BAB 14

1037 Words
Kak Shyn berjalan lebih dulu memasuki set lokasi syuting sebuah film diikuti oleh Aura dari belakangnya, mereka berusaha tidak membuat keributan karena harus tenang mengingat suara sangat berpengaruh dalam sebuah film ataupun drama. Apalagi untuk proses rekaman sepanjang ini, tentu saja harus menjadi lebih berhati-hati. Kak Shyn mengambil kursi di samping direktur pelaksana mengajak Aura untuk duduk di kursi kosong yang berada disampingnya. Tentu saja Aura langsung mengikuti perintahnya tanpa banyak tanya. Aku melihat akting para pemain yang terlihat serius, dalam benak Aura besar keinginan untuk menjadi seperti mereka. Membuat kenangan melalui film. "Cut!!!" Teriakan direktur pelaksana membuat semua orang terkejut, namun tentu saja wajah girang dari semua orang termasuk para pemeran dan staf memenuhi lokasi syuting. Perjuangan mereka syuting hampir 4 bulan terbayar sudah, mereka semua telah berhasil melewati semuanya membuat pemain dan staf saling berpelukan. "Selamat ya direktur Adit," ucap kak Shyn yang juga ikut berdiri dari duduknya membuat Aura tentu saja mengikuti setiap langkah kak Shyn. Aura ikut tersenyum kecil, ia masih tidak percaya jika memiliki kesempatan untuk melihat secara lamgsung proses syuting. Biasanya saat di teater mereka latihan bersama, tapi di sini mereka latihan dalam waktu yang singkat lalu berkerja sama dengan banyak orang. Menurut Aura, susah untuk menyatukan semua kepala agar mendapatkan hasil yang baik. Tapi di sini, ia melihat secara langsung jika semua akan berjalan lebih mudah jika semua staff dan juga semua pemain berkerja sama dengan baik dan mengkomunikasikan semuanya sehingga hasil yang di dapat juga akan baik. "Siapa ini?" tanya direktur tersebut setelah melihat sosok Aura yang tersembunyi dibalik punggung beberapa staf. "Iya, masih trainee tapi lumayan banyak pengalaman. Main di musical juga," ucap kak Shyn menjelaskan mengenai Aura namun memang terdengar seperti mempromosikan. Aura mengangguk dan memperlebar senyumnya, Aura benar - benar gugup saat ini hingga ia takut jika membuat kesalahan dalam tindakannya. Untung saja kak Shyn segera menyadari kegugupan Aura, sehingga ia langsung memperbaikinya. "Kamu gak promosi buat drama kita yang temanya musical 'kan?" ucap Adit yang disambut tawa oleh kak Shyn. "Enggak kok," balas kak Shyn menjelaskan lalu ikut tertawa. Tadi Aura sempat di ceritakan, jika drama sutradara Adit sebelum ini memiliki tema musikal. Aura yang mendengar itu ikut antusias, bahkan kak Shyn mengatakan kepada Aura untuk menonton drama itu nanti jika sudah keluar jadwal tayangnya. "Tapi kalo bagus boleh," ucap Adit yang terdengar seperti candaan membuat kak Shyn dan Aura sedikit merasa bersalah. Kak Shyn memintaku menunggunya, sedangkan ia tengah memeriksa beberapa pekerjaanya disini. Aura cukup kagum dengan managernya itu, ternyata dibalik sikapnya yang ramah dan sabar ia juga memiliki banyak pekerjaan yang menuntutnya untuk bersikap profesional. Terlihat sekali saat ia mereka mengobrol bersama direktur Adit yang ternyata pacar dari kak Shyn. "Kak, hebat banget syutingnya." "Wah kok kamu bisa di sini?" Aura memalingkan wajahnya saat melihat sosok yang ia kenal, ia melihat Kina tengah berbicara dengan Bella pemeran utama film ini. Entah bagaimana mereka kenal, namun Aura dapat melihat jika mereka cukup akrab. Tanpa sengaja pandangan mata Aura terhenti bersamaan pandangan Kina yang juga menatapnya, baru saja Aura hendak mengangkat tangannya untuk menyapa Kina namun ia melihat Kina yang seperti tidak melihatnya padahal sebenarnya Aura yakin jika Kina sudah melihatnya tadi. "Masa gak kelihatan," gumam Aura. Aura tetap diam ditempatnya, ia mengikuti ucapan kak Shyn. Lagian, jika ia mendekati Kina ia akan merasa canggung dan tidak nyaman karena tidak mengenal Bella. Aura memutuskan untuk tetap di tempatnya, tidak jadi mendekati Kina. Sejenak Aura merasa sedikit iri, Kina bisa kenal dengan Bella pemeran utama drama ini. Sedangkan Aura tidak memiliki kenalan, tapi Aura kembali sadar setidaknya ia harus bersyukur karena Aura sendiri tidak terlalu mengharapkan pertemanan, ia hanya berharap usahanya bisa berhasil agar tidak ada yang kecewa karenanya. Dari kejauhan, Aura melihat kak Shyn yang masih berkerja dengan keras. Pandangannya masih mengekori setiap langkah dari kak Shyn hingga beberapa saat kemudian, pandangannya terhenti. Aura melihat kak Shyn yang tengah menatapnya dan memberika tanda menyuruhnya mendekat. "Iya, Kak?" ucap Aura setelah mendekat. Kak Shyn memberitahu beberapa hal penting dalam produksi film seperti harus membangun hubungan kerja yang baik, karena pemain dan staff akan bekerja sama tidak hanya sehari atau dua hari, semua akan berkerjasama berbulan-bulan. Bahkan, ada yang tahunan jika memproduksi drama. Aura menatap lingkungan kerja yang baru ini ia lihat, biasanya jika di teater ia melihat semua sudah diatur dipanggung dan staf yang berkerja tidak sebanyak ini, namun kali ini ia banyak belajar. "Kalian juga datang," ucap kak Lucy yang merupakan manager Kina. Aura tersenyum memandang Kina, juga dibalas dengan senyuman. Berbeda dengan saat Aura melihat Kina dan Bella, kali ini Kina terlihat lebih ramah. "Kalian juga di sini," balas kak Shyn. "Mau deketin direktur Adit? Oh, mau pake jalur belakang buat next projek." Aura sedikit terkejut melihat nada bicara kak Lucy yang terlihat tidak ramah pada kak Shyn, bahkan setelah mendengar beberapa percakapan mereka Aura bisa menyimpulkan jika kak Lucy menganggap kak Shyn adalah saingannya. Terlihat jelas, ketidaksukaannya. "Sudahlah, ayo kita pulang." Kak Shyn berjalan lebih dulu meninggalkan Aura yang terdiam beberapa saat, lalu ia berpamitan pada Kina dan kak Lucy mengikuti kak Shyn yang sudah semakin menjauh. "Kamu lihat 'kan tadi, bener-bener si Lucy. Pokoknya kakak mau kamu bener-bener berusaha, biar mereka gak bisa ngerendahin kita lagi." Kak Shyn menarik napasnya kasar, ia menyalakan mobilnya meninggalkan set lokasi syuting, Aura dapat melihat kak Shyn yang terlihat kesal. "Iya Kak," ucap Aura juga optimis. Sekarang, bebannya bukan hanya berkerja untuk membayar hutang. Tapi, berkerja untuk membuktikan jika dirinya memang pantas berada di titik ini. "Besok kamu ada pemotretan, datang jam 10 ya." "Iya, Kak." "Terus gimana sama persiapan penilaian mingguan?" "Aku udah latihan terus Kak, besok aku kasih tiketnya kek Kakak. Kira-kira berapa tiket Kak?" Aura menanyakan kembali, tidak mungkin penilai hanya satu orang. Apalagi ini penilaian mingguan pertama dan kontrakku juga bukan kontrak trainee baru. "Siapkan 5 tiket." "Iya Kak, besok aku bawa ke lokasi pemotretan. Kak, turunin aku di cafe depan, nanti malam ada latihan di teater." "Kenapa gak pulang dulu? Kamu gak bisa membuat diri sendiri kerja rodi," ucap kak Shyn mengingatkan. "Enggak Kak, aku mampir bentar di sana. Nanti langsung ke teater, nunggu teman juga." "Oke kalau begitu," ucap kak Shyn lalu menghentikan mobilnya. Aura berpamitan sebelum keluar dari mobil, ia melambaikan tangannya dan melihat mobil kak Shyn yang menjauh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD