Guardian Angel

2519 Words
Loey mendekati Jieya, mendesak Jieya ke dinding. Jantung Jieya berdegup keras karena takut. Nafas Loey terdengar memburu, Loey marah karena Jieya melemparnya dengan perabotan wadah sarapan. Pria itu mencoba bicara baik-baik pada Jieya, mencoba sabar pada perilaku Jieya yang cukup brutal, mencoba memahami gejolak emosional Jieya, juga mencoba menyelamatkan Jieya, tapi Jieya terus menyalahkannya dan malah menyerangnya dengan nampan makanan. "Ap...a...apa...yang kau...apa yang mau kau lakukan...? cicit Jieya ketakutan, ucapannya berantakan. Jieya menyesal menuruti emosinya, melampiaskan kemarahan dengan melempar Loey dengan nampan sarapan, tapi semua sudah terjadi dan kini Loey marah karena hal itu. Entah apa yang akan Loey lakukan pada Jieya, Jieya hanya mampu menebaknya, bukan hal yang baik, Jieya rasa. Jieya mendorong tubuh Loey yang berdiri tegak di hadapannya dengan tatapan tajam dan ekspresi yang menyeramkan. Jarak mereka cukup dekat, bahkan Jieya bisa mencium aroma sandalwood dan musk, yang lalu juga tercium aroma cengkeh dan tembakau, mungkin parfum Loey bercampur dengan bau rokok yang menempel di kemejanya. "Pergi...pergi...." Jieya berusaha memukul d**a Loey agar pria itu menjauhinya, seperti mengusir hama yang menjijikkan. Tapi nihil. Loey tidak bergerak satu centi-pun. Loey justru menangkap pergelangan tangan Jieya dan kemudian Loey dengan mudah mengangkat tubuh Jieya. Membopong Jieya di pundaknya, seakan Jieya adalah sekarung beras. "Lepaaasss!!! Lepaskan aku brengsekkk!" Jieya berteriak, menjambak rambut Loey, memukul dan mencakar punggung Loey tapi Loey tak bergeming. Pria tinggi itu keluar dari kamar VIP dengan Jieya berada dalam gendongannya. Jieya terus berteriak, mengumpat, memukul, mencakar dan segala hal yang dipikirnya bisa melepaskannya dari cengkraman Loey tapi sia-sia. Loey menguncinya kuat dalam gendongannya. Meski melewati beberapa orang, di sepanjang lorong yang dilewati, tapi orang-orang itu tidak ada yang membantu Jieya meski Jieya berteriak minta tolong. Loey adalah salah satu penguasa Tiger Clan, sedangkan Jieya adalah gadis penghibur di Lotus, wajar jika Loey membawa Jieya. Orang-orang tak peduli akan hal itu, sekalipun mungkin Loey menidurinya dengan paksa. Karena di Lotus, Jieya adalah aset Tiger Clan, dan secara tidak langsung Loey memiliki hak atas Jieya. Jieya tidak tahu akan dibawa kemana. Mungkin saja ia akan menghuni tempat yang lebih mengerikan dibanding kamar VIP yang tadi dihuninya. Mungkin Loey akan menyekap Jieya di gudang gelap bawah tanah yang penuh kecoak dan tikus? Membayangkan hal itu, Jieya bergidik ngeri. Jieya setengah menyesal karena nekat melempar Loey dengan nampan makanan, tapi sudah terlanjur dan sekarang Jieya harus menerima konsekuensinya, Jieya tidak memiliki jalan mundur. Loey masuk ke suatu kamar dan menurunkan Jieya di ranjang. "Tinggal di sini dan jangan macam-macam," ucap Loey keras pada Jieya, lalu Loey menuju pintu keluar, tapi sebelum Loey mencapai pintu itu, Jieya beranjak dari ranjang dan mengejar Loey, melompat naik ke punggung Loey dan menggigit telinga Loey hingga Loey berteriak kesakitan. Jieya menolak kalah, ia akan tetap melawan sampai titik darah penghabisan. Teriakan Loey membuat beberapa penjaga dan maid datang ke kamar dan mereka terkejut melihat Jieya yang brutal menggigit telinga Loey. Para penjaga dan maid itu menarik Jieya dari punggung Loey dan membawa Jieya ke ranjang. "Anda tidak apa-apa hyungnim?"tanya penjaga. "Aku baik-baik saja," geram Loey dengan wajah merah padam. Ia merasa marah pada Jieya, baru sekarang ada wanita berani menggigit telinganya. Bukan gigitan erotis, tapi gigitan menyerang dan brutal. Terlebih ini semua dilihat oleh penjaga dan maid. Mau ditaruh di mana muka Loey Park sebagai salah satu pemimpin Tiger Clan. "Jaga dia baik-baik. Juga, bereskan kamar VIP ada sedikit kekacauan di sana," ujar Loey pada maid. Lalu Loey melangkah meninggalkan kamar itu tanpa menoleh lagi. Meninggalkan Jieya bersama maid dan para penjaga. Tiga maid memegangi Jieya yang memberontak dan berteriak, lalu seorang maid menyuntikkan diazepam di lengan Jieya, untuk membuat Jieya lebih tenang. *** Kaita mengendus tengkuk dan punggung Krystal yang terbuka dan aroma parfum favorit Krystal, pomegranate, bunga-bunga dan rempah bercampur menyapa hidung Kaita. Krystal menarik Kaita ke kamarnya saat menemukan Kaita ada di depan kamar VIP yang dihuni Jieya Lee sekitar dua jam yang lalu dan saat ini Kaita dan Krystal baru saja melewatkan sesi percintaan yang panas. "Kenapa kau berjaga di kamar VIP?" tanya Krystal mengusap tangan Kaita yang melingkar di perut telanjangnya. "Hmmm... itu..." Kaita menggumam tidak jelas. Ia bingung harus menjawab apa, sementara Loey sudah berpesan padanya agar tak mengatakan apapun pada siapapun termasuk Krystal. "Kaita...jawab aku," tanya Krystal menuntut. "Bukankah malam tadi adalah malam pertama untuk Jieya? Apa pembelinya orang yang sangat penting sampai kau harus berjaga di depan kamarnya?" Kaita masih diam hingga Krystal membalikkan badannya dan menghadap Kaita. Konsentrasi Kaita langsung buyar saat tubuh indah Krystal tersaji dihadapannya. Kaita meneguk saliva kasar. Baru saja ia dan Krystal bercinta, tapi Krystal bisa membuatnya tergoda kembali secepat ini. "Apa yang kau lihat?" goda Krystal dan ia menutup dadanya dengan telapak tangannya. Usaha itu malah membuat Kaita semakin terangsang. "Nona Krystal...aku mau...." "Mau apa? Katakan dulu padaku kenapa kau ada di depan kamar VIP Jieya." Jemari lentik Krystal menyusuri d**a telanjang Kaita, membuat nafsu Kaita semakin naik. "Karena hyung menyuruhku." Kaita langsung menjawab cepat. Percuma Loey berpesan pada Kaita untuk menutup mulut, karena Kaita tidak bisa diandalkan, apalagi jika yang dihadapi Kaita adalah Krystal. "Loey?" "Hyung memintaku menjaga kamar Jieya karena tidak ingin ada seorangpun masuk ke kamar Jieya. Bahkan hyung membayar damage cost Jieya dan tidak menyentuh Jieya sama sekali." "Apa? Loey sampai membayar damage cost gadis itu? Loey gila atau apa?" "Entahlah," jawab Kaita singkat sambil menarik tubuh Krystal mendekat dan langsung mencium tubuh terbuka Krystal, membuat Krystal melenguh. Saat Kaita dan Krystal mulai tenggelam dalam kecupan, pintu kamar Krystal diketuk. "Nona Krystal! Tuan Sean baru saja datang dari Jepang. Beliau sudah berada di basement." Suara maid kepercayaan Krystal terdengar membuat Krystal dan Kaita buru-buru beranjak dari ranjang. "Pakai bajumu Kai!" seru Krystal. Kaita langsung memakai pakaiannya dan berlari menuju ke pintu, dan setelah Kaita keluar beberapa maid segera masuk ke kamar Krystal, membereskan ranjang Krystal yang kacau. Dua puluh menit kemudian Sean masuk ke dalam kamar Krystal. Tatapan kelamnya memandang ke sekeliling kamar. "Krystal!!! Krystal! Di mana kau!" teriak Sean. Krystal berada di kamar mandi dan menyiapkan dirinya menghadapi dan melayani hasrat Sean. Krystal sudah hafal, setiap kali pulang dari luar kota atau luar negri, Sean akan menidurinya seharian atau bahkan berhari-hari, sampai bagian pribadinya sakit. Krystal muak melakukan hal ini, tetapi menjadi partner Sean jauh lebih baik daripada hanya menjadi wanita penghibur di Lotus yang melayani p****************g setiap hari. "Di mana kau Krystal, jalang!" umpat Sean. Krystal yang masih di kamar mandi mendengar hal itu dan merasa marah, tapi berusaha mengendalikan perasaannya. Sean biasa memanggilnya jalang, p*****r atau apapun yang Sean mau, dan Krystal harus bertahan, sampai suatu saat ia bisa membalas dendam dan membunuh Sean. "Aku di sini Sean," kata Krystal dengan senyum menghiasi bibirnya. "Kemari!" Perintah Sean dan Krystal menuruti apa yang Sean perintahkan. Krystal duduk di pangkuan Sean dan Sean mengendus tubuh Krystal. "Apa kau bermain-main di belakangku?" tanya Sean posesif. "Aku tidak. Mana mungkin aku mengkhianatimu, Sean Oh." Sean tersenyum sinis. "Kau tau kenapa aku memilihmu sebagai partnerku? Karena kau benar-benar jalang." Sean mencium kasar bibir Krystal dan Krystal membalas ciuman Sean. Sean akan marah bila Krystal tidak membalas ciumannya. Ciuman Sean merambat ke seluruh tubuh Krystal dan Krystal tahu bahwa Sean akan menjamah seluruh tubuhnya seperti biasa dan menyatukan tubuh mereka. "Krystal." Sean berbisik di telinga Krystal setelah Sean berhubungan dengan Krystal tiga kali. "Hm...?" Sahut Krystal enggan karena lelah dan juga karena Krystal tak pernah tertarik dengan apapun tentang Sean dan apapun yang dibicarakannya. "Apa kau masih minum pil pencegah kehamilan?" "Iya. Aku rutin meminumnya. Kau tidak perlu khawatir." "Jangan minum pil itu lagi." "Apa?" tanya Krystal kaget. Selama ini Sean selalu mewanti-wantinya agar rutin meminum pil pencegah kehamilan karena Sean tidak ingin Krystal hamil dari benihnya. "Aku ingin kau hamil. Hamil anakku, anak lelakiku. Kau tahu tuan Jeffrey mulai tua dan dia tidak punya pewaris. Aku yakin tuan Jeffrey akan mewariskan Tiger Clan padaku dan aku membutuhkan pewaris. Aku akan membuat Tiger Clan semakin hebat dan berkuasa." Begitulah Sean, punya kepercayaan diri tinggi. Belum apa-apa ia sudah percaya diri bahwa bos besar Tiger Clan akan mewariskan Tiger Clan padanya. "Jadi mulai sekarang kau tidak perlu minum obat itu. Kau dengar itu Krystal?" "Iya Sean. Aku tidak akan meminum obat itu lagi dan aku akan hamil anakmu," jawab Krystal patuh. Sean tersenyum puas dan mencium bibir Krystal. Ciuman lembut yang tidak biasa. *** "Dimana dia?" tanya Krystal pada maid yang sedang membereskan kamar VIP. "Ada di kamar lain. Lantai lima. Tuan Loey memindahkannya," kata maid itu. "Loey?" tanya Krystal meski Krystal tidak kaget. Kaita sudah memberitahunya bahwa Loey tampak sangat peduli pada Jieya Lee. "Kenapa Loey memindahkannya?" "Saya kurang tahu nona. Tapi tuan Loey dan gadis itu sepertinya bertengkar hebat, ada gelas dan piring pecah bertebaran di lantai," lapor maid itu. "Bertengkar? Bagaimana mungkin gadis itu mengajak Loey bertengkar? Gadis itu benar-benar di luar dugaan," gumam Krystal. Krystal kemudian pergi dari kamar VIP menuju lantai lima ke kamar yang ditunjukkan maid. Krystal masuk ke dalam kamar itu dan menemukan Jieya masih tidur. Ditatapnya Jieya yang matanya terkatup. Jieya mengingatkan Krystal pada dirinya dulu. Dahulu, Krystal juga gadis polos yang putus asa, harus menjual tubuhnya demi melunasi hutang orang tuanya dan sekarang mungkin bagi orang di luar sana Krystal tetap w************n dan b***t, tapi setidaknya di Lotus, Krystal punya status yang terhormat. Ia berhasil menjadi satu-satunya partner Sean William Oh yang berkuasa, meski Krystal tidak menyukainya. Krystal menebak, Jieya akan berakhir seperti apa. Apakah Jieya akan berakhir menjadi gadis penghibur biasa di Lotus ataukah seperti Krystal? Bisa menjadi partner petinggi Tiger Clan. Krystal menghela nafas. Mungkin Jieya akan lebih beruntung darinya. Jieya punya malaikat pelindung di sini. Loey Edward Park, jelas-jelas melakukan apapun demi melindungi Jieya. Bola mata Jieya bergerak-gerak dan tak lama kelopak matanya terbuka. Berkedip beberapa kali dan akhirnya menatap Krystal. "Kau sudah bangun?" tanya Krystal. "Nona...Krystal..." gumam Jieya lemah. Jieya berusaha mengambil posisi duduk. "Kau tak perlu duduk. Aku tahu mungkin kau masih lelah. Malam kemarin melelahkan bukan? Itu malam pertamamu? Aku harap tamu yang membelimu memperlakukanmu dengan baik," kata Krystal meski Krystal tahu bahwa tidak terjadi apapun karena Loey membayar damage cost Jieya tetapi sama sekai tidak menyentuhnya. Jieya hanya diam, tidak ingin menjawab. Tubuhnya masih terasa lemas dan mengantuk karena suntikan obat penenang. "Istirahatlah. Nanti malam kau akan kembali sibuk." "Aku tidak mau di sini nona Krystal. Tolong lepaskan aku." Manik mata Jieya menggelepar dalam ketakutan dan kesedihan menatap Krystal. "Jieya. Sudah kubilang kau harus bertahan sampai saatnya kau punya kekuatan untuk pergi dari tempat ini, tapi tidak sekarang." Jieya mulai menangis. "Aku...aku...tidak bisa bertahan...aku tidak ingin di sini." "Jangan merengek lagi. Kau tahu, kalau kau seperti ini, kau hanya membuat dirimu sendiri menderita. Aku ingatkan jangan pernah mencoba lari dari tempat ini." "Tolong ...aku tidak ingin di sini, bebaskan aku, aku bersumpah akan membalas jasamu...." "Sudahlah, aku lelah mendengar kata-katamu. Sebaiknya kau istirahat dan layani tamu dengan baik malam nanti. Jangan berbuat macam-macam!" ucap Krystal sambil meninggalkan kamar Jieya, meninggalkan Jieya meratap dan putus asa, dalam kegamangan meratapi nasibnya. *** "Hyung... kau kenapa?" tanya Kaita saat melihat Loey berdiri di depan kaca dan mengoleskan salep pada telinganya yang memerah. "Eh....telingamu kenapa?" tanya Kaita sambil mengulurkan tangannya, hendak menyentuh telinga Loey. "Ck! Singkirkan tanganmu yang kotor itu!" hardik Loey sambil menghempaskan tangan Kaita yang terulur. "Tanganku tidak terlalu kotor kok," jawab Kaita sambil memperhatikan tangannya seperti anak kecil. "Meski kadang aku jarang cuci tangan dan mandi hehehe...." sambung Kaita. "Apa yang terjadi dengan telingamu hyung?" tanya Kaita sangat ingin tahu. Ia kembali menanyakan soal telinga Loey yang terluka dan memerah. "Gadis sialan itu." "Gadis sialan? Maksudnya Jieya? Kenapa dia? Apa dia yang melukai telingamu?" "Dia tidak hanya melukai telingaku tapi juga badanku, dia memukul dan mencakar aku. Dia mengigit telingaku," kata Loey emosi dan menyebutkan semua perilaku Jieya yang brutal padanya. "Jieya? Woah hebat!" puji Kaita. "Apa? Kau malah memujinya hebat? Terkutuk kau Kai!" "Bukan...maksudku dia gadis bertubuh kecil tapi dia punya keberanian seperti itu. Dan dia bahkan berani mengigitmu. Benar-benar gadis liar. Pasti dia sangat mengairahkan bagimu kan hyung? Wajah Jieya itu polos tapi ternyata dia punya sisi liar yang tak terduga, kau pasti puas saat bersamanya di ranjang." "Kaita! Bisakah kau taruh otakmu di tempat lain selain di s**********n?" tanya Loey sarkas saat Kaita membahas masalah seksual. Kaita Kim tertawa kecil. "Akuilah hyung, kau jadi begitu tergoda dengannya. Dia mempenjarakanmu dalam pesonanya." "Ah, sudahlah! Tutup mulutmu."sergah Loey jengah. "Apa kau benar-benar tidak menyentuhnya hyung?" "Tidak. Aku sudah katakan tidak dan itu artinya tidak. Kenapa kau jadi begitu penasaran soal hal ini?" jawab Loey gusar. "Hmm....hanya heran saja. Kau bisa melakukannya dengan wanita-wanita sepanjang malam, tapi sejak ada Jieya, kau belum membooking satu wanitapun, kau sangat sibuk mengurusi Jieya." "Aku baru tidak melakukannya dua hari Jongin. Tidak usah mendramatisir. Lagipula melakukan hubungan seks tiap hari tidak baik kata dokter." "Sejak kapan kau jadi peduli kesehatan hyung? Padahal tiap hari kau minum, merokok dan menghisap ganja," ejek Kai. "Sudahlah tutup mulut bawelmu itu," ucap Loey sambil menyimpan kembali salep obat luka yang digunakannya tadi, lalu Loey mengeluarkan rokok dari sakunya. "Kau mau?" tawar Loey pada Kaita. Kai mengambil sebatang rokok dengan senyum lebar. Asap rokok mengepul saat Kaita dan Loey bersamaan mengeluarkan kepulan asap dari bibir mereka. "Hyung, apa kau tau kenapa Jieya ada di sini?" "Entah. Aku tidak tahu. Aku tidak menyangka gadis seperti Jieya berurusan dengan Tiger Clan seperti ini." "Aku dengar karena Jieya punya hutang yang besar pada Tiger Clan." "Jieya Lee?" Loey kaget. Pantas saja Jieya dijual di Lotus. Pasti karena tidak mampu membayar hutang. Tapi, mengapa Jieya selalu menuduh Loey yang menyebabkan Jieya sampai berada di Lotus? Mengapa Jieya seakan tidak tau apa-apa? Apakah Jieya berbohong? Tapi untuk apa? "Hyung ingin tau kan?" tanya Kaita dengan mengangkat alisnya mencoba menggoda Loey. Kaita yakin apapun yang berkaitan dengan Jieya, Loey ingin tau. Loey membuang muka dan menghisap rokoknya. Ia tidak suka Kaita melihat betapa ia tertarik oleh semua pembicaraan tentang Jieya. Memangnya siapa gadis itu? Hanya gadis lancang tak tahu terima kasih yang sudah berani mengigit telinganya, dan juga menuduhnya penjahat, bahkan Jieya juga mengungkit soal ibu Loey, mengingat hal itu saja, Loey merasa kesal pada Jieya. "Hyung....kau mau mendengar infonya tidak?" tanya Kaita. "Kalau kau tidak mau menceritakannya ya sudahlah... aku juga tidak punya waktu mendengar kisah-kisah seperti itu. Di Tiger Clan banyak kisah seperti itu dan aku sudah sering mendengarnya," elak Loey, berpura-pura tidak berminat meski hatinya penasaran. Kaita tertawa kecil saat melihat Loey memutar rokok di jemarinya. Menunjukkan bahwa Loey sedang dalam fase gelisah. Antara mempertahankan gengsinya untuk tidak terlalu kentara tertarik dengan segala hal yang berkaitan dengan Jieya, dan penasaran setengah mati soal kenapa Jieya bisa ada di Lotus. Lagipula informasi ini menjadi penting untuk membebaskan Jieya dari Lotus. Kalau Loey tahu penyebab Jieya masuk ke Lotus, Loey bisa mencarikan solusi paling tepat untuk mengeluarkan Jieya dari Lotus. "Karena suasana hatiku sedang baik, aku akan memberikan informasi tentang Jieya padamu, hyung," kata Kaita sambil merangkul Loey.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD