"Aku bingung kenapa Furqon tidak tertarik padamu, waktu itu."
Suamiku menatapku pagi ini, tangannya terulur pada wajahku yang sedari tadi telah ia kecup berkali kali. Aku merasa seperti seorang Ratu yang dimulyakannya setiap hari. "Padahal kamu begitu menawan kaya gini." dia ini seorang perayu yang handal, dan juga seorang good kisser. Aku yakin wajahku ini sudah se merah tomat ketika aku ingat bagaimana permainan kami tadi.
"Mas ... setiap orang memiliki pandangan berbeda pada orang lain. Tidak semua yang kita lihat indah dan menarik hati, semua orang akan merasakannya." sahutku pada beliau.
"Tapi tetap saja, dengan sekali lirikan saja kamu itu memang sangat menarik. meski kamu dibungkus oleh baju yang kaya gimana pun, aku tetap bisa membayangkan bagaimana dan seperti apa di dalamnya
