"Ada apa Uncle…
"Emmhh…
Pertanyaan Kiran bergantung begitu saja saat bibir Daniel sudah menempel pada bibirnya.
Kiran yang masih terkejut mendapat serangan tiba-tiba dari Daniel yang statusnya sebagai uncle dari suaminya tidak membalas Ataupun menolak, karena Kiran masih belum sadar sepenuhnya atas apa yang dilakukan oleh Uncle Daniel pada dirinya.
"Emmmhh…
Kiran yang mulai tersadar oleh apa yang dilakukan sang Daniel, dengan cepat memukul d**a Uncle Daniel dengan pelan.
"Apa yang Uncle lakukan?" tanya Kiran saat tautan bibirnya mulai terlepas dari bibir Uncle Daniel.
"Aku tidak menyangka kalau ternyata Istri dari keponakan ku itu adalah kamu." Ujar Daniel sambil mengelap sudut bibirnya yang ada sisa Saliva saat melumat bibir Kiran tadi.
Ya, orang yang melumat bibir Kiran itu adalah Daniel, Uncle dari suami Kiran sendiri.
Kiran sendiri tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Daniel, pasalnya bibir Kiran belum ada yang menikmatinya sebelumnya, dan itu pertama kalinya Kiran melakukan sentuhan dari bibir dan itu bukan dengan suaminya, melainkan bersama uncle dari suaminya, yang Kiran sendiri belum pernah terbayangkan sebelumnya Kalau bibirnya akan dinikmati oleh uncle Daniel untuk yang pertama kalinya, bukan dinikmati oleh suami seperti yang ia bayangkan sebelumnya.
"Apa maksud pertanyaan Uncle?" tanya Kiran sambil menunduk karena masih tidak percaya ia bersentuhan bibir dengan uncle Daniel.
"Lupakan saja. Apa Jovi kembali meninggalkan kamu?" ujar Uncle Daniel, memilih mengabaikan pertanyaan Kiran, dan mengakhiri dengan kalimat tanya.
Kiran yang mendapat pertanyaan tentang keberadaan Jovi langsung menganggukkan kepalanya dan kembali memperlihatkan wajah sedihnya, karena memang sejak ia menikah dengan Jovi, Jovi belum pernah menyentuhnya atau bahkan memberikan sikap hangatnya pada dirinya.
Uncle Daniel yang melihat anggukan kepala dari Kiran tersenyum singkat, lalu membelikan badannya dan memasukkan kedua tangannya pada saku celananya masing-masing.
"Aku harap kamu tidak perlu berharap terlalu tinggi kalau Jovi akan bersikap hangat atau bahkan memperlakukan kamu lainnya seorang Istri pada umumnya. Ingat baik-baik itu. "Ujar Uncle Daniel lalu keluar dari kamar Kiran, membuat Kiran tidak mengerti mendengar perkataan Uncle Daniel tadi.
Seharusnya Uncle Daniel sebagai pengganti dari orang tuan Jovi memberi doa pada menantu, mendoakan yang terbaik untuk pernikahannya dengan Jovi, bukan malah melarang berharap untuk mendapat sikap yang baik dari sang suami.
Kiran yang tidak mengerti Kemana arah pembicaraan Daniel, akhirnya Kiran memutuskan untuk istirahat saja, dan melupakan kejadian tadi mengenai dirinya dengan uncle Daniel.
Keesokan harinya, Kiran bangun dengan wajah penuh kesedihan. Tergambar jelas kalau Kiran sangat kecewa bangun tidur tidak mendapati sang suami di sebelahnya.
Dengan malas Kiran melangkah ke kamar mandi untuk mencuci muka, lalu keluar lagi dan melihat dirinya di pantulan cermin di meja riasnya.
"Aku sudah menikah, tapi nasibku tidak jauh berbeda dengan nasib jomblo yang ditinggal pergi oleh orang yang diincarnya. Menyedihkan." Gumam lirih pelan, lalu melangkah kakinya keluar dari kamarnya untuk membuatkan sarapan untuk dirinya sendiri.
Di rumah Jovi bukannya bukannya tidak ada pelayan sampai Kiran repot-repot bangun pagi untuk masak, hanya saja Kiran lebih suka memasak sendiri untuk makanannya sendiri, dan tidak suka dilayani karena tidak bisa dilayani bak ratu.
Kiran mulai sibuk memasak, dan baru setelah masakannya selesai, Kiran menyiapkannya di meja makan.
Baru saja Kiran meletakkan makanannya di meja makan, seseorang yang mengucapkan selamat pagi pada Kiran berhasil membuat Kiran terkejut.
"Selamat pagi!" sapa Daniel lembut, membuat Kiran langsung berdiri dari kursinya saat mendengar suara Daniel.
"Uncle …
Kiran terkejut mendapati Uncle Daniel di rumah.
"Apa masak buat satu orang saja?" tanya Daniel seraya menarik kursi di samping Kiran untuk sarapan.
"Iya. Karena, aku tidak tau kalau uncle ada dirumah." Jawab Kiran yang salah tingkah karena mengingat serangan Daniel semalam.
"Sejak semalam, aku tidak makan. Tapi karena pagi ini menunya hanya cukup buat satu orang, tidak masalah. Aku makan di luar saja." Kata Daniel santai.
Kiran yang mendengar ucapan Daniel tentu merasa tidak enak, dengan cepat Kiran menyodorkan nasi goreng buatannya tadi padi Daniel.
"Uncle saja yang makan, aku bisa sarapan di kampus." Kata Kiran dengan penuh keikhlasan.
"Berdua saja ya. Aku yakin kamu pasti juga lapar." Ujar Daniel yang langsung mengambil dua sendok, lalu menyerahkan satu sendok pada Kiran.
Kiran pun berdiri untuk mengambil piring, agar nasi goreng tersebut bisa dibagi dua. Namun Daniel langsung menahan tangan Kiran karena tidak memberi izin Kiran mengambil piring lagi.
"Cepatlah makan. Ini sudah jam 08.00. Kamu mau telat ke kampus." Ujar Daniel meminta Kiran untuk segera makan.
Kiran yang mendengar ucapan Daniel langsung hilang seketika nafsu makan Kiran.
Kiran tetap diam saja, bahkan hanya menatap Daniel yang sedang makan tanpa merasa tergoda dengan rasa yang diperlihatkan oleh Daniel.
"Kenapa tidak makan?" tanya Daniel saat melihat Kiran sudah berdiri tanpa memakan nasi goreng buatannya sendiri.
Kiran hanya mampu menjawab dengan gelengan kepala, karena merasa tidak mampu memberi jawaban atas pertanyaan Daniel.
"Tidak lapar?" tanya Daniel yang sudah ikut berdiri, membuat Kiran semakin merasa tidak nyaman.
"Ti-tidak, Uncle. Aku tidak lapar." Jawab Kiran gugup.
Daniel langsung menarik pinggang Kiran hingga tubuh keduanya saling menempel dan hanya terbatas pakaian mereka masing-masing.
"Kamu tau siapa aku? Tentu kamu juga tau bagaimana ceritaku dari Jovi." Ujar Daniel dengan nada pelannya, namun terdengar sangat tegas dan menakutkan di telinga Kiran.
Dengan gerakan refleks Kiran menganggukkan kepalanya, membuat Daniel cemburu.
Daniel mendekatkan wajahnya pada wajah Kiran, dan dengan cepat Kiran mengalihkan pandangannya untuk menghindari serangan dari Uncle Daniel.
Daniel yang melihat Kiran menghindar kembali tersenyum, lalu mengelus wajah mulus Kiran dengan begitu sangat lembut, bahkan seperti tisu yang menyentuh wajah Kiran karena Kiran sampai tidak merasa kalau tangan Daniel mengelus pipinya lembut.
"Bagaimana rasanya ditinggal Jovi, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu?" tanya Daniel lembut. Kiran tidak menjawab, bahkan tidak mampu untuk membalas tatapan Daniel.
"Apa ke sabaran kamu setebal gunung, sampai kamu tetap diam saja saat melihat suami kamu bersama dengan wanita lain?" tanya Daniel
"Kak Jovi tidak pernah mengkhianati pernikahan kami. Dan Uncle tidak perlu mencampuri urusan rumah tanggaku dengan keponakan Uncle." Jawaban itulah yang berhasil keluar dari bibir sexi Kiran.
Daniel yang mendengar ucapan Kiran kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Kiran, namun lagi-lagi Kiran menghindar.
"Teruslah menghindar, atau aku akan memberitahu Jovi apa yang kita lakukan semalam. Aku akan mengatakan pada Jovi, kalau kita pernah bertukar Saliva di belakang dia." Ujar Daniel mengancam Kiran, membuat Kiran terkejut mendengar ancaman Daniel