Semalam Aura tidak bisa tidur dengan nyenyak, banyak pikirannya bercabang. Kepalanya terasa pusing karena memikirkan berbagai hal, sampai - sampai Aura yang sudah lama berhenti mengkonsumsi obat tidur untuk pertama kali dari sekian lama akhirnya Aura memakan obat tidur lagi demi kenyamanannya sendiri. Berkat obat tidur itu, Aura akhirnya bisa tidur nyenyak tanpa terbangun semalam.
Langit terlihat cerah sedari matahari mulai naik, Aura baru selesai bersiap - siap dengan make up sederhana dan baju kemeja yang ia gulung setengah lengan, Aura juga memakai jeans ia sengaja memakai pakaian simpel seperti ini karena nantinya di agensi ia akan mengganti pakaian dan dandanannya dengan pakaian yang sudah di siapkan oleh kak Shyn nanti.
Sebelum keluar dari kamar Aura mematut dirinya di depan cermin, ia merasa puas dengan dandanan sederhananya. "Ah, topi!", Aura memang berencana untuk memakai topi.
Langkah kaki Aura bergerak mendekat ke lemari, ia membuka lemari kamarnya dan menarik penarik laci di lemari bagian bawahnya itu. Kemudian Aura melihat ada beberapa topi di lemarinya, Aura langsung mengambil topi hitam dari dalam itu kemudian menutup kembali lemarinya. Sejenak Aura melihat pergelangan tangannya, Aura masih memiliki waktu 2 jam lagi sebelum berangkat ke agensi.
Memang Aura bersiap lebih cepat hari ini, ia terlalu gugup memikirkan penilaiannya nanti. Ia kemudian berjalan keluar dari kamarnya, langkah kaki Aura menuju dapur. Tadi setelah mandi Aura memesan bubur ayam melalui aplikasi pesan antar online, rencananya ia akan makan bubur ayam untuk sarapan.
Setelah meltakkan tasnya di sofa ruang tamu, Aura melanjutkan langkah kakinya menuju dapur. Aura mengambil mangkuk dan gelas, lalu mengambil buku catatan kecil dan pena. Tangan Aura membuka bungkus bubur ayam dan memindahkannya ke dalam mangkuk, lalu menambahkan kuah ke dalam bubur ayamnya.
Aura duduk lalu meminum air putih, tenggorokannya terasa agak kering. Sambil duduk Aura mengambil sendokkan pertama bubur ayamnya, tangan Aura membuka pena kemudian menulis sesuatu di buku catatan.
Hal yang harus aku lakuin :
1. Mencuci pakaian
2. Membersihkan rumah
3. Belanja isi kulkas
4. BAHAGIA :)
Aura kemudian merobek catatan itu, kemudian Aura menyendokkan lagi bubur ayam ke dalam mulutnya. Aura menepuk keningnya ketika hampir saja melupakan sesuatu, ia kemudian mengambil kembali penanya.
Edelwish cafe jam 7 malam.
Tidak lucu sama sekali jika ternyata Aura yang mengajak untuk makan malam dan malam Aura sendiri yang lupa dengan rencana makan malamnya itu, untung saja ia mengingatnya. Kemudian Aura merobek kembali catatan itu, ia membawa kedua catatannya menuju kulkas lalu menempelkan catatannya itu dengan magnet kulkas.
"Kalau gini gak bakal lupa," gumam Aura, ia tersenyum puas.
Sudah menjadi kebiasaan Aura memang menempelkan catatan di pintu kulkas, alasannya karena pasti akan ke dapur dan pasti akan membuka kulkas sehingga jika menempelkan catatan di sana nanti pasti akan terlihat.
Aura kembali duduk lalu segera menghabisi bubur ayamnya yang perlahan mulai mendingin, perut Aurra terasa sangat kenyang. Selesai makan, ia mencuci langsung mangkuk makannya dan membuang sampah ke dalam kotak sampah dapur, sepertinya Aura memang harus membersihkan rumah setelah ini.
"Dari mana dulu ya," ucap Aura sambil memandang ke sekeliling rumah.
Aura berjalan ke sudut ruangan mengambil sapu lalu mulai menyapu di dapur terlebih dahulu, sambil menyapu Aura juga sambil merapikan setiap sudut dapur. Sebenarnya rumah Aura tidak sekotor itu, hanya saja karena sudah beberapa hari Aura belum membersihkan secara menyeluruh sehingga Aura harus memeriksa setiap sudut.
"Ah hampir lupa," gumam Aura mengeluarkan beberapa sayuran yang terlihat mulai menjadi layu, Aura berniat untuk memasaknya nanti karena sayang jika tidak termasak dan malah harus terbuang sia - sia.
Tangan Aura meraih beberapa kotak berisi sayur lalu meletakkannya di atas meja, lalu melanjutkan kegiatannya membersihkan dapur. Tidak butuh waktu lama, Aura sudah selesai dengan pekerjaannya di dapur. Sekarang Aura dengan membawa sapu berjalan menuju ruang tengah, mata Aura memandang ke sekeliling.
Entah kapan jelasnya terakhir kali Aura membersihkan rumahnya, karena ia tidak memiliki banyak waktu luang sedangkan Aura sendiri jika ia sudah membersihkan rumah Aura biasanya langsung membersihkan semuanya karena jika mengerjakannya setengah - setengah Aura mungkin akan malas nantinya.
"Lumayan," gumam Aura melihat betapa berantakannya ruang tengah, Aura merapikan kembali bantal yang ada di atas sofa sambil membersihkan meja dengan lap kecil yang ia bawa di sebelah tangannya.
Aura mulai membersihkan ruang tengah, sambil terus mengumamkan lagu yang ia putar sejak tadi dari pemutar musik di ponselnya untuk menghilangkan rasa sepi di rumahnya ini.
Ponsel Aura berdering, ia melihat layar ponselnya nama kak Shyn tertulis di sana. Aura tersenyum kemudian mengangkat panggilan itu dengan cepat, sepertinya kak Shyn mengkhawatirkannya.
"Halo kak," sapa Aura setelah mengangkat telepon dari kak Shyn, Aura duduk sambil sebelah tangannya memegang ponselnya.
"Udah bangun? Jam berapa berangkat?" tanya kak Shyn dari balik telepon.
Aura melirik jam di pergelangan tangannya, ia masih memiliki dua setengah jam lagi sebenarnya. "Aku bentar lagi siap - siap kak terus berangkat kok kak, paling 1 jam lagi."
Kak Shyn bernapas lega, "kamu tunggu aja nanti aku jemput di rumah, kamu pergi bareng aku aja."
Aura merasa tidak enak mendengarnya, "gak perlu kak, aku naik bus aja gak apa - apa."
Kak Shyn dengan tegas menolak, "enggak perlu sekalian dan juga biar cepat, ya sudah aku mungkin akan sampai 45 menit lagi."
Aura mengangguk meski tidak terlihat, "oke kak kalo gitu," ucap Aura malah ia sangat berterima kasih jika kak Shyn dengan ikhlas menghampirinya
"Oke see yaa," ucap kak Shyn lalu panggilan itu berakhir.
Setelah mendapatkan panggilan dari kak Shyn Aura segera menyelesaikan mengelap meja lalu kembali meletakkan perlengkapan bersih - bersihnya di dapur lalu kemudian memasukkan kembali sayuran yang ia masak, sepertinya nanti sore Aura baru bisa memasak.
Aura mencuci tangannya sebelum meletakkan kembali sayuran ke dalam kulkas, ia kemudian teringat dengan gelang yang ia juga beli untuk kak Shyn. Gelang yang mirip dengan miliknya, selain membelikan gelang untuk Agry dan Ken, memang Aura membeli gelang untuk dirinya, kak Shyn serta gelang pasangan untuk Winda dan Dean yang akan ia beri nanti. Aura mengambil kartu ucapan dari dalam tasnya dan pulpen bersiap menuliskan sesuatu.
Gelang yang cantik untuk orang yang cantik, terima kasih kak Shyn untuk semua bantuannya :)
Kemudian Aura berjalan ke kamarnya, mengambil paper bag dan juga kotak gelang dari dalam paper bag itu. Aura kemudian memasukkan kartu ucapan itu ke dalam kotak gelang itu, lalu menutupnya kembali dan mengikatkan pita kemudian memasukkannya kembali ke dalam paper bag.