“Mbak!” Willy langsung terkesiap, tak percaya ketika tatapannya tak sengaja mendapati Ferro. Tadi ia mendengar suara Ferro yang sampai meneriakkan nama Diana. Sedangkan di depan pintu masuk sana, Ferro berdiri di sebelah Merci warna merah. Ferro tampak gelisah dan terlihat jelas mengkhawatirkan Diana. Di tengah air matanya yang masih berjatuhan membasahi pipi, Willy masih menatap serius Ferro. Pikiran Willy berkelana dan hanya dihiasi prasangka buruk. Mengenai Diana yang tiba-tiba menghilang, juga Ferro yang menjadi sulit dihubungi. Beberapa saat kemudian, Willy menghela napas dalam sambil memejamkan erat kedua matanya. Rasa sesak ia rasakan begitu kuat atas prasangka buruk mengenai Ferro yang susah payah ia redam. “Kita coba berdiri pelan-pelan,” ucap Rossa yang membimbing Diana. Ia m