BAB 13

1008 Words
Kak Shyn berjalan menuju lift pegawai yang berbeda dengan lift trainee yang Aura naiki, ini kali pertama Aura menaiki lift khusus ini. Jantung Aura berdegup dengan kencang, lift ini jelas lebih nyaman daripada lift biasa yang ia naiki sebelumnya. "Baru ini 'kan naik lift khusus," ucap kak Shyn seakan menggodaku. "Iya lah kak, mana ada anak baru bisa naik ini selain yang punya jabatan tinggi," ucap Aura rendah diri. "Bisa, ada caranya. Kamu mau tahu?" tanya kak Shyn mencoba untuk memancing rasa penasaran Aura. "Apa kak memangnya?" tanyaku penasaran. "Ada dua cara, cara pertama kamu harus dapet kontrak yang memang bagus alias cuma yang berbakat dan beruntung yang bisa. Lalu, cara kedua ...," ucap kak Shyb terhenti membuatku makin penasaran. "Apa Kak?" tanya Aura menatap kak Shyn dengan serius. "Jadi istri CEO," ucap kak Shyn diakhiri kekahan kecil. Kak Shyn ini benar - benar, Aura merasa agak kesal sebenarnya ketika di goda oleh kak Shyn. Sedangkan kak Shyn malah tertawa sambil menutup mulutnya, ia terlihat senang setelah berhasil menjahilu Aura. "Yakali kak sangat mustahil," saut Aura yang kemudian malah ikut terkekeh. Kak Shyn menatap Aura lalu menaikkan kedua bahunya, "gak ada yang mustahil semua bisa terjadi, walau tidak mungkin sekali 'pun," ucap kak Shyn membuat Aura malah menahan tawanya. "Ada-ada aja kak, ini sama aja intinya harus dapetin kontrak bagus. Harus kerja keras," ucap Aura, ia bahkan tersadar karena jawabannya sendiri. Aura di bawa menuju kenyataan oleh jawabannya, tujuan Aura harus berhasil. Lulus masuk agensi ini adalah awal, kontrak sebenarnya yang akan menentukan kualitas Aura adalah setelah penilaian lanjutan. "Benar dan Kakak akan buat kamu naik ke lift itu," ujar kak Shyn terdengar bersungguh-sungguh. Kak Shyn tersenyum, lalu mengambil kunci mobil dari satpam yang menjaga di meja penerima tamu. Aura masuk disusul oleh kak Shyn yang mengambil alih kemudi. Ia meletakkan tasnya lebih dulu di belakang sebelum memakai sabuk pengaman. "Kamu harus percaya diri, kita akan kenalan sama salah satu direktur pelaksana alias sutradara yang akan kerjasama dengan perusahaan kita minggu depan," ucap kak Shyn menjelaskan, mendengar itu Aura semakin gugup. Ada sebagian dari diri Aura yang merasa ragu, apakah ia benar - benar bisa menunjukkan semua yang Aura sudah persiapkan. Aura benar - benar takut, ia tidak ingin mengalah tentu saja. Satu - satunya yang Aura inginkan adalah keberhasilan, tidak ada selain itu. Sepanjang perjalanan, banyak yang kak Shyn katakan untuk Aura pahami dan beberapa nasihat yang mungkin saja bisa membantu. Jalan sangat ramai sore ini, apalagi ditambah bersamaan dengan jam pulang kerja sehingga kendaraan mulai padat. "Makan dulu kali ya," ucap kak Shyn namun lebih terdengar seperti gumaman. "Apa gak telat Kak?" tanya Aura memastikan, ia takut jika telat datang karena ini juga pertama kalinya bagi Aura. "Enggak, janjiannya jam 7 malam sebenarnya. Karena sudah pasti macet makanya aku minta kamu turun jam 4," ujar kak Shyn membuat lega Aura karena mereka tidak perlu memikirkan apakah mereka akan telat. "Kamu mau makan apa?" tanya kak Shyn, ia melirik Aura yang ada di sebelahnya "Memangnya boleh milih kak?" tanya Aura, ia tidak tahu apa - apa di sini. Syukurlah kak Shyn seakan tidak lelah dan terus memberi tahu Aura, ia merasa kak Shyn benar - benar bisa di andalkan di sini. "Selagi sesuai dengan aturan kantor ya oke aja," saut kak Shyn. "Ada restoran ayam panggang yang enak dekat sini, setelah simpang ini di sebelah kiri ini kok. Jadi gak perlu muter," ucap Aura memberikan penjelasan, ia teringat dengan salah satu restoran yang menurutnya semua makanan di sana tidak mengecewakan. "Boleh," ucap kak Shyn lalu membawa mobilnya melaju menuju lokasi yang dijelaskan oleh Aura tadi. Sebenarnya jarak mereka menuju restoran tidak terlalu jauh, namun karena lalu lintas yang padat merayap membuat waktu yang terbuang lebih banyak. Kak Shyn membelokkan mobilnya setelah hampir 50 menit berkendara, harusnya jika tidak macet dalam 15 menit nereka sudah sampai di restoran. "Ini bener restorannya?" tanya kak Shyn sesaat setelah ia mematikan mesin mobilnya, mata kak Shyn juga menatap Aura yang masih canggung di sebelahnya. Aura mengangguk pelan, "iya kak, di sini." Kak Shyn mengangguk lalu melepaskan sabuk pengamannya, Aura juga melepaskan sabuk pengamannya. Kak Shyn mengambil tas yang ada di sampingnya, lalu keluar lebih dulu dan di susul oleh Aura. "Ayo masuk," ajak kak Shyn setelah kami keluar dari mobil. Kami masuk bersama mencari tempat yang kosong, mungkin karena jam pulang kerja jadi banyak orang yang singgah. Aura baru mengenal kak Shyn, namun karena sifat ramah kak Shyn membuatnya nyaman dan cepat akrab. Awalnya ia mengira managernya adalah orang yang dingin atau galak sama seperti yang ia lihat di drama korea kesukaanya. Namun, setelah bertemu langsung Aura dapat menepis jauh pikirannya. Makanan disajikan beberapa saat kemudian, membuat kak Shyn dan Aura menikmati makanan mereka. "Gimana kak?" tanyaku. "Ini lumayan enak, aku baru tahu kalo di dekat kantor ada restoran ayam panggang yang enak." Aura tersenyum bangga mendengar kak Shyn suka dengan pilihan restorannya. Mereka melanjutkan makan malam mereka yang disambung dengan beberapa pertanyaan pribadi yang dilontarkan kak Shyn. "Jadi kamu kerja part time gitu sambil main di teater?" "Iya, sebenernya ada 2 tempat part time, tapi akhirnya cuma ngelanjut di 1 tempat cofeshop gitu." "Kenapa memangnya kalo boleh tahu?" tanya kak Shyn berhati-hati karena takut jika saja Aura tersinggung. "Karena kemarin lagi banyak di teater dan fokus audisi, jadi cuma di satu cofeshop itu juga untungnya punya seorang temen jadi saat harus audisi mendadak bisa izin." "Keren kamu, banyak pengalaman. Oh iya, kamu udah tahu kalo gaji pertama masuk minggu depan?" "Beneran kak?" "Iya, perusahan biasa membayar dimuka. Jadi kayak bonus udah lolos audisi," jelas kak Shyn yang tentu saja membuat Aura senang. Mendengar masalah gaji membuatnya kembali tersadar karena harus segera melunasi hutangnya. "Kamu udah selesai?" tanya kak Shyn setelah kami berhenti makan cukup lama. "Kenyang banget kak," ucap Aura menjelaskan karena memang perutnya terasa penuh sekarang. "Bagus, ayo kita lanjut." Aura mengangguk setuju lalu berjalan ke luar resto. Namun lebih dulu ke kasir, kak Shyn mengeluarkan kartu perusahaan menolak uang dariku untuk membayar makanan. "Kamu adalah investasi perusahaan, jadi ini adalah fasilitas yang bisa perusahaan beri untuk mendukung kamu."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD