BAB 47

1086 Words
Aura melirik jam di pergelangan tangannya, menurut feeling Aura sepertinya kak Shyn akan sampai tidak lama lagi. Aura menatap kembali paper bag yang ada di atas meja, benar saja selang beberapa detik kemudian terdengar suara klakson mobil di depan rumah Aura, dengan langkah cepat Aura mengintip dari jendela rumahnya dan benar dugaannya jika kak Shyn sudah sampai di depan. Melihat itu, Aura segera mengambil paper bag yang berada di atas meja dan juga tasnya. Lalu Aura melangkahkan kakinya ke depan setelah sebelumnya memakai sepatu flatnya, Aura mengunci pintu kemudian langsung menyusul kak Shyn yang menunggu dari balik mobilnya. Aura menarik pintu mobil lalu masuk ke dalam, ia menatap kak Shyn yang juga tengah memperhatikannya. "Pagi kak," ucap Aura menyapa kak Shyn. "Pagi, gimana istirahat kamu?" tanya kak Shyn menatap dalam mata Aura, tanpa lama berpikir Aura menganggukkan kepalanya. "Baguslah kalau begitu, sudah siap 'kan buat penilaian hari ini?" tanya kak Shyn lembut, ia tidak terlihat sedang meragukan. Melihat pandangan kak Shyn saja membuat Aura mengerti jika ia tidak ingin membuat Aura gugup, padahal tentu saja kak Shyn sebagai manager yang selama ini bertanggung jawab dengan jadwalnya pasti lebih gugup. Hanya saja kak Shyn tidak ingin menunjukkan kegugupan yang ia rasakan kepada Aura, karena jika ia menunjukkan sedikit saja kegugupannya bagaimana Aura bisa bersikap nyaman, sudah pasti nanti Aura akan lebih gugup daripadanya. "Siap dong, lagian aku harus maju 'kan. Tenang aja kak aku akan berusaha sebaik mungkin," ucap Aura terlihat percaya diri, kak Shyn tersenyum senang mendengarnya. "Ya baiklah, sekarang pakailah sabuk pengaman kamu. Kita akan ke agensi sekarang," ucap kak Shyn yang kemudian memutar kunci mobilnya dan menghidupkan mesinnya. Aura segera memakai sabuk pengamannya, "udah kak," ucap Aura, kak Shyn mengangguk kecil baru kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mata Aura memandang suasana jalan hari ini, seperti biasa jalanan terlihat agak ramai pagi ini. Meski begitu, ramainya jalan tentu saja sudah berkurang daripada keramaian jalan saat pagi hari. Aura meremas tangannya, ia gugup sebenarnya bahkan sangat gugup hanya saja ia tidak bisa memberitahukannya pada kak Shyn. Padahal sudah banyak video - video yang Aura tonton untuk mengetahui bagaimana untuk tidak perlu terlalu gugup, namun semua langkah yang di sarankan oleh video - video itu seakan tidak berkerja pada Aura. "Apa kamu sudah sarapan?" tanya kak Shyn, ia memandangi Aura yang sedari tadi melihat jalanan seakan ada pemandangan yang menarik di sana sampai - sampai Aura sendiri tidak mengalihkan pandangannya jika bukan karena kak Shyn yang tiba - tiba bertanya. Aura menganggukkan kepalanya, "sudah kak, apa kakak mau sarapan dulu? Gak apa - apa kalau mau mampir dulu di tempat makan," ucap Aura, lagian ia malah tidak enak sudah di beri tumpangan malah bersikap seenaknya. Kak Shyn gantian menggelengkan kepalanya, "enggak, kirain kamu belum aku sih udah sarapan tadi." Mata Aura memandang paper bag di tangannya, ia kemudian menatap kak Shyn yang terlihat santai. "Kak," panggil Aura. Kak Shyn mengalihkan sejenak pandangannya dan mengangguk, kemudian kembali menatap lurus ke depan karena bagaimana 'pun ia sedang menyetir mobil sehingga harus tetap fokus. "Ada apa?" tanya kak Shyn tanpa memandang Aura, ia harus berkonsentrasi dengan jalanan karena sedang berada di tengah kemacetan. Padahal mereka berangkat jam 9 pagi 1 jam lebih cepat daripada waktu di jadwal, tetapi jalanan masih sangat macet. Entah apa yang terjadi, apakah karena lebih banyak kendaraan atau malah karena jalanan lebih sempit tidak sesuai dengan banyaknya kendaraan sehingga menyebabkan kemacetan. "Aku mau kasih ini buat kakak," ucap Aura lalu mengangkat sebentar paper bag yang ia letakkan di sebelahnya. "Apa itu?" tanya kak Shyn bingung. Aura tersenyum, "hadiah kecil," ucap Aura dengan ramah, kak Shyn menarik sudut bibirnya. "Buat apa repot - repot, dalam rangka apa emang?" tanya kak Shyn yang terlihat bingung karena menurutnya ia sedang tidak di dalam momen yang mengharuskannya untuk menerima hadiah. Aura tidak menghilangkan senyum dari wajahnya, " ya tidak apa - apa, mohon di terima ya pokoknya. Maaf kalau gak mahal hehehe...," ucap Aura dengan kekehan kecil yang keluar dari mulutnya. "Baiklah aku terima tapi terima kasih banyak ya," ucap kak Shyn dengan tulus, Aura menjawabnya dengan anggukan dan senyuman yang tulus. Tidak berapa lama kemudian setelah sekian lama kak Shyn terjebak dalam kemacetan sampai - sampai harus melewati jalan pentasan yang sempit dan melewati pemukiman warga. Kak Shyn mematikan mesin mobilnya, Aura melepaskan sabuk pengamannya lalu mengambil tasnya. "Kamu ke atas duluan aja ya, aku harus ketemu sama atasan sebentar. Nanti kamu cuci muka dulu," ucap kak Shyn tegas, memang kak Shyn baik dan ramah namu ia juga termasuk sosok yang tegas apa lagi jika sudah menyangkut dengan hubungan pekerjaan. "Oke aku atas ya kak," ucap Aura meminta izin untuk masuk lebih dulu, kak Shyn menganggukkan kepalanya lalu kemudian Aura keluar dari dalam mobil. Langkah kaki Aura berjalan dengan sangat ringan, kemudian ia masuk ke area tunggu lift. Beberapa saat kemudian lift terbuka, susana di dalam lift sepi karena itu Aura langsung masuk ke dalamnya. Pintu lift tertutup lalu membawa Aura ke lantai atas dalam sekejap, saat pintu lift kembali terbuka Aura langsung berjalan keluar. Aura mengikuti perintah kak Shyn untuk menunggu di ruang latihan dan mencuci wajahnya, Aura kemudian membuka pintu ruang latihan lalu masuk ke dalam. Untuk beberapa saat Aura masuk sambil menarik dalam napasnya, ia melangkahkan kakinya kemudian menuju loker yang ada di sudut ruangan. Saat Aura ingin meletakkan tasnya di atas meja, mata Aura menatap suatu kotak ada di atas meja sejenak ia bingung karena kemarin tidak ada apa - apa di mejanya, jika 'pun ada paket untuknya pasti ada pemberitahuan sebelumnya. Aura memegang kotak itu, tidak ada tulisan apapun di atas kotak kemudian Aura membuka kotak itu. Aura sengaja karena ingin tahu siapa pengirimnya, kalau - kalau saja ternyata orang itu salah memberikan. "Apa ini?" ucap Aura bingung setelah melihat isi kotak yang sudah terbuka. Tangan Aura mengambil sebuah kertas kecil yang tertempel di balik penutup kotak itu, mata Aura membaca apa isi dari tulisan yang tertulis di catatan kecil itu. Aura semangat untuk hari ini, kamu bisa makan atau minum ini jika sedang gugup. Tentu saja Aura bingung melihat kotak yang isinya adalah makanan dan minuman itu, tidak ada nama pengirim tapi melihat dari isi kotak itu Aura tiba - tiba terpikirkan Agry. Sepertinya kotak snack itu berasal dari Agry, mungkin juga karena ia tidak enak sudah menerima hadiah kecil dari Aura kemarin. Karena, sejak saat itu Agry terus mengatakan akan memberikan Aura hadiah juga dan meminta Aura tidak menerimanya. Aura tersenyum kecil, "terima kasih Agry," gumam Aura di dalam hatinya, entah mengapa Aura malah tersenyum kecil jika mengingat pemberian Agry ini.

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD