Bara melangkah menuju warung makan kecil di salah satu sudut kota untuk kesembilan kali sejak insiden yang menimpa Rain. Ia turun dari ojeg yang ia tumpangi lalu berjalan menyusuri gang sempit hingga tiba di tujuan. Tempat yang penuh dengan kenangan bersama Shanna saat masa putih abu-abunya.
Menjelang siang, dan warung tampak sepi. Suasana di sana masih sama seperti yang selalu ia rasakan dulu.
Ia berdiri di depan papan tulis yang kerap dipenuhi sticky notes dengan berbagai pesan. Ada beberapa foto juga yang disematkan di sana.
Namun … kertas pesannya yang ia tempel semalam tak lagi ada.
‘Pasti Shanna!’ batinnya.
Bara memilih meja di sudut ruang, tempat yang dulu selalu mereka duduki, di kursi yang menghadap pintu masuk. Untuk sekali lagi, ia memastikan aplikasi tracking dan penyadap
