BAB 45

1004 Words
Tubuh Agry terasa penat, ia membuka kunci apartementnya. Ia ingin segera beristirahat setelah pekerjaan yang menumpuk selama beberapa hari ini, apa lagi minggu depan Agry harus pergi ke luar kota untuk pekerjaan penting lainnya. Rasanya, ia ingin mengambil cuti selama beberapa saat agar bisa beristirahat, namun sayang sepertinya ia belum menemukan waktu yang tepat untuk cutinya itu sehingga ia masih menahannya untuk beberapa waktu. Tangan Agry meletakkan tas kerjanya di sofa, Agry merenggangkan dasi yang ada di lehernya. Untuk beberapa alasan Agry merasa sering kali tercekik, ia melepaskan dasinya lalu menggulung kemejanya hingga batas siku tangannya. Kemudian, Agry melangkahkan kakinya menuju kamar mandi ia ingin membasuh wajahnya dulu dan mandi beberapa saat lagi yang penting ia bisa membasuh wajahnya yang terlihat kusam itu. "Astaga!" ucap Agry terkejut, saat ia baru saja membuka pintu kamar mandi sebuah penampakan lelaki tinggi mengejutkannya. "Apaan sih gini aja kaget," ucap sosok laki - laki yang ternyata itu adalah Ken. Agry menarik napasnya dalam, "ya gimana gak kaget gelep - gelepan pake masker," ucap Agry kesal karena tingkah Ken yang hampir aja membuat Agry jantungan. Ken tertawa, "gini doang anggep aja latihan buat deg - degan lagian 'kan udah lama itu jantung gak deg - degan apa lagi cewe aja gak punya," ucap Ken yang sengaja mengolok - olok Agry. Agry menahan kekesalannya dengan menghembuskan napas berat, "mending keluar sebelum aku ngunci kamu di sini," ucap Agry kesal, kesabarannya habis karena kelakuan adik semata wayangnya ini. Ken kemudian langsung bergeser dan keluar dari dalam kamar mandi, Agry menghidupkan lampu tengah yang kebetulan ada di dekat pintu kamar mandi. Ia menatap Ken yang berjalan ringan, padahal baru saja membuat ia merasa kesal. "Ada titipan dari Aura paper bag di atas meja," ucap Agry datar, ia keburu kesal sedangkan Ken segera meloncat duduk di sofa. "Dari kakak ipar?" ucap Ken bersemangat. Mendengar ucapan Ken selalu saja berhasil untuk membuat Agry kesal, memang Ken selalu saja membuat Agry kesal itu sebabnya Agry memutuskan untuk jarang melihat Ken secara langsung namun meski begitu tetap saja Agry adalah orang pertama yang akan maju dan pasang badan jika terjadi sesuatu kepada Ken. Hubungan Agry dan Ken memang berada di posisi love - hate relationship, tapi meski begitu Ken dan Agry saling peduli satu sama lain meskipun terkadang Ken dan Agry menggunakan cara yang berbeda untuk menunjukkan cara memberikan perhatian mereka masing - masing. Agry menarik napasnya dalam, "berhenti panggil dia kakak ipar, gak ada hubungan apa - apa antara aku dan Aura. Jangan bikin malu dong," ucap Agry kesal, sedangkan Ken ia malah tidak mendengar sepatah kata 'pun dari omelan Agry membuat Agry hanya bisa menarik napasnya. Agry melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar mandi dan menyelesaikan urusannya, berbeda dengan Ken yang menatap berbinar paper bag yang ada di atas meja. Ken langsung meraih paper bag itu dan mengeluarkan isinya, mata Ken agak terkejut melihat sebuah kertas yang terletak di atas paper bag kemudian Ken mengambil kertas itu dan membuka lipatannya. Terima kasih untuk cokelatnya yang datang di saat paling tepat, kalau ada waktu ayo makan malam bareng di Edelwish cafe, hari minggu jam 7 malam. Jangan terlalu dipikirkan, jika sibuk tidak apa - apa. Sampai ketemu nanti. -Aura Ken tersenyum senang, entah mengapa sejak pertemuan pertamanya dengan Aura membuatnya bersemangat. Apa lagi itu adalah kali pertama Agry membawa wanita bersamanya, sudah bertahun - tahun lalu Ken tidak pernah melihat kakaknya itu bersama dengan wanita selain urusan pekerjaan. Meskipun Agry mengatakan ia bersama dengan Aura juga bertemu untuk urusan pekerjaan tapi kali ini Ken melihat sesuatu yang berbeda, Ken sadar sekali itu. "Noted," gumam Ken setelah mengatur agenda di ponselnya, Ken ini tipe orang yang mudah pelupa jika tidak membuat jadwal. Untung saja syutingnya sudah berakhir, sehingga ia bisa pergi makan malam bersama dengan Aura. Ken juga berniat untuk menggoda Agry nanti, memamerkan saat ia dan Aura akan makan malam bersama. Lalu setelah itu Ken membuka pita yang ada di tengah kotak, sama seperti milik Agry saat membuka kotak mata Ken juga mendapati sebuah kartu ucapan di dalam kotak itu. Ken segera mengeluarkan kartu ucapan itu, matanya menatap senang dengan gelang yang ada di dalam kotak ia meletakkan kotak itu terlebih dahulu lalu membuka lipatan kartu ucapan yang ia temukan tadi. Selalu bahagia Ken, kebahagiaan tidak akan beranjak darimu. -Aura Ken tersenyum lebar membaca pesan dari kartu ucapan itu kemudian memakai gelang pemberian Aura di pergelangan tangannya, ia berencana akan memamerkannya pada Agry nanti. Beberapa saat kemudian Agry keluar dari kamar mandi dengan rambut yang terlihat basah, Ken tersenyum lebar sambil mengangkat tangannya tetapi Agry tidak merespon. "Sepertinya dia tidak melihat," ucap Ken dalam hatinya. Kemudian Ken masih menatap Agry membuat Agry yang sadar di tatap jadi menatapnya kembali, "apa?" ucap Agry datar. Ken tersenyum lebar, "liat nih," ucap Ken memamerkan gelang pemberian Aura. Sedangkan Agry ia terdiam selama beberapa saat, "ternyata ia juga membelikan Ken yang sama," ucap Agry dalam hatinya. Agry diam tanpa menjawab kemudian ia mengangkat tangan kirinya, "duh laper," ucap Agry sambil mengusap - usap perutnya, senyum di wajah Ken perlahan menghilang. "Dih," ucap Ken kesal kemudian ia berjalan masuk ke kamarnya membawa paper bag di sebelah tangannya. Agry mengambil langkah lalu masuk ke dalam kamar, ia kemudian duduk di pinggir ranjangnya setelah menghidupkan penyejuk ruangan membuat udara dingin mulai terasa di sekeliling ruangan. Agry membuka laci lemari yang ada di sebelah ranjangnya, ia mengeluarkan sebuah buku agenda lalu merogo bsaku kemejanya. Tangan Agry mengeluarkan kartu ucapan dan catatan kecil yang di berikan oleh Aura lalu ia tempelkan di sana, Agry juga mengambil pena dan mengambil post it yang terletak di laci meja itu lalu menuliskan sesuatu. Pertama kali Aura memberi hadiah gelang, sangat bagus. Sebenarnya, Agry memang menyimpan perasaan lain untuk Aura. Tetapi, Agry berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikannya. Aura merupakan sosok yang berbeda di mata Agry, setiap apapun yang di lakukan Aura benar - benar bisa membuat Agry penasaran. Agry ingin menjadi bagian dari Aura, namun ia tidak ingin terburu - buru juga. Agry ingin mendukung Aura mendapatkan karirnya, dan ia ingin menjadi bagian dari catatan perjuangan Aura.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD