Bab 6

1050 Words
Kiran yang keadaannya tidak jauh berbeda dengan Tisa melihat Jovi berada di tempat dimana dirinya saat ini berada, langsung menggedor pintu mobil taxi, meminta pertolongan. "Kak, Jovi. Tolong aku." Gumam lirih Kiran sambil menahan sakit di kepalanya. Jovi melihat ke belakang dimana taxi berada. Setelah Jovi berhasil mengeluarkan Tisa dari dalam mobilnya, Jovi mulai membawa langkahnya untuk mendekati taksi dimana Kiran berada. Belum sempat Jovi membuka pintu mobil taksi tersebut, seorang polisi datang mendekati Jovi, dan meminta agar Jovi berada di dekat Tisa, atas permintaan Tisa. Dengan cepat Jovi mendekati mobil Tisa lagi, dan mengurungkan niatnya untuk menolong penumpang di dalam taksi tersebut, yang tanpa sepengetahuan Jovi sebenarnya isi penumpang itu adalah istrinya sendiri. Kiran yang awalnya merasa senang karena Jovi mendekati dan mencoba untuk menolong dirinya seketika kecewa dan redup sudah senyum Kiran saat melihat Jovi kembali mendekati Tisa. "Kak, Jovi. Aku juga kecelakaan, tolong aku." Lirih Kiran pelan saat merasakan pusing yang teramat sakit di kepalanya, hingga Kiran jatuh pingsan. DI RUMAH SAKIT Jovi sedang menghibur Tisa dan juga Nino. Selama Tisa di rawat di rumah sakit, selama itu juga Jovi tidak pulang ke rumah, dan tidak mengatakan pada Kiran kalau sebenarnya Jovi sudah ada di kota yang sama dengan Kiran. Sedangkan Kiran sendiri bukannya tidak tahu kalau Jovi sudah berada di kota yang sama dengan dirinya, hanya saja Kiran menunggu kapan Jovi akan menampakkan diri di hadapan Kiran, karena sampai saat ini sampai Kiran dua hari dirawat di rumah sakit, Jovi tidak mencari keberadaannya, dan bahkan tidak mengkhawatirkan keadaannya. Kiran yang merasa sangat lelah hanya tiduran di rumah sakit mulai turun dari ranjang, dan kebetulan Kiran ingin ke keluar dari kamarnya. Baru saja Kiran membuka pintu kamar rawatnya, mata Kiran menangkap sosok orang yang Kiran kenal. Dia adalah Jovi. Kiran Melihat Jovi sedang menuntun Tisa keluar, serta tangan kirinya yang menggendong anak kecil laki-laki, dan kalau Kiran tebak, mungkin anak itulah yang bernama Nino. "Kak Jovi begitu sangat perhatian sama Tisa, sedangkan sama aku sendiri Kak Jovi tidak peduli sama sekali. Padahal sebelumnya Kak Jovi bersikap begitu sangat peduli sama aku, Tapi sekarang sudah tidak lagi. "Ujar Kiran Dengan nada pelannya, bahkan mata Kiran sampai tidak berkedip melihat Jovi bersama Kiran. Kiran pun mengambil ponselnya, dan mencoba menghubungi Jovi. Kiran akan mengatakan pada Jovi kalau dirinya juga kecelakaan. "Ada apa Kiran?" tanya Jovi datar "Kak, Kak Jovi dimana? Dua hari yang lalu aku kecelakaan. Aku dirawat di rumah sakit." Kata Kiran berharap Jovi akan peduli pada dirinya. "Kiran, tidak perlu membuat drama kamu sakit. Sekarang aku sedang menolong Tisa. Tisa dirawat di rumah sakit. Tisa sangat butuh aku. Aku akan pulang ke rumah tanpa kamu membuat drama seolah-olah kamu kecelakaan." Ujar Jovi dingin, lalu mematikan sambungannya dengan Kiran, membuat Kiran kecewa saat mendapat ketidak pedulian Jovi pada dirinya. "Pasti istri kamu ya yang menghubungi kamu! Pulanglah. Aku tidak apa-apa. Maaf kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu, karena cuma kamu yang aku punya. "Ujar Tisa dengan raut wajah penuh kesedihan, membuat Jovi merasa tidak tega untuk meninggalkan Tisa sendirian, apalagi Tisa memang hanya sendiri di sana, dan tidak ada yang menemani Tisa di rumah sakit. Karena Jovi tidak mau terjadi sesuatu dengan Tisa, akhirnya Jovi tetap menjaga Tisa, menemani Tisa di rumah sakit dan mengabaikan perkataannya tadi yang mengatakan kalau ia akan pulang ke rumah tanpa Kiran membuat drama kalau Kiran baru juga mengalami kecelakaan. Kiran yang merasa keadaannya sudah jauh lebih baik, langsung meminta bantuan Dini agar membantu dirinya keluar dari rumah sakit. Kiran pulang dari rumah sakit dengan di temani oleh Dini. "Din, makasih ya." Kata Kiran setalah Dini mengantarnya ke rumah. "Sama-sama. Istirahat. Nanti kalau sudah lebih baik baru ke kampus." Ujar Dini sebelum pulang dan membiarkan Kiran istirahat. Kiran masuk ke dalam rumah. Sebenarnya keadaan Kiran tidak begitu baik, hanya saja, karena Kiran mendengar kalau Jovi akan pulang, akhirnya Kiran memutuskan untuk pulang, berharap kalau Jovi sudah ada di rumah setelah dirinya pulang. Sayangnya, Kiran sampai di rumah hanya mendapati adik iparnya yang sedang menatap dirinya dengan penuh kebencian. "Kemana saja tidak pulang?" tanya Ella dengan nada ketusnya. "Dua hari yang lalu aku kecelakaan." Ujar Kiran mencoba untuk menjelaskan pada Ella agar Ella tidak memandang dirinya buruk. "Jangan karena ada perban di kepala kamu, kamu bisa menggunakan alasan kecelakaan." Ujar Ella yang masih dengan nada ketusnya. "Kecelakaan itu sebuah musibah Ella, bukan main-main." Ujar Kiran datar, lalu pergi begitu saja melewati Ella yang masih duduk di ruang tamu. Baru saja Kiran masuk ke dalam kamarnya, Kiran di kejutkan oleh keberadaan Daniel. Degh "Uncle… Lirih pelan Kiran saat melihat Uncle Daniel duduk di tepi ranjangnya. "Kenapa pulang kalau belum sembuh? Apa lukamu makin parah saat melihat Jovi lebih memperhatikan wanita lain daripada dirimu?" tanya Daniel mengabaikan wajah keterkejutan Kiran atas keberadaan dirinya. "Kenapa Uncle ada di kamarku?" tanya Kiran yang tidak menghiraukan pertanyaan Daniel tadi. "Aku hanya ingin menjaga kamar istri dari keponakanku. Takut ada debu saja." Jawab Daniel sebagai alasan yang sangat tidak masuk akal. "Aku menghormati Uncle Daniel sebagai Papa mertuaku. Tolong Uncle hormati aku sebagai menantu Uncle seperti aku menghormati Uncle." Ujar Kiran tegas, membuat Daniel langsung berdiri dan mendekati Kiran. "Bintang, aku tau kamu sedang kecewa dengan Jovi, tapi tidak perlu melampiaskannya sama aku. Kenapa? Karena kamu tidak akan berakhir selamat kalau kamu melampiaskan kemarahan kamu pada aku. Mengerti!" ujar Daniel dengan penuh ketegasan. Kiran sendiri sangat terkejut saat mendengar Uncle Daniel menyebut nama belakangnya. "Uncle tau nama belakangku?" tanya Kiran dengan raut wajah keterkejutan. Daniel tersenyum lalu mendekati Kiran, dan menarik pinggang Kiran untuk lebih dekat dengan dirinya. "Apapun tentang dirimu pasti ku ketahui. Jangan tanya apa saja yang aku ketahui tentang dirimu. Semuanya ku ketahui." Ujar Daniel membuat Kiran terkejut, karena selama ia mengenal Jovi, Kiran tidak pernah mengenal Daniel sebagai Uncle dari suaminya. Jadi menurut Kiran, Daniel tidak mungkin mengenal dirinya atau bahkan mengetahui apapun tentang dirinya, karena dirinya dan Daniel baru bertemu setelah Kiran dan Jovi resmi menikah. "Apa saja yang Uncle ketahui?" tanya Kiran yang sedikit ketakutan "Mau tau apa saja yang aku ketahui?" Daniel menjawab pertanyaan Kiran dengan kalimat tanya, membuat Kiran terdiam. "Aku tau kamu masih perawan sampai saat ini." Ujar Daniel yang membuat jantung Kiran benar-benar berhenti berdetak, di tambah Daniel bergerak mendekati dirinya hingga dengan refleknya Kiran melangkah mundur untuk menghindari Daniel bersamaan dengan langkah Daniel yang maju untuk mendekati Kiran.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD