Rahasia

1505 Words

Ambar memapah tubuh Rimba yang masih gemetar menahan emosi. Keningnya mengerut tak mengerti. "Kenapa Anda malah berkelahi, Pak?" tanya Ambar ragu-ragu. "Ah, sudah, tidak apa-apa. Ini hanya masalah laki-laki. Sudah, kamu kembali saja ke tempatmu!" Rimba duduk di kursi kebesarannya, dengan tangan bertumpu pada meja dan memijit pelipisnya. Ambar meninggalkan ruangan itu dengan segudang pertanyaan memenuhi benaknya. Ravi dan Rimba biasanya saling mendukung dalam hal pekerjaan. Namun, sekarang? Keduanya bagai musuh bebuyutan yang baru bertemu. Rimba mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja, lalu mengotak-atiknya untuk menghubungi seseorang. Sebuah nada sambung terdengar. Tak lama terdengar suara yang begitu dihapalnya. "Kenapa Rimba?" Lelaki itu tahu, jika Rimba menelepon, past

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD