43

1454 Words
Sepulang sekolah seperti kemarin Sofia dan Diandra akan berpura-pura pulang bersama dengan alasan yang dapat di terima oleh papa Bian, padahal yang terjadi sebenarnya dia dan Galih akan bertemu di titik yang sama seperti kemarin. " Motor kak Galih kenapa.?" Tanya Sofia setelah melihat bagian depan motor tersebut yang rusak parah. " Di jalan ada yang nabrak hari ini, tapi nggak apa-apa masih bisa jalan kok. " Balasnya pelan. " Tapi motornya masih bisa jalan kan.? " " Masih bisa kok. " Sofia kemudian melirik Diandra dan menghampirinya, diam-diam Sofia ingin menukar motor Diandra dengan milik Galih untuk sementara waktu. " Ya udah, ini kuncinya. " Kata Diandra pasrah. " Makasih, kamu emang yang paling pengertian." Seru Sofia. Sofia kemudian menyerahkan kunci motor Diandra kepada Galih, awalnya cowok itu merasa tidak enak untuk memakainya namun setelah di yakinkan oleh Sofia akhirnya dia terima. Diandra kembali harus menunggu mereka di tempat itu, dan keduanya pun baru saja pergi meninggalkannya. Jika hal ini dapat membuat Sofia senang dan mereka tetap berteman, rasanya tak masalah jika setiap hari harus seperti ini. Sementara itu Sofia baru saja mengarahkan Galih ke sebuah showroom motor, cowok itu bertanya-tanya mengapa dirinya di bawa ke tempat tersebut. " Aku mau kreditin kamu motor yang sama kaya punya Diandra gimana.? " Kata Sofia setelah mereka tiba disana. " Kamu serius.? " " Serius dong, aku bisa kredit untuk sementara waktu karena jika aku membayarnya cash papa ku pasti akan tahu. " " Tapi kita masih remaja, belum bisa mengurus hal ini? " " Tenang saja, aku sudah menghubungi papa kamu. Beliau bersedia datant untuk mengurus persyaratannya. " Galih tak dapat berkata-kata lagi, Sofia begitu baik sampai berani mengambil motor baru untuknya. Tak lama setelah itu papa Galih datang dan mereka pun segera mengurus semuanya, dan Galih berhasil mendapat satu unit motor sport persis seperti milik Diandra hanya saja warna yang membedakan. Setelah semua beres papa Galih yang membawa motor itu pulang dan Sofia bisa lanjut pergi bersama Galih, sepanjang perjalanan Galih tak henti-hentinya berterima kasih kepada Sofia dan dia juga berjanji jika punya uang lebih akan membantu pelunasan kredit motor tersebut. ** Sekitar jam 4 sore Sofia kembali ke rumah, saat Diandra menurunkan Sofia di depan rumahnya Oma Fani yang kebetulan sedang berada di halaman rumah segera menghampiri mereka. " Baru pulang jam segini.? " Sahut Oma Fani. Untuk menjaga sopan santunnya Diandra turun dari motor sambil menundukkan kepala kepada beliau, Oma Fani yang melihatnya tersenyum senang. " Iya Oma, aku sama Diandra barusan dari toko buku." Balas Sofia terpaksa berbohong. " Belum makan siang ya.? " Tebak Oma menatap mereka satu persatu. " Udah kok, tadi makan bakso di pinggir jalan. " Balas Sofia. " Kamu makan bakso di pinggir jalan? " Oma Fani tampak terkejut mengetahui cucunya itu ternyata memiliki selera yang sama dengannya. " Oma juga suka makan bakso di pinggir jalan, bahkan rasanya kadang jauh lebih enak dari pada yang ada di mall. " " Kalau gitu kapan-kapan kita pergi bareng yah Oma." Seru Sofia dan di balas anggukan pelan dari beliau. " Oma maaf, saya permisi pulang dulu. " Diandra kemudian mencium tangan Oma Fani sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah itu. " Diandra anak yang baik ya. " Kata Oma Fani saat dia dan Sofia sudah masuk ke dalam rumah. " Baik banget. Sejak kehadiran Diandra kehidupan aku benar-benar berubah. " " Ceritain ke Oma dong. " " Kita cerita di kamar aku yah. " ** Malam ini Sofia dan Oma Fani tidur bersama di kamar Sofia, setelah makan malam selesai dan tugas sekolah pun telah dia kerjakan sekarang saatnya untuk bermanja-manja bersama Oma Fani. Rasanya sudah seperti memiliki seorang ibu, kehangatan yang ia dapatkan dari pelukan Oma Fani sangat membuat Sofia merasa aman dan nyaman. Sofia sudah menceritakan tentang Diandra kepada Oma Fani, sekarang adalah waktu untuk menceritakan tentang Galih kepadanya. Setiap kali Sofia menceritakan sesuatu pasti Oma Fani akan menyimak dengan teliti, dia juga selalu merespon setiap Sofia menjelaskannya dengan sangat antusias. " Oma boleh ketemu sama Galih? " Tanya Oma Fani. " Boleh banget Oma, tapi papa pasti nggak bakal setuju. " " Besok kita pura-pura mau pergi jalan-jalan berdua, pasti papa kamu nggak akan curiga. " " Tapi Oma seriusan mau ketemu sama Galih.? " " Serius dong, Oma penasaran sama laki-laki yang sudah membuat cucu Oma jatuh cinta seperti ini. " Sofia memeluk Oma Fani dengan lembut seakan tak ingin membiarkannya jauh, Sofia benar-benar menyayangi Oma Fani dengan kebaikan serta perhatiannya selama ini. " Coba aja pikiran papa sama kaya Oma." " Cepat atau lambat papa kamu akan paham, untuk saat ini dia masih belum bisa melihat kamu tumbuh dewasa tapi Oma yakin dia akan mengerti dan memberikan kebebasan untuk kamu." " Sekarang kamu tidur, besok akan menjadi hari yang lebih menyenangkan untuk kamu, Oma, sama Galih. " Lanjut Oma Fani di balas anggukan semangat oleh Sofia. ** " Aku nggak enak ketemu sama Oma kamu. " Kata Galih ketika Sofia baru saja selesai mengajaknya untuk bertemu dengan Oma Fani. " Kenapa nggak enak sih.?" " Kamu kan tau sendiri aku kaya begini, penampilan aku gak kaya anak-anak orang kaya, aku minder sama Oma kamu. " "Kak Galih tenang aja, kita kan bisa belanja baju. " "Aku nggak enak sama kamu kalau tiap saat ngeluarin uang buat aku. " " Nggak apa-apa, aku juga mau belanja baju sekalian aja nanti pulang sekolah ya. " " Kamu kok baik banget sih, aku nggak tau harus ngomong apalagi sama kamu. " Sofia tersenyum malu mendengarnya, Galih menyentuh kepala Sofia dengan lembut seperti yang biasa ia lakukan. Hal itu selalu menjadi kesukaan Sofia jika bersama Galih, dia benar-benar merasa sangat senang. ** Sofia dan Galih tiba di salah satu restoran yang tak lain adalah resto milik saudara papa Bian yang terkenal itu, Galih yang di ajak ke tempat tersebut merasa sangat malu meski saat ini dia sudah mengenakan pakaian bagus yang di beli oleh Sofia di salah satu toko pakaian terkenal. " Aku malu Sof. " Kata Galih sempat menahan Sofia untuk terus melangkah. " Nggak usah malu, Oma aku baik kok. " Sofia kemudian mengulurkan tangan agar ia dan Galih dapat bergandengan tangan. Galih akhirnya meraih tangan Sofia dan mereka pun berjalan menuju lift, setelah beberapa saat mereka tiba di salah satu ruangan vip dimana Oma Fani sudah menunggu di dalam sana. " Oma. " Seru Sofia membuat wanita setengah baya itu menoleh dengan senyuman. Senyuman merekah Oma Fani mendadak berubah setelah melihat Galih, Sofia kemudian memperkenalkan Galih kepada Oma Fani dan mereka berdua saling menatap dengan pikiran mereka masing-masing. " Ayo silahkan duduk. " Kata Oma Fani membuat suasana yang tadinya canggung menjadi lebih hangat. Kini mereka bertiga sudah duduk di kursi masing-masing, selang bebebrapa menit pelayan datang membawa berbagai menu yang telah di pesan sebelumnya. " Halo Galih, saya Oma nya Sofia. " Sahut Oma Fani mendadak membuat Galih mengangguk pelan. " Maaf Oma, kenalin saya Galih. Pa-pacarnya Sofia." Balasnya gugup. " Santai aja, Oma nggak ngegigit kok." Bisik Sofia. " Kamu yakin sama cucu saya.? " Tanya Oma tiba-tiba. " Maaf oma, saya kurang paham. " Kata Galih lirih. " Nggak apa-apa, silahkan di makan makanannya. Saya sudah memesan banyak menu untuk kalian berdua. " Sambung Oma Fani mempersilahkan. ** Setelah makan siang selesai, Sofia beranjak ke kamar kecil dan meninggalkan Oma Fani dan Galih di ruangan itu. Terlihat Oma Fani yang terus menatap Galih dengan lurus, sedangkan cowok itu sejak tadi tak berani menatap Oma Fani. " Kalau tidak salah kita pernah ketemu di depan sekolah kan, waktu itu kamu nggak sengaja menabrak mobil yang saya tumpangi. " " Maaf oma kalau waktu itu sikap saya kurang sopan, saya bisa mengembalikan uang yang waktu itu oma kasih. " " Oh nggak, saya nggak minta uangnya kembali. Saya cuma mau kasih tahu kamu satu hal, sebagai oma Sofia saya berhak mengetahui siapa yang dia pacari. Mungkin jika papanya tidak akan setuju, tapi lain ceritanya jika itu saya. Jadi, saya ingin tahu tujuan kamu pacarin cucu saya betul-betul karena sayang kan? Bukan karena sesuatu hal yang lain.? " " Iya oma, saya betul-betul sayang sama Sofia. Saya janji akan menjaga Sofia dan tidak akan pernah menyakitinya. " " Kamu serius dengan ucapan kamu.? " " Serius Oma. " Sofia datang dan membuat Oma Fani dan Galih menghentikan pembicaraan mereka, karena hari ini ia telah selesai mengajak Sofia dan Galih makan siang bersama, tiba waktunya untuk pergi dari tempat itu. " Oma ada janji sama paman kamu, kalian bisa pesan menu apa saja kalau masih ingin makan. " Seru Oma Fani yang perlahan meninggalkan ruangan itu. " Kamu kenapa kak.? " Tanya Sofia menatap Galih yang terlihat pucat. " Kita langsung pulang aja yah. " Sahut Galih dan di balas anggukan bingung dari Sofia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD