Menghadirkan Pak RT sebagai penengah

1019 Words
Tak berapa lama dari arah depan ada Pak RT beserta warga mendatangi rumah Suci, dan hal itu berhasil membuat mengeluarkan keringat dingin karena ketakutan. "A...apa?"lirik Ihsan tertahan. Mereka sok bukan main dengan apa yang mereka lihat, mereka sungguh tak menyangka jika Suci akan bertindak secepat itu. "Pagi menjelang siang Pak Ikhsan...!"siapa Pak RT langsung kepada Ihsan. "Iya Pak RT...! Ada apa ya?"tanya Ikhsan tergagap yang langsung disenggol oleh Niken. interaksi itu tak luput dari pengawasan Pak RT dan juga warga yang lain. Mereka pun langsung saling pandang dan saling berbisik satu sama lain, tapi tak membuat Niken mundur dari aksinya, justru dia semakin merapat ke tubuh Ihsan. "Kami ke sini atas permintaan Bu suci, beliau merasa terancam dengan anda bertiga, tapi saya bingung, di sini posisinya kan Anda suaminya bukan? kok rasanya ada yang janggal...!"kata Pak RT kemudian yang membuat Ihsan kembali ketar-ketir, begitu juga Ibu Windarti. Belum sempat Ihsan menjawab pintu sudah terbuka dan menampakkan suci yang dalam keadaan lebam serta acak-acakan rambutnya. Suci sengaja tidak membenahi dirinya atas apa yang dilakukan oleh mertuanya tadi, itu dia gunakan untuk bukti agar apa yang dikatakannya bukanlah hanya bualan semata. Semua yang ada di situ terperanjat kaget melihat penampakan suci yang tidak seperti biasanya, tapi mereka hanya bisa menerka-nerka saja sebelum permasalahan yang sebenarnya akan mereka dengar nanti. "Mari silakan masuk Pak, kita bicarakan di dalam saja...!"Kata suci yang langsung mempersilahkan semuanya untuk masuk ke rumah. Kemudian semuanya pun berkumpul di ruang tamu ternyata dari tadi Suci sudah mempersiapkan minuman untuk mereka semua meskipun hanya air mineral kemasan saja. "Silakan duduk bapak-bapak, tidak apa kan kita duduk lesehan? soalnya kursinya tidak akan cukup jika untuk menampung bapak-bapak semuanya...!"kata Endang mewakili Suci. "Tidak apa-apa Mbak Endang, santai saja kamu bisa kok duduk di mana saja...!"jawab Pak RT. Saat mereka hendak duduk semuanya, justru Ini kan hendak menuju ke kamarnya, tapi tanya terhenti oleh ucapan Suci. "Mau ke mana kamu Niken? saya tidak mengizinkan kamu masuk lebih dalam ke rumahku...!"kata Suci melarang mengingat Niken untuk masuk. "Saya mau ke kamar Mbak, jika saya diusir dari sini barang-barang saya masih ada di dalam kamar dan saya akan mengambilnya...!"jawab Niken yang hendak melangkahkan kakinya kembali "Kamu lihat koper itu? semua barang-barangmu sudah dikemas oleh Endang, jadi tidak ada alasan lagi kamu untuk masuk ke sana...!"kata Suci. Semua mata tertuju ke arah jari telunjuk Suci, baik Ibu Windarti dan juga Ehsan pun turut heran, karena di sana ada tiga koper berjejer. "Tak mungkin kan kalau itu koper milik Niken sendiri?"batin Ibu Windarti yang sinkron dengan pikiran Ihsan. Merasa tak ada alasan lagi untuk dia bisa kembali ke kamarnya, akhirnya ini kan memutuskan untuk duduk meskipun dia tidak duduk di bawah melainkan di kursi. semua yang ada di sana memaklumi karena Niken dalam keadaan mengandung. "Saya ingin Pak RT dan warga semua menjadi saksi, bawa saya tidak mengizinkan mereka semua untuk tinggal di sini...! Saya merasa nyawa saya terancam oleh mereka...!"kata Suci. Ehsan hendak menyela ucapan dari Suci, namun Pak RT langsung menghalangi dan membuat Ibu Windarti bungkam. "Kita dengarkan dulu ucapan ibu Suci Bu, setelah itu Ibu baru angkat bicara...!"kata Pak RT. "Bapak-bapak semua bisa lihat kan kondisi saya?"kata Suci dengan menunjuk dirinya sendiri. "Semua itu karena ulahnya ibu mertua saya ini...!"kata Suci melanjutkan. "Tapi itu juga karena kesalahan kamu sendiri...!" "Apa kesalahan saya Mah? coba Mama jelaskan biar mereka semua mendengar kesalahan saya yang membuat mama merasa berhak membuat saya seperti ini...!"Suci memotong kalimat mertuanya dengan bahasa formal seolah mereka adalah dua orang asing yang tak saling kenal. "Sebenarnya ada masalah apa sehingga bisa membuat situasi menjadi seperti ini? tolong ibu jelaskan yang sedetail-detailnya agar kami bisa menyimpulkan dan mengambil tindakan yang adil, Ibu adalah warga kami dan tentu saja kami merasa berkewajiban untuk melindungi ibu Suci...!"kata Pak RT panjang lebar. "Kali ini saya mohon patuhlah Bu, Saya tidak mau ada yang menyela penjelasan dari Ibu Suci, termasuk anda...!"Pak RT berkata dengan tegas dan itu membuat Ibu Windarti tak berani membantah. Akhirnya Suci menceritakan asal muasal Kenapa semua menjadi seperti itu, mulai dari pemesanan catering dan dekor yang menggunakan namanya serta semua yang harus dibayarnya padahal acara yang akan diselenggarakan bukanlah ajaran milik Suci. Saat semua mendengar penjelasan suci semua aja pun menjadi geram dan marah, karena jelas-jelas di sini Yang terzalimi adalah Suci, tapi Suci juga yang harus menerima siksaan. "Baiklah, saya akan bertanya satu hal, karena di sini saya merasa ada kejanggalan dalam penjelasan yang diutarakan oleh ibu Suci...!"Pak RT menarik nafasnya secara perlahan kemudian menghembuskannya kasar. Sebagai pemimpin dia merasa geram karena warganya mendapatkan ketidakadilan seperti itu. "Ibu Niken ini siapa? Kenapa acara yang diperuntukkan untuk beliau harus ibu Suci yang membayar semuanya? lagi pun Kenapa ada ibu Niken di sini sementara tidak ada laporan ke saya?"pertanyaan telat dari Pak RT membuat Ihsan menelan ludahnya berkali-kali dengan susah payah. Ia bingung harus menjawab apa pertanyaan dari Pak RT tersebut, pertanyaan yang tiba-tiba dan langsung menohok tersebut membuatnya bingung dan kehilangan kata-kata. Karena Ikhsan tidak kunjung menjawab pertanyaan dari rt tersebut, Suci pun angkat bicara "Wanita itu adalah istri Sri dari suami saya Pak RT, mereka menikah secara diam-diam dan menipu saya...! mereka mengaku sebagai saudara sepupu...!"kata Suci. "Apa maksud kamu Suci? jaga ucapanmu itu...! dasar wanita tak tahu diri, sudah mandul banyak omong pula...!" kata ibu Winarti lagi-lagi menghina suci tentang dirinya yang tak kunjung hamil dan langsung di Judge dengan kata mandul. Semua yang ada di sana geleng-geleng kepala habis pikir dengan ibu mertua suci tersebut. "Dari awal aku sudah bilang kalau Niken ini adalah keponakan jauhku, kenapa kamu malah curiga kalau dia itu adalah istri dari suamimu...! waras kamu?" lanjut Ibu Windarti lagi. "Bagaimana jika kalian menyaksikan video yang aku kirim ke nomor kalian semua, apakah saudara sepupu itu halal untuk ditiduri tanpa ikatan pernikahan?"serentak handphone milik semua orang yang ada di sana berbunyi, dan itu mengalihkan perhatian mereka semua. Notifikasi sebuah video masuk ke semua nomor orang-orang yang ada di sana, tak mau menunggu lebih lama lagi, semuanya pun langsung memutar video tersebut. Semua tercengang kaget karena isi dari video tersebut. Sementara Ihsan Ibu Windarti dan juga Niken merasa heran dengan apa yang terjadi. "Apa ini pak Ikhsan...?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD