Furqon POV. Tatapan Samudra pada Naya, sungguh membuat d**a ini bergemuruh hebat. Aku tidak suka laki laki itu menatap apapun yang di miliki oleh Naya. Aku tidak suka dia berbicara dan bersendagurau dengannya. Namun semua ini harus aku hadapi. Aku harus tetap menemui keduanya dan berbicara dengan tenang. "Eh, fur." Samudra menyapaku. Dan aku memberikan senyuman tipis. Naya menatapku dan menyapa, namun aku jelas melihat kalau gadis itu merasa enggak nyaman bertemu dengan ku. "Apa kabar pak Furqon?" tanya Naya. Kabar ku jelas enggak baik, Nay. Terutama melihat kedatangan mu bersama Samudra. Yang aku harapkan adalah kamu datang sendiri saja. Tanpa laki laki itu. Hanya kamu saja. "Saya sedikit sakit." jawabku letih. Aku duduk di sopa berhadapan dengan Naya. Dan Samudra berada di samping