When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Shera menggeram kesal ketika lelap tidurnya terusik suara berisik alarm. Dengan mata mengernyit menahan kantuk, tangannya menggapai jam duduk di samping lampu tidur dan mematikannya. “Ganesh, bangun yuk!” gumamnya dengan mata kembali terpejam. Sampai kemudian Shera terbelalak kaget begitu tubuhnya ditarik masuk ke pelukan hangat di balik selimut. Dia menoleh, tapi wajah pria di belakangnya itu justru mendusel ke ceruk lehernya. Salah, otaknya seketika kacau menyadari mereka bahkan nyaris telanjang. Rentetan adegan semalam itu pun terlintas lagi di benaknya. Dia nyaris mengumpat menyadari kebodohannya yang membiarkan Liam tidur di kamarnya. Bisa kisruh urusannya kalau sampai ada yang memergoki mereka sekamar tanpa Ganesh. “Liam, bangun!” ucapnya panik mengusap wajah iparnya yang nyun