When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tak banyak yang mereka obrolkan selama perjalanan ke kantor. Shera tahu Liam berusaha mati-matian menahan emosinya setelah mendengar apa yang Cello ceritakan tentang Nay dan Sean. Dia tidak tahu, juga tidak tertarik untuk bertanya tentang drama cinta segitiga mereka. Itu bukan urusannya. Lagi pula hidupnya sendiri sudah ruwet, buat apa kepo dengan urusan anak muda seperti mereka. Shera hanya paham satu hal setelah melihat reaksi Liam tadi, dia harus mulai jaga jarak dan tidak melibatkan perasaan dengan sikap manis Liam. Sesampai di area parkir kantor, Shera turun dan melangkah lebih dulu tanpa menunggu Liam yang masih menerima panggilan teleponnya. Sekarang Shera mulai menyesal, harusnya semalam dia bisa lebih menahan diri untuk tidak terbawa suasana. “Pagi Shera …,” sapa Atha yang ber