"Spesial for you." Rafael menghidangkan secangkir coklat panas ke hadapan Sofia. "Ini apa?" Sofia melongok isi cangkirnya. Dari aromanya dia tahu itu coklat. Tapi untuk apa Rafael memberikan coklat itu padanya. "Coklat panas, untuk permaisuriku yang cantik." Rafael kembali ke mode playboy. "Kamu tahu 'kan ... aku tidak terlalu suka minuman panas." protes Sofia yang memilih kembali menatap layar laptop yang berada di hadapannya. "Tapi coklat panas memberikan fungsi yang berbeda, Sayang. Kamu tahu, dia bisa menetralisir emosi, menghilangkan kegalauan, dan ...," Suara ketukan mengalihkan pandangan mereka berdua ke arah pintu. Sofia terlihat syok saat melihat ke sana. Dia melihat apa yang tidak ingin dia lihat. Farah. "Masuk!" perintah Sofia dingin. Rasa simpati yang selama ini ada