Pening itu masih sesekali terasa di kepalanya, Rania memutuskan untuk menyudahi pekerjaan kantornya, lagi pula hari ini tidak ada hal penting lagi yang harus ia urus, jadi ia bisa langsung pulang saat jam pulang kantor. Rania menyetop taksi di depan kantornya. Ia harus mengambil obat yang selama beberapa tahun ini menemaninya, kepalanya masih berdenyut sakit dalam frekuensi waktu tertentu. Dan saat tiba di depan Permata Hospital, langkah gadis itu yang memasuki lobi rumah sakit terlihat gontai, langkah kecil kecil itu membawa dirinya ke sebuah ruangan dengan pintu bertuliskan Dr. Aruna Onkologi Specialist. Dan tepat saat ia akan mengetuk pintu, tubuhnya limbung dan kesadarannya benar-benar hilang. Aruna. Dokter muda yang telah meraih gelar Doktornya sebagai Spesiali