"Apakah ini sakit?" Kuusap bibirnya yang merah, karena aku gigit kesal semalam. Aku juga melihat bagian tubuhnya yang lain terlihat memar karena sentuhan ku. Aku menggigitnya. Aku tahu kemarin dia menangis, namun entah kenapa aku enggak peduli. AKu lebih peduli pada rasa kesal ku karena mengingat ia bertemu dengan Arjuna. Aku sungguh tidak rela ia bertemu dengan laki laki itu. Baik disengaja atau pun tidak. "Aku minta maaf, sayang." Ku peluk dia, dan Naya hanya terdiam di dalam dekapanku. Aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Semoga saja, ia tidak dendam padaku. Aku mungkin telah kelewatan karena memperlakukannya secara kasar. Aku sungguh menyesal untuk itu. "Aku minta sesuatu sama kamu, apa boleh?" tanya ku. "Apa, mas?" tanya nya dengan suara pelan. Aku rasa dia sedang