalan dengan kamu juga karena aku bosan di dalam hotel." ucap Bella, dia melirik ke arah Deon. Melayangkan senyuman tipis di wajahnya. Dia segera membuka tas hitam miliknya mengambil rokok yang masih ada di dalam tasnya. Mengambil satu butir. Lalu menyalakan korek api tepat di ujung rokok. "Mau?" tanya Bella, memberikan satu bungkus rokok bermerk miliknya. "Tidak!" ucap Deon. "Kamu tidak merokok?" tanya Bella, menatap Deon. Sembari mengangkat telapak tangan kanannya. "Tidak!" jawab Deon. Bella hanya menganggukan kepalanya. "Oo, bagus!" ucap Bella. Kedua mata Bella masih mengamati sekelilingnya. Dia masih mencari tahu sesuatu yang sedang di cari selama ini. Entah kenapa dia merasa masih curiga dengan penjaga bar tadi. Seorang wanita yang terlihat sangat mencurigakan baginya. Dari tatapan matanya terlihat dia sangat licik. Bella mengisap rokoknya. Sembari memikirkan cara apa yang harus dia lakukan untuk memancing wanita itu keluar nantinya. Dia ingin berbicara padanya. Bella melirik ke arah meja bar. Kedua matanya melebar seketika Saat dia tidak melihat wanita itu di sana. Sekadang hanya ada seorang laki-laki yang berjaga. Bella segera mematikan putung rokoknya. Dan, segera bangkit dari duduknya. Kedua mata Bella melebar seketika. "Ada apa?" tanya Deon penasaran. Dia menatap ke arah dimana tatapan Bella tertuju. "Kamu mencari wnaita itu?" tanya Deon. "Sepertinya dia sudha ganti sift!" "Gimana bisa kamu tahu?" tanya Bella curiga. Dia menunduk menatap Deon. "Kamu benar temannya?" tanya Bella. "Bukan, aku sempat punya rasa dengannya. Tapi itu dulu. Dan, sekarang dia sudah punya pasangan. Dia berpacaran dengan penjaga bar." jelas Deon. Dia menunjuk ke arah laki-laki yang sedang berdiri sembari meracik minuman. "Kamu tahu laki-laki yang ada di sana. Dia adalah kekasihnya!" "Siapa dia?" tanya Bella penasaran. Dia menyupitkan matanya. Mengamati setiap gerak gerik laki-laki itu. "Dia kekasihnya dia laki-laki yang snagat Arrogan!" "Sama seperti kamu?" ucap Bella, seketika membungkam bibir Deon. Bella kembali duduk melirik sekilas ke arah Deon Setelah lama mengamati Bella tanpa sadar terlalu banyak minum. Dia merasa kepalanya sedikit pusing. Kedua matanya mengamati sekelilingnya. Pandangan mata itu mulai buram. Bella memegang kepalanya. Dia berdesis pelan. Menahan rasa sakit kepala yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Deon yang sadar Bella sudah mabuk. Dia segera membantu Bella mengangkat tubuhnya. Bella yang tak suka Deon menyentuhnya. Dia mendorong tubuh Aron menjauh darinya. "Jangan sentuh aku, aku bisa berdiri sendiri." ucap Bella. "Kamu ada masalah?" tanya Deon. "Tidak!" tegas Bella, dia memang sengaja memendam rasa kesal amarah dan semua masalah dalam dirinya di kepalanya. Dia tidak bisa menceritakan pada semua orang. Hanya minuman yang bisa membuat dia lupa sesaat dengan tumpukan masalah yang ada di otaknya. "Jangan ikut campur dengan urusanku!" ucap Bella. Dia menciba untuk berdiri Meski tubuhnya sudah terasa lemas. Seketika tulangnya mulai lunak. Beberapa kali Bella hampir saja terjatuh. Dan, beberapa kali juga dia bangkit. Bella berusaha untuk berdiri kembali. Memegang benda yang ada di sekitarnya. Perlahan dia berjalan dengan langkah sempoyongan. Bella hampir saja jatuh dengan ceoat Deon membantunya untuk berdiri kembali. Deon meletakkan tangan Bella di pundaknya. "Jangan ngotot, aku tidak mau jika kamu kenapa-napa," tegas Deon. "Lepaskan aku!" pekik Bella. "Tidak, aku tidak akan melepaskanmu. Aku tidak akan biarkan kamu jalan sendiri. Apalagi kamu wanita dengan keadaan mabuk. Kamu pikir aku tega membiarkannya sendiri. Sekarang aku akan antar kamu pulang!" ucap Deon. Dia mulai membantu Bella melangkahkan kakinya perlahan. "Sekarang kamu jangan menolak lagi!" ucap Deon sedikit meninggikan suaranya. Bella hanya diam, tubuhnya sangat lemas. Kepalanya semakain pusing. Kedua matanya bahkan tidak bisa melihat jelas apa yang ada di depannya. Pandangannya semakin gelap. Deon membawa bella menuju ke mobilnya. Bella yang setengah sadar. Dia menciba berdiri tegap. Mendorong tubuh Deon hingga menyandar di body mobil hitam di belakangnya. Tanpa basa-basi. Bella memberikan sentuhan panas di bibir Deon. Bella menghukum bibir Deon. Sontak membaut Deon terkejut dengan perlakuan Bella. "Bella, apa yang kamu lakukan?" Deon mendorong tubuh Bella. Menggenggam erat kedu
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD