When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Berhasil mengejar sahabatnya dan menyerobot naik ke bangku penumpang, justru membuat jantung Cello seperti mau mencelat keluar. Bagaimana tidak, sepanjang perjalanan Liam yang betah membisu menyetir seperti orang tidak waras. Tidak bisa ngebut karena jalanan sedang padat, tapi mobil sport yang dia kendarai terus meraung keras dan menekan klakson tidak sabaran. Liam sama sekali tidak peduli kalau ada pengguna jalan yang marah, dan melempar helm karena ulahnya yang menjengkelkan itu. Cello tidak bertanya kemana tujuannya, tapi menilik arah yang Liam ambil sepertinya dia tahu teman sintingnya ini hendak ke Mirror. Pesan yang dia kirim ke Letta belum dibalas. Cello makin yakin permasalahan mereka tidak sesederhana itu, sampai-sampai Liam semarah ini ke ayahnya dan mengabaikan Ganesh. Sampai