Terjebak di Lotus

1506 Words
"Nona, tolong aku. Bebaskan aku...." mohon Jieya pada Krystal Jung saat Krystal datang ke kamar Jieya karena mendapatkan laporan bahwa Lotus mendapatkan gadis baru. Jieya menaruh harapan pada Krystal, setidaknya dia dan Krystal sama-sama perempuan. Jieya berharap Krystal akan menaruh empati padanya dan berbelas kasihan membebaskannya. "Bersihkan badanmu lalu makan ini. Aku tidak mau kau pingsan saat dilelang nanti," jawaban Krystal tegas pada Jieya. Krystal meletakkan makanan di nakas untuk Jieya. Krystal sudah biasa melihat gadis-gadis datang dengan wajah putus asa dan bersimbah air mata, dan hal itu membuat Krystal kebal. Krystal bukan perempuan yang tidak punya hati, tapi ia juga pernah berada di posisi yang sama, dan tidak ada yang menolongnya, lagipula, Krystal juga tidak memiliki daya apapun untuk membebaskan seseorang dari Lotus. Jieya menggeleng. "Nona....tolong aku nona....aku tidak mau di sini....ampuni aku...tolong ampuni aku....aku bersumpah akan membalas jasamu jika kau membebaskan aku." Krystal hanya tersenyum pahit. Pemandangan seperti ini sudah biasa. Bahkan dulu dirinya juga seperti Jieya. Lalu siapa yang harus disalahkan? Salahkan dirimu sendiri, mengapa begitu bodoh berurusan dengan kelompok penjahat seperti Tiger Clan. Krystal harus menebus hutang orangtuanya dengan menjual diri pada Tiger Clan. Rasanya ingin mati ketika tubuhnya disentuh oleh pria yang tidak dikenalnya. Tapi Krystal bertahan, Krystal tidak mau mati begitu saja sebelum Krystal membalas dendam pada orang-orang jahat yang sudah menjual dirinya di Tiger Clan. Dan di sinilah Krystal, wanita milik Tiger Fangs yang berkuasa. Semua orang hormat pada Krystal meski Krystal masih harus menjadi boneka seks Sean Oh. Tapi setidaknya Krystal tidak harus melayani pria berbeda setiap malam. "Jangan lemah. Kau harus kuat. bersihkan badanmu dan jangan melawan. Tidak sekarang, ketika kau lemah dan tidak punya kekuatan apapun!" hardik Krystal. "Kau sebaiknya melawan saat kau telah memiliki kekuatan, tapi sekarang, yang terbaik kau lakukan adalah patuh." Jieya mengerjap tidak mengerti. Di pikirannya hanya satu memohon agar Krystal si nona cantik ini membebaskannya. "Nona tolong aku....tolong...." Air mata Jieya mengalir deras memohon bantuan Krystal yang tidak bergeming. "Jieya, kalau kau tidak mau menuruti perintahku, maka aku akan memaksamu." Jieya terdiam. Mencoba mencerna kata-kata Krystal. Krystal melempar gaun mandi satin berwarna merah darah pada Jieya. "Pergilah bersihkan badanmu lalu kau bisa makan." "Aku tidak mau mandi dan makan!!! Aku hanya ingin pulang!" "Jangan membangkang!" "Kalian siapa? Aku bahkan tidak kenal kalian tapi mengapa kalian begini? Mengapa kalian melakukan ini padaku?" jerit Jieya frustasi. Jieya benar-benar tidak mengerti mengapa orang-orang yang bahkan tidak dikenalnya ini mengacaukan hidupnya. Plaaaakkkkk. Tamparan tangan Krystal menyentuh pipi Jieya keras meninggalkan warna merah pada pipi yang semula putih itu. Terasa panas dan pedih dirasakan Jieya. "Salahkan dirimu sendiri! mengapa kau berurusan dengan Tiger Clan sampai kau harus menjual tubuhmu untuk menebusnya!" "Maid!" Krystal memanggil dayang-dayang masuk dan enam orang wanita masuk ke dalam ruangan. "Bersihkan nona Jieya sekarang." Dayang-dayang itu lalu mencekal lengan Jieya menyeret Jieya ke kamar mandi. "Nona!!! Apa yang kau lakukan ini? Nona!" Jieya memberontak tapi enam orang yang membawa Jieya berhasil memaksa Jieya masuk ke kamar mandi. "Jieya Regina Lee. Kau akan dilelang malam ini. Kau tidak bisa lari. Terima saja dan bersikap kuat," kata Krystal pada Jieya. "Ini tidak mudah awalnya, tapi kau akan terbiasa." Jieya terus meronta tapi tenaganya mulai habis. "Berikan dia suntikan obat penenang. Sean bisa membunuhku kalau gadis lelang malam ini sulit dikendalikan." Perintah Krystal pada salah satu maid. Jieya dibawa ke suatu ruangan kaca. Pikiran Jieya terasa mengambang dan melayang, agak bingung, dan linglung sejak salah satu maid menyuntikkan diazepam pada lengannya. Efek diazepam semakin merasuk pada tubuh Jieya. Jieya tidak lagi memberontak dan berteriak, tapi gadis itu menjadi terlihat bingung dan merasa mengantuk. Tubuh mungil Jieya dibalut lingerie merah seksi yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Jieya merasa dingin saat berada di ruangan kaca itu. Jieya memandang bingung sekilingnya tapi hanya kaca yang terlihat. Sementara di luar akuarium kaca itu para pria berdompet tebal berlomba memberikan penawaran bagi si Jieya, si gadis polos. Loey masuk ke dalam ruangan dan mengamati para pria berhidung belang dengan pandangan lapar memandangi Jieya yang ada di ruangan kaca. Pria-pria itu seakan hendak mencabik Jieya menjadi bagian kecil tak peduli dengan rintihan dan tangisan Jieya. Loey tiba-tiba saja membayangkan Jieya yang menangis dan meronta saat pria asing menyentuh tubuhnya. Entah kenapa Loey merasa bersalah dan merasa begitu biadab. "Hyungnim. Ada yang bisa dibantu? Tumben hyungnim ada di sini." Seseorang menyapa Loey. "Oh aku hanya melihat-lihat." "Kalau begitu silahkan duduk hyungnim. Kami sedang melelang barang baru. Gadis itu, namanya Jieya Regina Lee." Beritahu orang itu sambil menunjuk Jieya yang terlihat sempoyongan di ruang kaca. Kedua tangannya kadang sibuk menarik rok lingerienya yang memang hanya menutupi pahanya sedikit. "Apa kau tau kenapa dia di sini?" "Setahu saya karena dia terlibat hutang dengan Tiger Clan dan tidak mampu membayar." "Berapa harga awal yang ditawarkan untuknya?" "Dimulai dari satu lima juta won dan akan terus bertambah sesuai penawar tertinggi." Loey terus menatap wajah Jieya yang terlihat bingung dan mata itu, mata yang mengingatkan Loey pada seseorang yang dicintainya. Mata Loey mulai berkaca-kaca. Dahulu, Loey tidak sempat menyelamatkan orang yang dicintainya, dan sekarang mungkin Loey juga akan membiarkan gadis tidak berdosa itu jatuh ke dalam lembah nista. Loey mengepalkan tangannya. Rasa sedih dan marah tiba-tiba mencambuk perasaan Loey. Loey ingin lari dan meminjamkan jaketnya pada Jieya, menutup tubuh terbuka Jieya yang membuat para p****************g meneteskan air liur. "Lima setengah juta won." Seorang pria paruh baya mulai menawar. "Delapan juta won." Pria lain menawar. "Sebelas juta won." Kali ini seorang kakek bau tanah. "Lima belas juta won." Mucikari di Itaewon menyebutkan angka untuk membeli Jieya. "Dua puluh juta won." Anggota dewan setengah baya memberikan penawaran. Loey tidak tahan lagi. Meski ia tidak mengenal Jieya, bahkan hanya tahu Jieya karena Jieya mengembalikan dompetnya yang jatuh, tapi Loey tidak bisa membiarkan gadis polos itu jadi santapan nafsu b***t para pria. Loey  beranggapan bahwa mungkin kebaikan hati Jieya yang sudah mengembalikan dompetnya membuat Loey memberikan perhatian khusus pada gadis itu. Loey mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Dion, tutup portal penawaran sekarang juga. Aku mau gadis itu, Jieya Lee untukku." "Kau gila? Bos tidak akan mengijinkan gadis baru ditiduri oleh anggota Tiger Clan. Apa kau sudah benar-benar tidak bisa menahan nafsumu? Kau bisa menidurinya besok setelah keperawanannya terjual," sahut Dion Kyu gusar. "Aku serius Dion. Tutup portal penawaran dan aku akan membayar lima puluh juta won." "Oh astaga kau habiskan uang penjualan kokain hanya untuk membeli gadis yang bisa kau nikmati gratis besok. Kau ini sungguh tidak sabaran," cemooh Dion Kyu. "Tutup mulutmu Dion. Lakukan apa yang aku perintahkan atau aku akan datang dan mencekokimu sianida." "Begini saja. Kau beri enam puluh juta won. Bagaimana? Lalu kau bisa menghabiskan malam ini dengan menjebol keperawanan gadis itu." Dion berkata sinis. "Tutup portalnya dan cek rekening penmpungan." Loey menutup sambungan telpon dan sedetik kemudian petugas yang tadi menyapa Loey mengumumkan bahwa penawaran sudah ditutup dan Mr. X mendapatkan Jieya Lee malam ini. Para pria b*****t yang ada di situ mendesah kecewa sambil terus memelototi tubuh Jieya yang terbuka. Mereka masih berfantasi dengan tubuh Jieya.  Jieya dibawa ke kamar VIP di Lotus. Kamar ini begitu mewah. Ranjang ukuran King Size ada di tengah ruangan. Di meja tersedia wine dan buah-buahan, tak jauh dari ranjang ada sebuah jacuzi yang bisa digunakan dua orang. Jacuzi dipasang menghadap ke jendela yang terbuka, menampilkan pemandangan kota yang indah. Jieya meringkuk di ranjang, pikirannya tidak bisa diajak berpikir. Jieya hanya merasa bingung dan mengantuk, ingin rasanya ia tertidur tapi sebagian kecil otaknya yang masih waras mencegahnya tidur. Jieya tidak boleh tidur karena sesuatu yang berbahaya akan datang. Pria yang sudah membeli tubuhnya akan datang dan Jieya harus berusaha melarikan diri, meski kemungkinannya sangat kecil, setidaknya Jieya mencoba menyelamatkan diri. Jieya tahu usahanya mungkin sia-sia tapi siapa tau pria itu bisa diajak berkompromi dan bisa membantu Jieya keluar dari tempat ini. Semoga saja. Jieya hanya berharap seseorang menolongnya. Jieya terus mencoba membuka mata meski rasa mengantuk mendera. Jieya benar-benar ingin pulang. Jieya ingat Bryan. Pasti Bryan bingung ia tidak pulang selama dua hari. Air mata menetes di pipi Jieya. Jieya merindukan Bryan, andai Bryan tahu, pasti Bryan akan datang dan membebaskan Jieya dari tempat laknat ini. Suara langkah kaki terdengar. Jantung Jieya mulai berdebar. Apakah dia yang datang seorang pria yang bisa diajak kompromi dan memiliki belas kasihan? Apakah pria itu mau melepaskan Jieya setelah membayar mahal? Berbagai tanya berada di otak Jieya. Pria itu tinggi. Rambutnya berwarna pink mencolok, kemeja Hawai dikenakan tubuhnya dan tidak perlu lama bagi Jieya mengenali pria itu. "Itu si rambut gulali," gumam Jieya. "Jadi dia yang membeliku?" Jieya beringsut semakin ke ujung, tangannya mencari-cari kain untuk menutup tubuh terbukanya. Loey menatap Jieya tidak tahu harus bagaimana. Loey bukan orang suci, dia sering bercinta dengan wanita, tapi wanita-wanita itu adalah wanita yang memiliki alam yang sama dengan Loey. Sama-sama suka seks dan mereka sudah berpengalaman. Tapi Jieya berbeda. Gadis ini polos dan bahkan mungkin belum ada satu pria pun pernah menjamah tubuhnya. Jieya seperti boneka porselin rapuh di mata Loey dan Loey tidak tega melukainya. Loey mendekati Jieya dan Jieya beringsut ketakutan. "Tu....tuan....pink....aku mohon.... ampuni aku...." cicit Jieya saat melihat Loey semakin dekat padanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD