Bab 7

979 Words
"Aku tau kamu masih perawan sampai saat ini." Ujar Daniel yang membuat jantung Kiran benar-benar berhenti berdetak, di tambah Daniel bergerak mendekati dirinya hingga dengan refleknya Kiran melangkah mundur untuk menghindari Daniel bersamaan dengan langkah Daniel yang maju untuk mendekati Kiran. "Uncle mau apa?" tanya Kiran dengan paniknya "Aku mau buat kamu tidak perawan. Kan tidak mungkin, punya suami, tapi masih perawan." Daniel menjawab pertanyaan Kiran dengan santainya, membuat Kiran seketika memeluk tubuhnya sendiri. "Uncle jangan ngaco ya." Ujar Kiran dengan raut wajah ketakutan sambil memeluk tubuhnya sendiri. "Bintang, apa yang kamu harapkan dari pernikahanmu dengan Jovi, sementara Jovi tidak menganggap keberadaan kamu sebagai istri dia." Ujar Daniel yang sudah duduk di tepi ranjang Kiran, dimana tadi Daniel bersantai sebelum Kiran masuk ke dalam kamarnya. "Kalau boleh aku berharap, aku ingin Kak Jovi berubah bersikap hangat lagi seperti dulu sama aku, mencintai dan menyayangi lagi seperti dulu. Dengan begitu sudah dipastikan pernikahan ini akan tetap bertahan." Ujar Kiran menanggapi ucapan Daniel. "Kalau Jovi tetap tidak mencintaimu?" tanya Daniel lagi. Dan pertanyaan Daniel kali ini berhasil membuat Kiran tidak bisa lagi membuka suara. "Aku tidak memintamu mundur dari pernikahan kamu. Tapi kalau kamu sudah merasa tidak ada harganya untuk dipertahankan, maka mundur lah. Masih banyak laki-laki yang mengharapkan kamu." Ujar Daniel dengan penuh ketegasan, membuat Kiran seketika menghapus air matanya yang langsung menetes begitu saja. Daniel yang melihat Kiran menangis mendekati Kiran, lalu mengelus lengan Kiran dengan penuh kelembutan. "Kamu masih muda, masih berhak untuk bahagia, dan perjalananmu masih panjang." Ujar Daniel yang membuat Kiran langsung memeluk Daniel dan menumpahkan tangisannya disana. Daniel membalas pelukan Kiran, dan mencoba menenangkan Kiran agar Kiran tidak menangis terus. Kiran terus menangis tiada hentinya, sampai Kiran merasa air matanya terkuras habis malam itu. "Kenapa Uncle mau memperdulikan aku?" tanya Kiran di sela-sela tangisnya. "Aku memiliki tujuan tertentu. Yang jelas, aku tidak ingin melihat kamu bersedih hanya karena Jovi." Ujar Daniel menjawab pertanyaan Kiran. Namun meski Kiran sudah mendapat jawabannya, Kiran tidak mengerti dengan maksud jawaban Daniel, hingga Kiran hanya bisa mengangguk kepala saja tanpa membalas perkataan Daniel. "Bagaimana keadaan mu?" tanya Daniel setelah Kiran melepaskan pelukannya "Aku baik-baik saja, Uncle." Jawab Kiran sambil menghapus sisa air matanya. "Istirahatlah. Nanti aku suruh pelayan untuk membawakan makan malam buat kamu kesini." Ujar Daniel yang langsung di cegah oleh Kiran, karena Kiran merasa, ia masih bisa untuk ke dapur dan makan sendiri. "Tidak perlu merepotkan pelayan, Uncle. Aku bisa sendiri. Lagipula aku belum lapar." Kata Kiran. Daniel tersenyum mendengar ucapan Kiran. "Bintang, tugas mereka memang melayani majikan, disini kamu majikan, sudah sepatutnya pelayan direpotkan karena mereka di gaji." Ujar Daniel. Daniel menuntun Kiran agar duduk di tepi ranjang. Kiran menurut dan duduk ditepi ranjang tepat di samping Daniel. "Bintang, dengar baik-baik. Peraturan di rumah ini tidak boleh ada yang memperlihatkan wajah sedihnya di depan publik, dan bagaimanapun nasibnya, tetap mendahulukan senyumnya. Artinya, mau kamu hidup menderita atau tidak, di depan publik kamu tetap terlihat baik-baik saja. Mengerti!" kata Daniel dengan penuh ketegasan. Kiran yang tidak mengerti hanya memilih pasrah saja, karena sekalipun tidak ada peraturan yang disebutkan oleh Daniel tadi, Kiran juga tidak akan memperlihatkan wajah sedihnya pada semua orang. "Apa kamu sangat mencintai Jovi?" tanya Daniel seraya mengangkat dagu Kiran, hingga Daniel bisa melihat dengan jelas wajah cantik Kiran. "Aku hanya ingin rumah tanggaku berjalan dengan semestinya." Jawab Kiran santai. "Sederhana memang harapan kamu, tapi sulit untuk digapai." Ujar Daniel seraya melepaskan tangannya dari dagu Kiran. "Kenapa aku bilang sulit? Karena Jovi sudah menghapus dan bahkan nama kamu sudah masuk list daftar di hati dia." Kata Daniel lagi, dan kali ini Kiran termenung mendengar ucapan Daniel. Jangan ditanya bagaimana dengan hati Kiran saat mendengar kalau namanya sudah terhapus sudah di hati Jovi, yang artinya Kiran merasa sangat sulit untuk membuat Jovi cinta lagi seperti dulu pada dirinya. Wajah Kiran kembali basah saat air matanya kembali terjun bebas, dan kali ini tanpa Kiran sadari. Mungkin karena Kiran kecewa, atau Kiran membenarkan perkataan Uncle, karena selama ia menikah dengan Jovi, Jovi tidak pernah memberikan sikap hangatnya pada dirinya, ditambah Kiran selalu melihat Jovi lebih perhatian terhadap wanita lain, meski wanita itu hanya sahabatnya, tapi itu berhasil membuat hati Kiran sakit, dan tidak rela kepedulian Jovi terhadap orang lain. Daniel yang melihat Kiran menangis, langsung menarik tengkuk leher belakang Kiran, dan menariknya lebih mendekat pada wajahnya. "Berhentilah menangis, aku tidak suka." Kata Daniel pelan. Kiran memejamkan matanya berharap ia kuat kalau besok, lusa atau kapanpun ia melihat Jovi dengan wanita lain. Daniel yang melihat Kiran memejamkan matanya langsung mendekatkan wajahnya pada wajah Kiran, dan mata Kiran seketika terbuka saat merasakan sentuhan bibir hangat Daniel di bibirnya. Kiran terdiam terpaku melihat matanya beradu tatapan dengan mata Uncle Daniel. Daniel yang melihat Naya Kiran begitu sangat indah di pandangan matanya, langsung melumat bibir Kiran, dan Kiran hanya diam saja. Tanpa Kiran sadari, keterdiaman Kiran tidak bertahan lama, karena setelahnya, Kiran menikmati sentuhan bibir Uncle Daniel. Jangankan Kiran, wanita manapun pasti akan terpesona dengan Daniel, karena selain dia kata raya, dia pria tampan yang mengalahkan ketampanan para pemuda di negaranya. Daniel tersenyum saat melihat Kiran mulai menikmati permainan di bibirnya. Daniel semakin memperdalam ciumannya, dan semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh Kiran, hingga membuat Kiran semakin terlihat menikmati. Daniel semakin memperdalam ciumannya, hingga Daniel bersorak gembira saat lumatannya di balas oleh Kiran, yang artinya Kiran juga ikut melumat bibirnya, hingga Daniel merasa kenikmatan saat menikmati bibir Kiran. Daniel menekan tengkuk leher belakang Kiran, dan suara decapan dari mulut mereka mulai semakin terdengar nyaring, dan menjadi teman suara jam dinding, hingga menciptakan suasana semakin panas di antara Keduanya. Tangan Daniel mulai aktif kemana-mana, dan hal itu tidak disadari oleh Kiran karena Kiran terbuai oleh permainan bibir Daniel. Daniel mulai menarik kain yang menutup bahu Kiran, hingga bahu Kiran terlihat dengan jelas, dan itu tanpa Kiran sadari. Daniel yang melihat kulit mulus dari bahu Kiran langsung menarik tubuh Kiran untuk tidur di ranjang, dan… Ceklek
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD