Dipecat

1405 Words
Semua tercengang kaget karena isi dari video tersebut. Sementara Ihsan Ibu Windarti dan juga Niken merasa heran dengan apa yang terjadi. "Apa ini pak Ikhsan...?" kata Pak RT menatap tajam ke arah Ihsan. Sementara Suci hanya tersenyum miring melihat kebingungan suami serta gundiknya juga mertuanya. Sangat bodoh menurutnya jika seandainya mereka bertiga tidak bisa menduga video apa yang tengah mereka lihat. "Maksud Bapak apa ya?"tanya Ikhsan tergagap karena bingung dan tak tahu harus menjawab apa. "Katakan sejujurnya siapa wanita ini?"Tanya Pak RT sekali lagi. "Dia adalah...!"ucapan Ihsan terhenti dengan penuturan sang ibu. "Dia adalah Niken, istri kedua Ihsan Putra saya...! masalah Pak?"Jawab ibu Windarti. "Pantas ibu Suci di aniaya demikian rupa, rupanya untuk membela menantunya yang lain...!"kata salah seorang bapak-bapak yang ada di sana. "Wanita mandul ini merasa iri saja dengan madunya yang tengah hamil besar, itu makanya diam menghancurkan rencana syukuran 7 bulanan menanti saya ini...!"kata ibu Windarti lagi tanpa tahu malu. "Ibu sadar dengan tindakan anak Ibu ini? anak ibu beserta istri sirinya itu bisa dilaporkan ke polisi dan dijelaskan ke dalam penjara atas kasus perzinahan...!"kata pak RT yang membuat Ibu Windarti melongo tak percaya. "Pak RT itu bisa tahu bahasa saya nggak sih? mereka itu sudah menikah dan Niken ini adalah istrinya, mereka tidak zina dong...!"kata Ibu Windarti sekali lagi. "Pernikahan siri di negara kita tidak diakui Bu, dan jika ibu Suci mau melaporkan Pak Ihsan ke polisi, maka pak Ikhsan dan wanita ini akan mendekam di dalam penjara...!"penjelasan dari Pak RT membuat Ibu Windarti tersentak kaget. Ihsan yang memang sudah mengetahui pasal tersebut hanya bisa tertunduk malu dan lesu, ia tidak bisa lagi membela diri. "Satu lagi Bu, atas tindakan ibu kepada ibu Suci, Ibu Judika akan bisa dilaporkan dengan pasal penganiayaan...!"kata Pak RT kemudian yang berhasil membuat Ibu Windarti kicep dan tutup mulut. "Sekarang mau ibu Suci bagaimana? apa yang bisa saya dan warga bantu untuk sampeyan?"tanya Pak RT beralih kepada Suci. "Saya ingin mereka semua keluar dari rumah saya, ini adalah rumah peninggalan almarhum orang tua saya, dan itu berarti tak ada sedikitpun hak mereka untuk tinggal di sini...!"jawab Suci dengan cepat. "Ada yang lain Bu?"kata Pak RT lagi mempertanyakan keinginan Suci. "Satu lagi Pak, jika mereka Kekeuh tidak mau keluar dari rumah saya, maka saya akan membawa kasus ini ke kepolisian, biar para penegak hukum saja yang akan mengatasi mereka...!"kata Suci yang tak mau membiarkan mereka semua lebih lama tinggal di rumahnya. "Dek...! Mas mohon jangan seperti ini...! sebagai sesama perempuan tolong kasihani Niken, biarkan dia tinggal di sini, takkan kamu tega membiarkan seorang ibu hamil tinggal luntang-lantung di jalanan...!"kata Ikhsan menghiba mencoba meminta belas kasih kepada istrinya tersebut. "Maaf Mas, Aku tidak mau mempertaruhkan naik nyawaku dan keselamatanku sendiri hanya demi untuk mengasihani orang lain...! apalagi orang itu adalah benalu dalam Rumah tanggaku...!"Jawab Suci dengan mata berkaca-kaca penuh luka. "Apakah itu artinya aku masih boleh tinggal di sini Dek? kamu masih memberi kesempatan untuk kita melanjutkan rumah tangga kita yang sedang goyah ini?"tanya Ihsan menyalah artikan apa yang menjadi ucapan Suci tadi. "Maafkan aku Mas, sekali lagi maafkan aku, aku hanyalah wanita akhir zaman yang tak mampu berbagi suami, Aku bukan wanita sholehah di zaman Rasulullah yang bisa berbagi suami dengan wanita yang lain... aku tak sekuat itu...!"Jawab suci. "Pergilah dengan damai, Bawa Ibu serta gundikmu itu keluar dari rumahku secara baik-baik, atau aku akan memper rumit langkahmu keluar dari rumah ini...! Kamu paham kan apa yang ku maksud?"kata Suci. "Apakah itu artinya...?" tanya Ikhsan tertahan. "Ku usir suami dan mertuaku beserta gundiknya...!"kata Suci dengan lantang. Air mata suci akhirnya tak terbendung lagi, air mata itu mengenang sungai dengan sangat derasnya di pipi suci menandakan kelukaan hatinya yang sangat dalam. "Pergilah b*******, jangan membuatku berubah pikiran dan melaporkanmu ke polisi...!"kata Suci sekali lagi. "Keputusannya sudah jelas ya pak, silakan keluar dengan baik-baik dari rumah ibu Suci, bawa serta ibu anda dan juga istri kedua Anda ini seperti apa yang dikatakan oleh pemilik rumah ini...!"kata Pak RT dengan sangat tegas. Tanpa perlawanan ketiganya pun keluar dari rumah tersebut, ada rasa tidak rela di hati ketiganya karena keluar begitu saja dari rumah tersebut. Umpatan demi umpatan mengalir begitu saja di bibir ketiganya, kini mereka tak tahu harus ke mana karena tak ada uang sepeserpun yang mereka pegang. Sementara gaji Ihsan masih satu minggu lagi, Di tengah kekalutan yang mereka hadapi akhirnya Ihsan mengingat satu hal bahwa rumah kontrakan yang selama ini dihuni oleh Niken masih ada tenggang waktu 1 bulan penempatannya. Kemudian dia pun memutuskan untuk menuju ke rumah kontrakan tersebut dengan mengajak serta Ibu Windarti dan juga Niken. "Kenapa sih harus kembali ke rumah kontrakan ini lagi? kalau tahu begini lebih baik aku tinggal di sini saja dan tidak perlu capek-capek pindah ke rumah megah itu...!"gerutu Niken. "Sudahlah Dek terima saja dulu keadaannya seperti ini, nanti setelah aku gajian dan aku memiliki uang lebih banyak lagi, kita akan pindah ke rumah yang lebih besar...!"kata Ihsan mencoba menenangkan sang istri. "Jangan omdo, nanti tidak bisa menuruti Dan menepati aku pula yang dikatakan banyak menuntut...!"kata Niken dengan sewotdnya. "Mas janji, sudah jangan manyun lagi...! kasihan anak kita nanti ikutan sedih kalau ibunya juga sedih...!"kata Ihsan merayu lagi. **** Keesokan harinya Ihsan berangkat bekerja seperti biasanya, dengan percaya dirinya Dia menuju kantor tempat dia bekerja yang selama ini disembunyikan dari istrinya suci. Tak seperti biasanya, kali ini langkah Ihsan seolah diawasi banyak orang yang ada di sana, tapi ia bingung kesalahan apa yang telah diperbuatnya. "Waaaah...! ternyata liar juga ya kamu di ranjang? mana perempuannya sedang bunting lagi...! siapa itu San?"tanya salah satu teman Ihsan mendekat dan berbisik di telinganya. "Apa...? Apa yang kamu tanyakan itu? Permainan ranjang? Wanita bunting? jangan buat aku kebingungan dengan pertanyaanmu wan...!"tanya Ihsan dengan terbata-bata. "Apakah sikap Tak biasa yang mereka tunjukkan kepadaku adalah karena video yang dishare oleh Suci? Video tentangku dan juga Niken?" Batin Ikhsan bertanya-tanya dalam hatinya. Kemudian Wawan menunjukkan video dengan sengaja diputar menggunakan suara yang sangat keras. Suara lenguhan dan jeritan kenikmatan serta panasnya permainan ranjang membuat sebagian orang yang ada di sana pun berfokus ke arah keduanya. Ikhsan membelalak kaget melihat video dirinya bersama Niken terputar di hadapannya. "Apa ini wan? tolong hapus video itu...!"kata Ikhsan mencoba merebut handphone milik kawannya tersebut. "Oooh ya tidak bisa...! video ini lain dari yang lain, jika biasanya Aku melihat film blue dengan aktor orang luar atau bule, kini peran utamanya adalah kawanku sendiri..! bukankah itu sesuatu yang luar biasa?"kata Wawan menghindar dan mencoba berlari. "Lain kali aku akan meminta trik mu bagaimana bisa strong seperti itu...! tenang saja aku akan membayarnya, tidak gratis loh..!" kata Wawan dengan mengedipkan sebelah matanya kepada Ihsan yang tentu saja itu membuat Ihsan semakin geram. Gigi Ihsan menggerutuk saling beradu karena menahan geram atas sikap kawannya tersebut. belum selesai rasa jengkelnya terhadap kawannya, tiba-tiba saja dia dikagetkan dengan panggilan seseorang yang menyampaikan bahwa dia dipanggil oleh kepala bagian. "Kamu dipanggil pesan oleh pak Andi, kamu ditunggu di ruangannya sekarang...!"kata Sila kawan satu divisinya. "Hati-hati, sepertinya ini menyangkut video m***m milikmu yang menjadi trending topik hari ini...!"wanita itu memperingatkan. Dengan langkah lesu dan penuh dengan was-was, Ikhsan melangkahkan kakinya menuju ke ruangan yang dimaksudkan. Di sana sudah menunggu Pak Andi seperti yang dikatakan oleh Sila tadi. "Silahkan duduk pak Ikhsan...!"kata Pak Andi mempersilahkan Ihsan untuk duduk. "Bapak tahu kenapa saya panggil di sini?"Tanya Pak Andi tersebut. Ihsan pun menggeleng karena tak tahu kenapa dirinya dipanggil. kemudian dia pun bertanya. "Maaf Pak, Ada apa ya...?"Tanya Ihsan pada akhirnya. Tanpa basa-basi Pak Andi pun langsung menyatakan apa yang menjadi maksudnya. "Pertanyaan bapak akan terjawab jika Bapak membuka amplop ini...!"Pak Andi menyodorkan amplop berwarna coklat berbentuk persegi panjang ke arah Ihsan. Dengan penasaran yang tinggi, Ikhsan pun membuka amplop tersebut, dibacanya dengan seksama isi di dalamnya, Ihsan sok tak percaya dengan apa yang dibacanya. "Saya dipecat Pak? Kenapa? Apa kesalahan saya Pak?" Tanya Ikhsan tak percaya. "Saya hanya akan mengambil garis besar saja dari pertanyaan yang membuatmu bingung...!"jawaban Andi santai. Sementara Ihsan masih menyimak apa yang hendak disampaikan oleh atasannya tersebut. "Alasan utama pemecatanmu adalah karena kamu berani menyakiti pemilik asli perusahaan ini, bahkan orang tuamu berani menganiayanya di hadapanmu tanpa kamu membelanya sedikitpun...!"mendengar jawaban yang ambigu dari bosnya tersebut membuat Ihsan berkerut memutar otaknya dan mencoba mencari tahu maksud yang sebenarnya. "Apakah kamu itu masih belum paham?" tanya Pak Andi sekali lagi. Ihsan pun menggelengkan kepala karena memang dia tak mampu mencerna ucapan dari atasannya tersebut. "Suci Karina Maharani, adalah pemilik perusahaan tempat dirimu mengais rezeki selama ini...!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD