Rumahku sepi sekali. Aku masuk ke kamarnya Naya dan hanya bisa menatap baju pemberian ibuku. Baju gamis warna putih silk yang begitu lembut dan indah ketika dipakai oleh Naya. "Baju itu mamah kasih buat dia!" Mamah masuk ke dalam kamar. Dia melihat baju yang ia berikan pada Naya. "Mamah sangat yakin sekali kalau Naya itu sangat cantik menggunakan baju tersebut. Dia sudah seperti seorang bidadari. Mamah benar bukan? dan kamu sekarang sangat menyesal kan?" Aku hanya bisa terdiam. Aku tidak akan menang berdebat dengan mamah. Dan lagi ... untuk apa aku mendebatkan sesuatu yang memang sudah benar. Aku memang sedang gila karena Naya. "Aku minta maaf, mah. Sejak awal tidak pernah ada cinta antara kami. " Mamah tergelak pelan. "Serius, tidak ada cinta?" mamah menatapku lekat. "Mamah rasa kam